Setelah sadar dengan apa yang dilakukannya, aku segera menelpon dia saat itu juga.
Tapi seperti sia-sia. Dia membiarkan hp nya berdering terus-terusan. Rasa deg-degan, cemas dan penasaran timbul di lubuk hatiku.
Aku terus menelponnya berkali-kali. Walau tidak di angkat sama sekali.
Setidaknya dia sadar, dan dia tahu aku berusaha untuk menghubunginya.
Hampir 20× aku menelponnya. Kemudian aku berhenti.
Aku menatap layar ponselku. Seluruh pesanku telah di bacanya. Aku sedikit lega, karena dia tahu aku selalu mengiriminya pesan.
Lalu aku mengetik pesan baru.
Terus menerus, walau tak kunjung mendapat balasan.
Rabu
22 Januari 2020
09:15Chenle
Aku tidak tahu apa alasanmu seperti ini. Tapi kuharap kau baik-baik saja.
Aku rindu.
Aku khawatir.
Aku ingin bertemu denganmu jisung-ah.
.
Aku hanya bisa tersenyum menatap pesanku yang tlah dibacanya.
1 Minggu Kemudian..
Sekarang awalnya dimulai. Aku telah tiba di Seoul, Korea Selatan tepatnya dua jam yang lalu. Aku sedang menatap kota dari kamar Apartemen tempatku berada. Disini aku akan menghabiskan masa kelas 2 ku seorang diri. Semakin lama aku menatap rumah-rumah dibawah sana, aku semakin ingin menangis. Entah kenapa aku langsung kepikiran tentang keluargaku. Aku tidak kuat, akhirnya pergi setelah menutup kembali gorden jendelanya.
Sebenarnya alasan terbesarku tidak ingin mengikuti program (pertukaran pelajar) ini adalah karena aku tidak mau menginjakkan kaki dikota ini lagi. Cukup masa SMP aku habiskan disini. Aku sudah terbiasa dengan kehidupan disini. Aku juga masih fasih dalam berbahasa kotanya . Tapi aku menyesal kenapa dari beribu-ribu kota didunia, program itu harus membawaku kesini.
Menyesali hal ini, entah kenapa aku jadi kepikiran lagi dengan dia. Dia yang dulu selalu menemaniku. Bahkan membuatku fasih berbahasa kota-nya. Aku merenung. Ingatan-ingatan ketika kami bersama dulu kembali berputar layaknya sinetron ber-episode didalam kepalaku. Namun aku berteriak ketika sekelebat ingatan waktu dia menyatakan cintanya padaku. Aku berusaha untuk menghentikan pikiran itu. Aku tidak sanggup untuk mengingatnya terlalu jauh.
Dering handphone menyadarkanku. Mataku langsung terarah pada meja belajar dikamar itu. Aku berdiri lemas, mengambil hpku lalu membaca kontak yang menghubungiku. Padahal bunyinya belum lama, tapi saat tanganku sudah mau menjawab panggilannya, panggilan itu malah diputus. Aku mendengus kecil.
Beliau mengirimiku pesan.
Kamis
30 Januari 2020
07:35MAMAH
Bagaimana sayang? Apakah kamu bangun telat pagi ini? Mamah hanya me-misscall tadi.. Sarapan yang sehat ya. Mamah dan papah selalu mendo'akanmu.
Semangaat Chenleeeee!!
Aku tersenyum kecil membacanya. Sedikitnya mood ku membaik.
(Tbc?)

KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Newyear
FanfictionCerita Awal Tahun Baru Kami. PARK JISUNG & ZHONG CHENLE *special edition welcome 2020*