Trouble

5.5K 623 256
                                    

"Takut sama saya?"

Gadis bernama lengkap Im Jessi itu hanya mampu menggigit bibir bawahnya, kemudian mengangguk pasrah, bak anak anjing. Ya jelas takut, orang first kiss-nya dicolong sama makhluk ini.

Jeno tergelak, hingga matanya melengkung seperti bulan sabit. "Kan saya udah bilang, nggak usah takut." Ucapnya, tangannya bergerak mengambil pisau dan sebuah apel, lalu mengupasnya.

"Lagian, saya kan nggak nyakitin kamu." lanjutnya. Kemudian bangkit berdiri dari kursi meja makan yang dia duduki tadi, Lalu meletakkan apel yang sudah ia kupas ke dalam sebuah mangkuk kecil.

Mata Jessi terbelalak ketika jeno mendekat ke arahnya, jantungnya kembali berdegup kencang, dan dia hanya mampu menundukkan kepalanya seraya memainkan jari-jarinya dengan resah. Takut kejadian tadi, terulang kembali.

Jeno meletakkan mangkuk kecil berisi apel tadi tepat dihadapan Jessi, membuat sang empu mendongakkan kepalanya, kemudian menatap mangkuk tersebut dan jeno secara bergantian, dengan ragu.

Jeno terkekeh pelan, kemudian berujar, "Kok nggak dimakan?"

Jessi terdiam, karena bingung hendak menjawab apa. Jika berani sih, dia akan menjawab, takut diracunin, gitu.

"Atau, perlu saya suapin?"

Satu pertanyaan lagi yang dilontarkan oleh Jeno sontak membuat Jessi terbelalak dan menggelengkan kepalanya dengan cepat, menolak tawaran Jeno. Melihat itu, jeno tertawa puas.

Dengan ragu, Jessi memakan apel yang telah di kupaskan sesosok makhluk yang kini tengah menatapnya dengan seksama. Sesekali, Jessi melirik Jeno yang terus menatapnya, seraya tersenyum manis. Bukannya baper, Jessi malah ketakutan.

Jeno menepuk kepala Jessi pelan, "Makan yang banyak, kamu kurus banget soalnya." Ucapnya. Tentu saja, kakak sepupunya jarang memberi dia makan. Dalam sehari, dia paling hanya makan sekali.

Jessi bernafas lega ketika Jeno meninggalkannya di ruang makan, dan entah pergi kemana. Dia bangkit dari duduknya, kemudian mondar-mandir tidak jelas, seraya berfikir bagaimana caranya keluar dari rumah ini, dan dari pengawasan makhluk aneh sekaligus tampan itu.

Walaupun kakak sepupunya kejam, tetapi jika dibandingkan harus tinggal seatap dengan makhluk seseram itu, dia lebih baik tinggal bersama kak Sesil.

Dia menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan secara bergantian, untuk memastikan keadaan. Karena merasa aman, Jessi pun mulai berjalan mengendap-endap, mencari keberadaan pintu utama. Matanya terus menelusuri semua sudut ruangan, takut jika Jeno muncul dengan tiba-tiba.

"Mau pergi kemana, Im Jessi?"

Dugaannya benar lagi.

[ Note : Untuk visualisasi Im Jessi, kalian bisa bayangin visualisasi dia kaya gimana, atau, bayangin aja itu kalian sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Note : Untuk visualisasi Im Jessi, kalian bisa bayangin visualisasi dia kaya gimana, atau, bayangin aja itu kalian sendiri. ]

Monster Of TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang