Prolog

504 73 13
                                    

"When your memories disappear I'll remind you again and again. and so on until the name you first remember later is my name"

- Tomioka Giyuu -

°
°
°
°

[でもそれは富岡ちゃんの夢だけだった]
"Demo sore wa Tomioka-chan no yume dakedatta"

°
°
°

Prolog Begins
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seorang gadis berambut merah serta bermanik mata kuning keemasan tengah menatap indahnya rembulan, sesekali dia bersenandung sambil beberapa kali memainkan pedang nichirin yang ada disebelahnya

Seorang gadis berambut merah serta bermanik mata kuning keemasan tengah menatap indahnya rembulan, sesekali dia bersenandung sambil beberapa kali memainkan pedang nichirin yang ada disebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gadis itu duduk bersandar pada sebuah pohon wisteria dalam waktu yang cukup lama hingga tiba tiba saja seorang pria datang menghampirinya

"(Y/N)"

"Giyuu-chan?"

Pria yang berpangkat sebagai Pilar Air bernama Tomioka Giyuu itu hanya menunjukkan wajah datarnya, dia menatap (Y/N) yang masih asik melihat indahnya bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria yang berpangkat sebagai Pilar Air bernama Tomioka Giyuu itu hanya menunjukkan wajah datarnya, dia menatap (Y/N) yang masih asik melihat indahnya bulan. Menghembuskan nafas panjang akhirnya pria itu memilih untuk duduk dan ikut menatap langit malam saat itu

"Bulannya indah ya?" Tanya Giyuu

"Iya, maka dari itu aku senang menatapnya" jawab (Y/N) sambil menoleh kearah Giyuu lalu kembali menatap kearah langit. Tempat dimana bulan purnama menampilkan pancaran sinar indahnya

Percakapan singkat itu berakhir. Keduanya sama sama memilih untuk sibuk dengan urusan masing masing

(Y/N) yang melanjutkan menatap bulan purnama malam itu

Dan Giyuu yang menimbang nimbang pilihannya dalam hati

"(Y/N)"

"Ya?" Jawab (Y/N) tanpa menatap kearah Giyuu

"Aku mencintaimu"

Awalnya pupil mata keemasan (Y/N) membulat kaget namun beberapa detik kemudian gadis bermarga (L/N) itu tersenyum lembut menatap Giyuu

"Ini sudah keberapa kalinya kau mengucapkan hal itu padaku Giyuu-chan?"

Giyuu menatap (Y/N) datar walaupun dalam hati dia benar benar menghitung sudah berapa kali dirinya mengatakan hal yang sama karena si gadis selalu lupa

Ah bukan. Maksudku tak pernah mengingatnya

"Mungkin ini sudah ke 7 kalinya" jawab Giyuu

Ya. Ini sudah 7 kali Giyuu mengatakan hal itu, ucapan sama yang selalu dibalas sama pula oleh (Y/N)

"Kau sendiri tau kan Giyuu-chan? Aku akan melupakan hal ini dalam waktu seminggu"

"... Aku tau"

"Lalu kenapa kau tetap saja seperti ini? Kau seharusnya mencari wanita lain. Wanita yang akan selalu ingat kalimat tulus dari lubuk hati terdalammu. Bukan sepertiku yang tak akan pernah ingat"

(Y/N) menahan air mata yang ingin tumpah dengan menutup mata, setelah dirasa cukup dia kembali menatap bulan dengan senyuman tipis walaupun hatinya masih terasa menjerit pilu

"Saat ingatanmu hilang, aku akan mengingatkanmu kembali lagi dan lagi. Dan seterusnya sampai nama yang kau ingat pertama kali adalah namaku"

Kalimat itu serasa deja vu bagi (Y/N). Mungkin Giyuu sudah mengatakan hal itu sebanyak 7 kali juga

(Y/N) terkekeh pelan, dia berdiri lalu menatap Giyuu yang masih duduk

"Kalau begitu mohon bantuannya untuk mengingatkan seminggu lagi dan seterusnya Giyuu-chan"

"Tentu, tanpa kau bilang dan minta aku akan melakukan itu. Sampai kapanpun"

Senyum tipis kembali mengembang dibibir (Y/N) membuat Giyuu yang melihat hal itu ikut tersenyum tipis

"Tapi jika memang sudah takdirnya. Kau sebaiknya pergi mencari yang lain Giyuu-chan, nanti kalau menungguku ingat takutnya kau sudah jadi kakek kakek loh"

"Apa gunanya mencari jika hatiku sudah ada padamu? Apa gunanya mencintai bila yang kucinta bukan dirimu? Dengar ini (Y/N) (L/N), suatu hari nanti margamu akan berubah menjadi Tomioka. Aku janji"

Tes

Tes

Tes

Ah... rupanya air mata yang tadi (Y/N) bendung kini benar benar tumpah, dirinya tersenyum lebar sambil mengusap air mata yang tiada henti mengalir

"Maaf...."

"Maaf..."

"Maaf... aku tak pernah lebih dari seminggu mengingatmu, maaf..."

"Maafkan aku Giyuu-chan"

Tangis (Y/N) pecah bersamaan dengan tubuh Giyuu yang memeluknya erat, mereka berdua sama sama menyalurkan rasa frustasi mereka lewat pelukan hangat itu

"Aku akan selalu menunggu. Tak masalah. Jangan takut, aku tak akan pergi"

"Sekali lagi maafkan aku..."

"Tidak apa apa, semuanya akan baik baik saja"

Tangis (Y/N) perlahan mereda tapi pelukan mereka tak kunjung usai, keduanya sama sama takut kehilangan

'Apakah semuanya akan baik baik saja?'

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tak ada yang tau bukan?

.
.
.
.
.
.

7 Februari 2020

________________

Abis ngerjain tugas eh malah dapet inspirasi cerita ini :v

Apa kabar kalian pensnya Giyuu????

Jangan bilang iya, ntar kepalanya Giyuu jadi gede

Dah lah, cukup segini aja prolognya :v

Gimana? Feel nya kerasa tidak? Komen dong :'v

Jangan lupa vote ya!!!

《Amnesia Syndrom》|Kimetsu No Yaiba|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang