pertemuan

29 5 0
                                    

Naka melihat ponselnya yang bergetar, ia mendapati nama Vara di layar ponselnya. Mengantar jemput Vara? Tak usah diragukan lagi karena kegiatan itu sudah menjadi hobi Naka sejak lama. Dimana ada Vara pasti selalu ada Naka, karena membahagiakan Vara sudah menjadi prioritas utama bagi Naka.

Brum brumm

Suara motor Naka terhenti di depan gerbang tinggi sebuah kediaman yang berada di tengah kota.

"Kak... disamperin tu!" Kata Asha dengan berteriak.

"Bentarr!" Sahut Vara balik berteriak.

"Siapa hayoloo kok ga cerita ke Asha si kak," ucap Asha kepo dengan sang kakak.

"Udah ya gue berangkat dulu bye Ashaber, buruan berangkat ntar telat," ucap Vara terburu-buru.

"Dih mentang mentang ada yang baru aku ditinggalin," kata Asha cemberut sambil melipat kedua tangannya sebal.

Di perjalanan, Vara dan Naka tampak fokus sendiri-sendiri. Vara yang asyik memainkan ponsel dan Naka yang fokus mengendarai motornya. Di tengah perjalanan, Naka mencoba membuka percakapan dengan Vara.

"Raa, tadi siapa?" Tanya Naka.

"Yang mana?" Jawab Vara tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel.

"Yang tadi di rumah kamu, yang ngeledekin kamu," kata Naka sambil melirik Vara dari kaca spion.

"Ohh itu adekku." Jawab Vara singkat.

"Loh, ternyata kamu punya adek perempuan ya?" Tanya Naka heran.

"Heem," jawab Vara asal.

Setelah perbincangan singkat itu, mereka terlihat saling diam hingga tiba di sekolah. Saat mereka sampai di parkiran sekolah, Vara langsung bergegas masuk ke kelas dan meninggalkan Naka.

Kring.. kringgg...

Bel istirahat pun berbunyi. Naka segera bersegas menuju kantin. Setelah sampai di kantin, ia tak sengaja melihat perempuan yang familiar di matanya.

"Eh kalo ga salah lu adeknya Vara ya?" Tebak Naka.

Asha menoleh, "tau dari mana kak?"

"Tuh, bando lu," tunjuk Naka ke  rambut Asha.

"Ohh, btw ini yang tadi jemput kak Vara ya? Jangan-jangan pacarnya kak Vara nih!" Goda Asha.

"Hehe doain aja, lagi otw jadi kakak ipar lu," ucap Naka sambil cengengesan.

"Apa yang bisa meyakinkan gue kalo kakak pantes buat kak Vara?" Ucap Asha sambil menantang.

"Lu mau apa? Gue bisa beliin lu es krim plus grobak dan bonus abang yang jual, gimana udah memenuhi belom?" Canda Naka.

"Dih apa apaan," jawab Asha sinis.

"Hehe canda, yaudah deh gue duluan ya!" Pamit Naka.

Naka membeli es krim coklat, rasa favorit Vara dan langsung berlari menuju kelas pujaan hatinya itu.

Sesampainya di kelas yang bertuliskan XII MIPA 5, Naka berjalan menuju bangku Vara. Rupanya Vara sedang asik bermain dengan ponselnya.

"Ra, nih aku beliin es krim kesukaan kamu, abisin ya!"

"Hm, taruh aja di situ." Jawab Vara acuh.

"Yauda duluan, bye Ra!"

Naka lantas berjalan keluar kelas meninggalkan Vara yang memandangnya datar.

Saat pulang sekolah, Naka ditantang untuk tanding basket melawan kelas sebelah yang diketuai oleh Aldo. Naka pun menyetujuinya, namun saat itu ia lupa mengabari Vara.
Di sisi lain Vara menelpon naka berkali kali dan tidak ada jawaban dari nya, hingga ada teman kelas Naka yang memberi tau bahwa Naka sedang tanding basket dengan kelas Aldo. Mendengar itu, Vara bersemangat untuk menonton pertandingan dan memutuskan ke lapangan basket.

Setelah sampai di lapangan basket, ia melihat sosok yang tidak asing baginya.

"Loh Sha, kok kamu disini? Kamu nggak pulang?" Tanya Vara.

"Eh Kak Vara, iya ni tadi nggak sengaja lihat rame rame di lapangan, ternyata ada pertandingan basket. Yaudah aku kesini." Jawab Asha dengan senyum nya yang tidak membuat vara curiga.

Tiba tiba, ada bola melambung dan mengenai kepala Asha, tak lama Asha pun terjatuh ke tanah tak sadar kan diri.

Tbc
Jangan lupa vote guys!! 🖤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mate and SistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang