"Rindu, semakin berjalannya waktu tidak akan pernah hilang, tapi kadarnya justru bertambah, meski kau merasa bahwa kau sudah tak membutuhkannya lagi"
🌻🌻🌻Malva menyendok sereal yang ada di hadapannya. Ia memandang sekitar dapur. Dapur yang luas, yang menghadap langsung pada taman kecil yang ada di belakang rumahnya. rumah yang Malva tempati ini memang lumayan besar, bahkan memiliki Halaman belakang yang dilengkapi dengan kolam renang, dan bagian depan yang lumayan luas kolam ikan dan berbagai macam bunga. Appa nya terlalu hebat bisa mengurus seisi rumah ini tanpa seorang Asistem Rumah Tangga, ini karena Malva yang menolak, ia tidak suka ada orang asing berada di rumahnya.
Appa Malva sedang pergi ke Jeju untuk urusan bisnisnya, sedangkan Irene, ia sedang pergi ke Kyoto untuk melakukan pemotretan. Malva seperti biasa sendiri sendiri dan sendiri.
Terbesit kenangan yang memilukan ketika ia sedang sendiri, ada banyak kejadian-kejadian di masa lalu nya yang muncul dengan sendirinya.Ponsel Malva bergetar, tanda ada pesan yang masuk. Malva melirik ponselnya, nomor tidak dikenal rupanya. Biasanya ini urusan organisasi atau mungkin ada kenalannya yang membutuhkan bantuan.
Malva mengambil ponselnya, mengusap layarnya dann.. Betapa terkejutnya ketika melihat isi pesan tersebut"Mal-ah, selamat pagi^^ ini aku Nana. Bagaimana harimu apa menyenangkan? Ahh maaf, bagaimana tidurmu semalam apakah nyenyak? Aku menghubungimu karena aku merindukanmu Mal-ahh, makanlah yang banyak, kau cantik jika kurus, tapi kau lebih cantik jika gendut. Selamat makan, kalau kau bosan dengan masakan rumahmu, aku bisa memasak untuk mu, akan kukirimkan ke sekolah mu kalau perlu, hehehe"
Malva sangat terkejut karena pesan yang terbilang terlalu manis dan panjang untuknya itu. Astaga bagaimana bisa seorang lelaki mengirim pesan dengan bahasa seperti itu, dan juga terlalu panjang lebar. Malva mengabaikan pesan dari Jaemin. Tapu kemudian ponselnya bergetar lagi, bukan pesan tapi panggilan. Malva mengangkat dengan kasar. Ia sangat benci ketika ada orang yang menelfonnya apalagi di jam sibuk seperti pagi ini
🍃🍃🍃
Jaemin terkekeh karena akhirnya ia berhasil mengambil fotonya dengan pose yang lumayan manis menurutnya, ia telah mengganti warna rambutnya sekarang. Karena berfikir kalau warna rambutnya diubah berarti akan semakin mudah untuk bertemu dengan Malva.
Ia mencari nomor ponsel seseorang kemudian mengetikkan pesan yang cukup panjang dan manis menurutnya, kemudian menambahkan pose manisnya.
Sial kenapa ia tidak membalasnya, baiklah akan ia coba untuk menelponnya saja.
"Mwo?! Kenapa kau menelpon dijam sibuk anak sekolah hah?! " Terdengar suara gadis yang sepertinya benar benar marah karena ia menelponnya.
"Mal-ah, aku hanya ingin tau kapan kau akan mengembalikan Hoodie miliku, aku harap kau tidak lupa mengembalikannya, dan jangan lupa untuk mencucinya, kau tau aku paling tak suka berbagi barang dengan orang lain teruta--" Tuut tuut
Terdengar panggilan terputus begitu saja, jaemin berdecak kesal. Sebenarnya tujuan Jaemin hanya ingin tahu bagaimana keadaan Malva setelah pertemuan mereka tadi malam. Ia khawatir Malva sakit atau mungkin kepikiran tentangnya, tapi setelah mendengar nada bicara Malva yang ketus ia jadi justru ingin meledek nya.
"Hyeong gagal lagi? Hyeong kau harusnya langsung kalau kau khawatir, kenapa gengsian sekali menjadi laki-laki" Renjun berkata santai sambil mengambil remot TV di sebelah Jaemin, Jaemin hanya mendengus kasar mendengar perkataan Renjun
"Ya!!! park Jisung!!!! Apa yang kau lakukan dengan Tedy Bear ku hah? Kenapa kau memotong bulunya" Terdengar teriakan Chenle yang entah mengapa murka pada Jisung, setelah itu terdengar tawa renyah dari Jisung.
"Kenapa lagiii dengan mereka, astaga aku bisa mati karena stres dengan tingkah laku aneh kalian semuaa" Renjun berteriak menghampiri Chenle dan Jisung yang sekarang sedang bergantian melempar satu sama lain dengan keripik kentang.
"Bagaimana? Apa dia benar-benar datang Jaemin-ah? " kata Jeno perlahan yang memudarkan senyum Jaemin. Hanya anggukan yang Jaemin berikan pada Jeno.🍃🍃🍃
Malva menunggu Hyonsu di depan rumahnya. Udara malam ini sejuk. Sangat menenangkan, bulan terlibat Indah meski hanya separuh. Ia masih duduk di ayunan, mengecek ponselnya dan menunggu kabar dari Hyonsu. Sudah pukul 19.10, konser akan dimulai pukul 19.30. Dasar Hyonsu gila. Biarkan sajalah.
"Mal-ah, mari masukk!!" Hyonsu berteriak kepada Malva. Malva langsung pergi ke mobil Hyonsu,kemudian mengomeli Hyonsu
"Bagaimana jika kita terlambat,kau bilang jam 7 kurang seperempat akan menjemputku" omelnya. Hyonsu hanya tertawa bersama pria disampingnya yang sibuk menyetir pun ikut terkekeh.
"Tenanglah aku punya orang dalam yang bisa melakukan apapun,bahkan untuk menemui para member nanti" tawa Hyonsu yang membuat Malva berdecak semakin keras karena kekesalannya.
🍃🍃🍃"Jung Jaehyun? Ada apa?" tanya manajer Han kepada pria di hadapannya. Tidak biasanya Jaehyun hadir dalam konser NCT Dream,ya dikarenakan Jadwalnya yang sibuk dengan NCT 127 juga pemotretan dan lain-lain.
"Aaaa begini Hyeong, Jaemin bilang ia mengenal adik sepupuku,dan sudah lama tidak bertemu. Jadi dia memintaku untuk membawanya bersamaku agar bisa bertemu,bagaimana Hyeong? Boleh kan? Ada barang yang harus ia kembalikan pada Nana" Jaehyun mencoba tersenyum manis,menampakkan deretan giginya dan juga lesung yang sangat manis pada pipinya. Manager Han hanya mengangguk lambang ia telah memberikan persetujuan pada permintaan Jaehyun itu."Hyon-ah kemari, Malva mana Hoodie nya? Eyy aku tidak mau memberikannya, kau harus memberikannya sendiri, dan berterimakasih tentunya. Aku yakin kau diajari sopan santun dengan baik" Ucap Jaehyun sambil mengelus rambut Malva. Malva tersenyum meski sedikit dipaksakan. Malva bahkan baru menyadari bahwa Jung Jaehyun yang sangat dikagumi Jung Hyonsu adalah kakak sepupu dari Hyonsu. Dan yaa ternyata Jaehyun juga cukup mengenal Irene.
"Oppa.... Mana Renjun dan Chenle, aku ingin sekali bertemu mereka, awas kalau mereka tidak mau bertemu denganku! Tidak akan kuijinkan kau menyentuh Tantan ku" ancam Hyonsu yang membuat Jaehyun tertawa geli.🍃🍃🍃
Back stage terlihat ramai, meski konser sudah berakhir 15 menit yang lalu, Malva duduk sendirian karena tadi Hyonsu minta ditemani Jaehyun untuk pergi ke toilet
"Malva-ssi? Aaa aku Jeno, Lee Jeno. Apa kau menunggu Jaemin? Aku akan memanggilkannya sebentar ya" Pria dihadapan Malva tersenyum hingga matanya menghilang begitu saja. Aish manis sekali wajahnya, malva hanya mengangguk tanda mengiyakan."Ya!!! Kau benar benar datang???! " Jaemin membelalakkan matanya, hingga roti yang ia pegang terjatuh, ia menghampiri Malva yang otomatis berdiri dan segera memeluknya. jaemin merasakan detak jantungnya berdebar kencang ketika ia memelluk Malva. Entahlah, ia tak peduli dengan orang-orang di sekitarnya yang terus memandangi mereka berdua. Malva sangat malu untuk menampakan wajahnya sehingga ia menyembunyikan wajahnya pada dada bidang milik Jaemin.
Betapa bahagianya Jaemin yang menyadari bahwa Malva tak melawan pelukannya, meski Malva juga tak membalas pelukannya.🍃🍃🍃
"Minumlah, aku hanya bercanda soal hoodie itu, dan maaf karena memelukmu begitu erat, aku hanya tidak bi-" perkataan Jaemin lagi-lagi terputus karena Malva yang tiba-tiba menutup mulut jaemin dengan tangannya
"Jaemin-ssi berhentilah meminta maaf, aku bosan mendengarnya" katanya
"Lalu apa yang harus kulakukan Mal-ah, kembalilah padaku, panggil aku Nana sama seperti dulu" Tatapan Jaemin begitu menusuk hati Malva. Jujur ia merindukan Jaemin, jaemin yang dulu selalu ada untuknya. Tapi sepertinya Jaemin hanya akan membuat Malva mengingat luka di masa kecilnya yang sudah mulai mengering.
"Jaemin-ssi, itu tidak mungkin maaf, aku kesini untuk mengembalikan ini, dan memintamu untuk jangan pernah menemuiku lagi. Dunia kita berbeda, kau adalah idol international, akan sulit bagi kita bersahabat lagi seperti dulu karena akan banyak rumor yang tidak benar Jaemin-ssi. Dan juga terimakasih, sepertinya aku akan sakit kalau saja kau tidak memberikan Hoodie mu padaku"Jaemin yang mendengar itu langsung memeluk Malva lagi dengan lebih erat, menenggelamkan wajahnya dalam lekukan leher Malva. Malva tidak tega untuk melepaskan pelukan Jaemin, atau mungkin ia juga sebenarnya tidak rela harus melepas Jaemin setelah bertahun-tahun mereka tidak pernah saling memberi kabar. Dan hanya menyimpan rindu dalam hati mereka tanpa mengungkapkan satu sama lain.
•
•
•
•
Eyyy eyyy eyyy
Main selonong aja si Jaemin mahhh
Jangan lupa Vote ya yeorobun, komen juaa boleh😘
Maapkeun jika banyak Typo hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi and Sorry
FanfictionDia satu-satunya teman yang kumiliki, usiaku saat itu 5 tahun dan dia 6 tahun. Dia suka sekali melihatku menangis tapi dia benci ketika orang lain menggangguku. Aku selalu suka dia, bahkan muka murungnya. dia itu lucu. Dia Na Jaemin, sahabat kecilku...