Perth menggeser sedikit kursi ke depan meja seraya membenarkan posisi duduknya agar terlihat sopan di depan Ny. Tui dan Saint.
"Maaf Nyonya, apa Anda ingin membicarakan tentang kontrak kerja saya?" tanya Perth memulai obrolan diantara mereka.
"Iya. Kenapa tiba-tiba kau menghilang dan tidak memberi kabar apapun padaku?"
"Maaf, tapi saya sudah mengajukan surat pengunduran diri beberapa minggu yang lalu." ujar Perth.
Ny. Tui terdiam, sejenak dia melirik Saint yang duduk di sebelahnya, seolah bertanya apakah yang dikatakan Perth benar. “Aku tidak menerima surat pengunduran diri siapapun, termasuk kau.” balasnya keheranan. Kerutan di dahinya pun nampak jelas terlihat, menandakan banyaknya usia wanita tersebut.
“Saya yakin sudah mengirimnya ke alamat rumah Anda, Nyonya. Karena saya tau, tidak sopan rasanya jika berhenti bekerja tanpa memberi kabar dan alasan apapun.” ucap Perth yakin.
Di tengah perbincangan serius itu, terdapat Saint yang justru tengah fokus menatap lurus ke depan, ke arah wajah Perth yang berada tepat di depan matanya. Jarak keduanya hanya terpisah oleh sebuah meja kaca bundar yang tidak berukuran terlalu besar. Saat itu dia masih bertingkah layaknya “orang autis”, yang mana sebenarnya hanyalah sebuah akting jenius dari seorang Saint. Bahkan kali ini dia berani menggoda Perth di hadapan sang ibu. Saint tidak lagi merasa malu menunjukkan ketertarikannya di hadapan Perth secara langsung. Dia ingin mendapat perhatian dari laki-laki yang dicintainya.
Saint jarang berkedip selama memandang wajah tampan sang Romeo. Hal tersebut tentu saja disadari oleh Perth yang berusaha untuk fokus menjawab setiap pertanyaan dari Nyonya Tui. Konsentrasi dan perhatiannya mulai pecah setelah Saint memperhatikannya dengan sedikit berlebihan.
“Kenapa kau berhenti bekerja?Apa gajimu kurang besar?” tanya Nyonya Tui. Kemudian mengambil sesuatu di dalam tasnya.
“Aku bisa menaikkannya menjadi 2 kali lipat bahkan lebih. Lupakan kontrak kerja dan kembalilah bekerja padaku!” imbuhnya sembari mengeluarkan sebuah map berisi surat kontrak kerja Perth dari dalam tasnya, lalu merobeknya di hadapan Perth dan Saint.
Perth terkejut dan hendak merebut kertas tersebut dari tangan Nyonya Tui. Namun kertas-kertas tersebut gagal diselamatkannya, karena wanita itu berhasil merobeknya menjadi beberapa bagian kecil. "Nyonya! Apa yang Anda lakukan?!” pekiknya masih tak percaya.
“Jangan pikirkan soal kontrak lagi, cukup kembali bekerja padaku dan menjaga Saint lagi. Semua kebutuhanmu aku yang menanggungnya.” bujuk Nyonya Tui sedikit memaksa namun dengan halus.
“Maaf Nyonya, tapi ini bukan soal uang. Ada sesuatu yang tidak bisa Saya ucapkan, seperti masalah pribadi saya dan tentang calon istri saya.” tutur Perth sejelas mungkin agar mudah dipahami oleh wanita tersebut.
"Tunggu. Calon istri? Apa dia yang menyuruhmu untuk berhenti bekerja?” tuduh Nyonya Tui yakin.
"Punya hak istimewa apa dia sampai melarangmu seperti itu? Bahkan dia belum menjadi istrimu." sambungnya dengan nada sewot tanpa memberikan Perth kesempatan untuk berbicara atau menjelaskan lebih lanjut.
Mendengar ada kata 'calon istri' keluar dari mulut laki-laki yang dicintainya, raut wajah Saint seketika berubah murung dan tertunduk lesu. Kemudian dia bangkit dari tempat duduknya hendak pergi ke suatu tempat namun segera dihentikan oleh sang ibu yang dengan sigap menahan kepergian anaknya. Wanita itu menyadari perubahan pada anaknya. Dia pun menghentikan pembicaraannya sejenak kemudian beralih pada Saint.
"Saint? Are you ok?" tanya sang ibu cemas melihat perubahan mendadak anaknya. Saint mengangguk pelan dengan kepala masih tertunduk lesu.
"Ada apa Phi Saint?" tanya Perth seraya bangkit dari tempat duduknya lalu menghampiri Saint.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are so different - You are so beautiful √ (MPREG) (Revisi)
Fanfiction[COMPLETED] Perth x Saint I Angst I BxB I MPreg Si 'cantik' yang tampan sedang jatuh cinta pada seorang 'pengasuhnya' yang lucu dan manis. Bagaimana bisa? ya, bisa saja jika dia mau.