©cherrycola-cc
'Gue di depan, bareng bang Medi.'
Membaca satu Kalimat dari Anita, membuatku yang tadinya tenang didepan cermin menjadi was-was.
Aku langsung menelponnya.
"Halo–"
"Udah selesai, kan?"
"Tapi–"
"Udah buruan. Bang Medi udah minta ijin sama Mama lo. Katanya boleh."
Anita lagi-lagi memotong kalimatku.
"Serius?"
"Iya, ngapain becanda?"
Aku berbalik dengan cepat ke arah pintu kamarku, dan mendapati Anita berdiri di sana dengan gaun putihnya.
"Anita?"
Sangat elegan.
"Lama ah, ayo," Anita masuk ke kamarku, dan menarikku keluar.
"Loh– bentar," kulepaskan tangannya, lalu kembali berbalik meraih ponselku di atas meja, "ponsel," kataku lalu menunjukkannya ke depan wajah Anita.
Anita hanya ber-oh kecil, lalu kembali menarikku keluar.
...
Kami sampai di lantai bawa.
Ada ayah dan Ibu juga. Dan kak Jim yang duduk di sebelah bang Medi.
Suasananya menjadi sedikit tegang. Mungkin hanya perasaanku saja, karena tatapan ibu seakan menatapku meminta penjelasan.
"Udah siap?"
Itu bang Medi.
Seperti biasanya ia tersenyum rama kepadaku.
"Udah Bang," Anita masih menggandeng tanganku berjalan mendekat ke ruang tamu keluarga William Lingrat.
"Acaranya dimulai jam berapa?" Tanya ayahku.
"Jam tujuh, Pa," jawabku cepat.
"Oh," ayag mengangguk pelan, "ya udah, berangkat sekarang aja, biar nggak kehalang macet."
"Kalau gitu kita pamit ya, Om, Tante," Bang Medi menyalami ayah dan ibuku, begitupun aku dan Anita, "gue berangkat dulu ya, Bro," lalu terakhir pada kak Jim.
...
Kami sampai di lantai enam– tempat acara ulang tahun Farhan.
Bang Medi tidak ikut, tentu saja. Mungkin sekarang dia sedang jalan. Karena tidak mungkin dia ikut acara untuk anak kelas enam sd.
"Hai, Nit. Hai, Anna."
Aku sedikit tersentak saat ada salah satu tamu undangan menyapaku.
Itu Kinar. Perempuan paling cantik di kelas kami.
"Oh– hai Kinar," sapa Anita balik, sedangkan aku hanya tersenyum seperti biasa.
"Eh iya. Katanya kamu liburannya ke korea ya waktu Natal?" Itu untukku. Pertanyaan itu jelas untukku.
Aku mengangkat sedikit alisku, "iya. Tau dari Anita?"
"iya nih," Kinar menyenggol Sedikit bahu Anita dan tersenyum ke arahnya lalu padaku, "gimama di sana? Ada jalan ke SM entertainment, nggak?"
"Hah? Maksud–"
"Ya elah Kinar, Anna mana tau yang macam gitu?" Anita memotong kalimatku dan rolling eyes.
"Ih kan siapa tau dia mampir gitu?"
"Emang lo pikir warung Mampir?"
"Nita apa sih? Aku serius."
"Lah lo pikir gue lagi di stand up comedy, becanda? Gue juga serius."
"Dah ah, aku mau ngomong sama Anna tau, bukan kamu."
"Ya udah sana, siapa yang ngelarang juga?"
Sementara Anita dan Kinar sedang memperdebatkan sesuatu yang sama sekali tidak ku mengerti, aku hanya berdiri diam di antara mereka.
"Eh? Kalian ngomongin apa sih?" Aku angkat suara akhirnya.
Mereka berdua menatapku sejenak lalu tertawa bersama. Sedangkan aku semakin bingung.
"Kenapa sih?"
"Nggak apa-apa," kata Kinar, "aka ke sana dulu ya. Kapan-kapan aku chat ya An," ujarnya lagi siap melangkah meninggalkan kami.
"An siapa dulu? Gue atau Anna?" Tanya Anita berhasil membuat Angel berbalik.
Kulihat Kinat rolling eyes, "ya Anna lah, ngapain juga aku ngechat kamu? Ew," Angel membuat wajah jijik dibuat-buat.
"Dih??"
Aku tertawa pelan melihat tingkah mereka berdua.
Setelahnya, acara dimulai.
Sangat meriah walau hanya kami yang datang– teman kelas Farhan dan juga keluarganya.
Mewah dan meriah.
Semoga nanti punyaku semewah ini....
「️for you, Mark Lee」️
Hari ini aku merayakan hari bahagia temanku.
Dan aku belum pernah sebahagia ini.
Aku harap kau juga ada di sana saat itu, Mark Lee.
Melihat aku memperlihatkan senyumku, yang belum pernah kuperlihatkan pada orang lain.Aku juga ingin minta maaf,
Karena terlambat menulis ini untukmu.
Kami Harus pulang malam dan aku sangat lelah.
Tidak apa, kan?Aku merindukanmu.
Februari, 2015 []
KAMU SEDANG MEMBACA
For you, Mark Lee [✔]
Fanfiction「️for you, Mark Lee」️ I like Mark Lee. don't know why. I just do- and maybe it will be like that forever? ©cherrycola-cc, 2020