Your Attention

92 15 2
                                    

Terima kasih menghadirkan kasih sayang yang lama tak kurasakan. 
Ku mohon jangan pergi:)

9 Feb. 2020

Assalamu alaikum pembaca AR.
Terima kasih yah masih mau baca cerita AR.
Semoga kalian nggak bosan yah, aaminn
Jangan lupa votenya juga nih. Hehhehe.
Semoga lebih baper yah dari episode sebelumnya. 

Ok guys, happy reading💜💜

Hari kedua Risa di rawat di Klinik Wilda. Namun kebiasaan mamanya tidak berubah, melihat kondisi putrinya yang sudah membaik, dia memilih untuk tetap pergi bekerja. Ada beberapa klien yang harus dia temui pagi ini. Ia lebih memilih datang sendiri daripda harus orang lain yang mewakilinya. Yah salah satu cara yang membuat orang suka bekerja sama dengannya. Begitu dia menghargai seorang klien.

Yahh seorang Naura Michelle Anastasya. Perempuan 42 tahun yang selalu berpenampilan elegant, rapi, dan terkenal dengan disiplinnya. Perempuan terbilang pebisnis sukses di tingkat Nasional. Dia tidak berpikir untuk terus bersaing lebih tinggi. Tohh pendapatan suaminya lebih banyak, dan dia lakukan semua ini hanya sekedar hobi dan untuk tidak selalu mengingat Rina.

Irwansyah Dirgantara Ferdinand. Lelaki gagah hidung mancung. Pebisnis kancah Internasional. Asia dan Eropa tak asing lagi baginya. Bahkan dulu ketika libur sekolah anak - anaknya, sering berlibur ke luar negri. Tak heran jika Risa fasih dalam beberapa Bahasa Asing.

"Papa nggak ada jadwal hari ini?"

"Nanti Papa meeting online saja, mereka sudah papa kabarkan kalau kamu sakit, mereka bisa ngerti kok"

Risa mengangguk paham, lebih baik diam saja istirahat daripada banyak bertanya. Karena ujung - ujungnya nanti Papa Risa akan membandingkan dirinya sendiri dengan Mama Risa. Risa tidak sanggup membiarkan kalimat yang tidak nyaman itu berputar di otaknya.

"Assalamu alaikum," pemuda tampan idola SMA Pelita itu tampak membuka pintu ruangan melati 3. Di susul oleh 2 kurcacinya, siapa lagi kalau bukan Elsa dan Dimas.

"Kamu ngapain?"

"Pah, dia teman aku."

"Inikan yang bikin kamu telat pulang waktu itu!"

"Om, biar Elsa jelaskan, ini Kak Angga, waktu itu Risa terpaksa pulang telat, Risa digodain preman, makanya pas Kak Angga datang Risa ikut, lewat jalan besar dan ma-"

Dringgg......

Belum selesai ucapan Elsa, handphone Irwansyah berbunyi, Irwansyah keluar dan segera menjawab handphonenya.

"Yah, dikacangin gue!"

"Masuk Kak, maafin Papa yah."

"Nggak Papa kok, kamu gimana keadaannya?" Jawab Angga ramah.

"Dimas sayang, Elsa kayaknya haus deh, butuh baygon" Cengir Elsa melirik Risa dan Angga

"Yaudah sayang kita keluar beli baygonnya yah."

Mereka berdua keluar meninggalkan Angga dan Risa dalam keadaan canggung.

Namun Angga, sosok yang pandai melihat situasi. Dia bisa mencairkan suasana. Tak perlu di ragukan dia mampu membuat Risa tersenyum.

******
Tiada hari tanpa Angga datang di Klinik. Buih  buih cintanya mulai muncul. Sosok luar pemikiran orang menyatakan Risa gadis yang sempurna. Segi wajah tidak diragukan. Segi body apalagi, membuat kaum wanita iri. Dari segi otak seakan menjamin masa depannya cerah.  Materi pun ia dapat. Semua orang berpikir bahwa hidupnya sempurna.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang