SYUKURAN

1 0 0
                                    

Pagi itu kurang lebih jam 7.00 , Aji sedang memandikan sepeda motornya di halaman rumah, nampak dari kejauhan seorang pemuda nampak berjalan menghampirinya.

"Wih pagi pagi sudah rajin , Cb nya dicuci terus"

"Walah yog, kemaren aku pakai ke rumah lurah, ngurus berkas berkas, dan jalannya becek" ucap Aji sambil berjalan menghampiri Yoga, temannya

"ada apa?" tanya Aji sambil Melihat ke sesuatu yang dipegang Yoga

"oh ini Ji, undangan dari pak Badawi, Rw Sebelah, nanti malam ada acara" jawab Yoga sambil menyerahkan secarik kertas

"Acara apa ga?" tanya Aji Penasaran sambil sesekali membalik balik kertas yang diterimanya tersebut

"katanya acara syukuran gitu...eh kamu ngerti kejadian seminggu yang lalu a?" tanya Yoga yang semakin melirihkan suaranya " parjo dan Hadi ye?!" ucap Aji dengan nada yang agak meninggi

"sstt...jangan keras keras....iya" Yoga kemudian memuka pagar kayu yang membatasi antara Yoga dan Aji.

"katanya Sampai sekarang orang dua itu masih gabisa bangun" bisik Yoga

"lah masa?"Aji pun kaget , berbarengan dengan anggukan Yoga menandakan apa yang ia omongkan benar benar terjadi.

"katanya hantu apa ?" tanya Aji sambil mengambil kain Kering dan lanjut mengelap motor CB warna putihnya.

"heleh ya gatau ji, orang ditanyai aja gadijawab, kata orang pintar, mereka masih syok dengan kejadian itu" terang Yoga .

Aji tak merespon apapun, dia melanjutkan mengelap sepedanya dan memarkirkannya di depan teras dengan ubin berwarna abu abu tersebut.

"yaudah lah, nanti aku kesana, berangkat bareng ya?" ajak Aji

"iya, aku ya masih mau nerusin undangan ini" ucap Yoga kemudian meninggalkan Aji dengan sepeda motornya pagi itu.

"siapa mas?"tanya Ina, istrinya sambil membawakan secangkir teh hangat

"oalah, yoga, nganterin undangan"Jawab Aji yang kemudian duduk sambil menyeduh teh yang sudah dibikinkan oleh istri tercintanya.

"dek, nanti aku ke rumah pak badawi...nanti acara syukuran, aku berangkat sama yoga"

"pulangnya jangan malam malam mas, malas buka pintu aku" keluh Ina yang kemudian masuk ke dalam rumah.

"Iya dek..." jawab Aji kemudian melanjutkan meminum teh nya sambil melihat detail motor Cb putihnya.

Terdengar sayup sayup Dari dalam rumah, Inna sedang memutar lagu dari radio.

"dek, agak kerasin, biar kedengaran sampai sini" ucap Aji yang tak lama kemudian suara radio terdengar agak lebih kencang daripada sebelumnya.

Singkat cerita pagi diganti oleh Siang, siang berganti sore, dan jam sudah menunjukkan pukul 5 sore.

"permisi, Ji"suara yang datang dari luar pintu rumah Aji dan Inna, inna pun berjalan dari dalam rumah membuka pintu.

"Mas yoga kesini"
"Sebentar ga, duduk o dulu"

"Iyaa na" jawab Yoga kemudian duduk di kursi teras.

Beberapa menit kemudian Aji pun keluar, lengkap dengan celana hitam, sweater long neck ditutupi dengan jaket kulitnya.

"ayo" ucap Aji sambil merapihkan ujung celananya.

Yoga langsung berdiri dan menuju ke sepeda jet coolednya dan menyalakan mesin tersebut.

"aku berangkat dulu dek"
Pamit Aji kemudian duduk di belakang Yoga.

"hati hati mas" ucap Inna yang melihat suami dan teman suaminya mulai berjalan menjauh. Yoga dan Aji berkendara melewati jalanan desa yang saat itu masih terbuat dari batu putih yang ditata rapi, dengan samping jalan masih dari tanah.

Karena seharian mendung, membuat suasana saat itu sudah gelap dan hanya diterangi beberapa lampu di pinggir jalan. Diperjalanan Yoga Dan Aji saling ngobrol, bertukar pendapat, atau bercanda tentang segala sesuatu yang dapat dijadikan bahan. Hingga mereka melewati satu rumah yang beda dari rumah yang lain. Rumah itu gelap gulita, hanya ada satu pencahayaan berada di pojok rumah menggunakan petromak.
Yoga dan Aji, sepakat terdiam saat melewati depan rumah itu. Yang terdengar hanya suara mesin motor Yoga saat itu. Hingga Aji membuka percakapan yang membuat Yoga kaget.

"ini lak rumah  parjo? Kok gelap gulita" tanya Aji
"Iyalah ji,orangnya sendirian di rumah"

"Ooooh" ucap Aji yang saat itu entah matanya salah melihat atau bagaimana tapi yang jelas ia melihat seseorang sedang berdiri tegap di depan pintu rumah itu.
Tersinari Cahaya remang remang dari petromak yang ditaruh di pojok rumah itu.

Singkat cerita mereka pun sampai di rumah pak Badawi yang jaraknya kurang lebih 250m dari rumah Parjo tadi.

"masuk  dulu, aku parkir dulu" ucap Yoga

Aji pun berjalan menuju ke depan rumah pak Badawi, disana sudah hadir warga warga yang lain, dan tampaknya sudah berada disana cukup lama. Suara lagu lagu jawa yang dimainkan dari soundsistem kecil membuat suasana menjadi ramai pada hari itu.

"Mas aji..sudah datang" ucap pria paruh baya, memakai peci hitam dengan baju batiknya menyalami Aji.

"iya pak badawi, ini saya bersama yoga" ucap Aji yang tak lama kemudian Yoga berjalan mendekat dan bersalaman dengan pak Badawi

"silahkan silahkan mas aji, mas yoga masuk" ucap Pak Badawi mempersilahkan kedua pria tersebut masuk dan duduk bersila seperti tamu tamu yang lain.

Aji melihat beberapa orang ada yang asik ngobrol sendiri, dan juga ada beberapa yang Sedang menikmati jajanan yang sudah dipersiapkan, tak terkecuali Yoga. Hingga mata Aji melihat sesuatu yang ada di atas gawang pintu rumah milik pak Badawi yang megah tersebut.

Ia melihat seperti benda dengan kain putih menggantung disana. Ada 3 jumlahnya, dan 2 nya ada bercak Merah.

Aji tak mau berfikiran yang aneh aneh saat itu, bahkan ia enggan untuk bertanya atau memberi tahu ke Yoga tentang hal tersebut. Akhirnya ia memilih untuk bercengkarama dengan tamu undangan yang lainnya saat itu.

Singkat cerita acara syukuran pun dimulai, beberapa jam Kemudian acara selesai. sebelum selesai, pak Badawi memberikan beberapa pengumuman terkait jadwal Siskamling sebagai salah satu progam desa saat itu. Warga yang diundang tak terkecuali Aji dan Yoga pun ikut berunding mengenai jadwal siskamling dan penentuam penentuan lainnya.

Misteri RadioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang