1. Nanas

18 3 2
                                    

"Nanas, ini udah jam berapa kamu kok belom siap siap!?" Pekik ibunya anasya yang sudah berdiri diambang pintu kamar anak gadisnya itu.

"Eh mama, hehe, aku mandi dulu deh kalo gitu" ucap anasya dengan wajah watadosnya sambil beranjak dari meja belajarnya.

"Masyaallah, kirain mama tadi kamu udah mandi, cepetan mandi sana! Ini hari pertama kamu mos loh! Jangan sampe telat!" Geram sang ibu membuat anasya langsung lari ngibrit ke kamar mandi.

Sang ibu tentu saja menggelengkan kepalanya, sifat pemalas anak gadisnya itu memang sulit untuk diubah.

Setelah memastikan anasya pergi ke kamar mandi, sang ibu pun pergi dari kamar anaknya itu, dan lalu kembali ke dapur untuk membuatkan bekal anaknya yang sering ia panggil nanas itu.

Anasya pun menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar mandinya, dan dilihatnya ibunya sudah pergi dari kamarnya.

Anasya pun tertawa kecil sambil menutup pintu kamar mandinya, terdengar suara kucuran air dibarengi dengan suara musik dari dalam sana.

' It goes down down baby
rideume onmomeul
It goes down down baby
matgigo soricheo
Oh oh oh
urin
Oh oh oh
We going Ko KoBop!'


⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫


"Cepat! Cepat! Cepat!" Gumam anasya sambil bersemangat mengayuh sepedanya.

Dilihatnya dari jauh, gerbang sekolahnya sudah dekat, dan mungkin dewi fortuna tengah memihaknya, si kumis tebal dengan perut buncitnya tidak terlihat diujung jalan sana.

Kesempatan emas itu tidak mungkin ia sia-sia kan, ia pun bergegas melewati gerbang sekolahnya dan segera ke parkiran untuk memarkirkan sepedanya.

Dengan terburu-buru, setelah ia memarkirkan sepedanya ia langsung berlari disepanjang koridor yang sepi itu. Namun, ia segera mengerem kakinya secara mendadak ketika dilihatnya para murid baru seperti dirinya mulai bubar barisan dari lapangan.

Ia pun panik dan segera bersembunyi dibalik tembok, para rombongan anak mos itu pun melewati dirinya dan sesegera mungkin ia menerobos masuk ke dalam rombongannya.

"Huh, selamet"

Seseorang pun menepuk bahu anasya. "Woy, nas, lo telat ya?"

Anasya pun tersentak dan ia pun langsung menghelakan nafasnya sambil mengelus dadanya.

"Lo ngagetin gue aja deh, ver" ucap anasya dengan wajah yang ditekuk.

"Ceilah, kaya orang yang habis ketahuan telat sama osis aja, emang habis ngapain sih kok bisa telat?" Tanya orang yang menepuk bahu anasya tadi, yaitu alvera tunaisya adinda. Dia adalah teman semasa SMP-nya anasya.

"Gue, emang telat tadi! Udah lu diem aja tar ada yang denger" ucap anasya sambil menatap tajam temannya itu.

Yang diperingati malah mengeluarkan smirknya. "Tapi, kayanya lebih seru kalo gue kasih tau sama kakak osis deh, ya gak?" Goda vera.

"Ish! Jangan dong ver, bisa habis gue diomelin sama osis" Omel anasya sambil menatap kesal sahabatnya itu.

"Ya, itu sih derita lo, nas" ucap vera sambil tertawa.

"Laknat kau!" Cibir anasya.

"Bodo ah, tar gue kas--

"Eh, eh, eh, jangan dong, kalo gak gini aja deh, nanti pas istirahat gue traktir elu, gimana?" Tawar anasya sambil memandang vera dengan penuh harapan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About You [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang