Part 1: Pulang sekolah

14 2 1
                                    

Vote
And
Comment!!
Salam kenal semua.

"Dekatin ibunya dulu, baru anak perempuannya".

Pulang sekolah•

"Sial. Gue ditinggal sendirian lagi, untung temen gue lu." umpatnya sambil mengendarai motornya dengan laju keluar dari gerbang sekolahnya, karena ditinggal pergi oleh sahabat nya saat bel pulang sekolah berbunyi beberapa menit yg lalu.

Brak.....

Suara tabrakan terdengar tak jauh dari gerbang sekolah tersebut membuat seorang pria mendadak ngerem mobilnya dan perempuan berseragam SMA yang baru saja pulang sekolah itu diam sejenak setelah mendengar suara tersebut, kecelakaan terjadi tak jauh dari posisi mobil yang perempuan itu tumpangi, dilihat dengan teliti laki-laki itu dari dalam mobilnya etss, lebih tepatnya mobil abangnya, dan ternyata laki-laki tersebut adalah teman seangkatannya, ia masih mengenakan seragam SMA yang sama dengan perempuan itu, laki-laki itu langsung duduk lemah karena lututnya tergores aspal dikit...
Semua orang yang melihat kejadian itu langsung menghampirinya untuk menolong dan meminggirkan kendaraan laki-laki itu ke tepi jalan, padahal, jalan yang dilalui baik2 saja, tetapi kenapa ia bisa terjatuh, karena ia ingin menghindari batu krikil yg ada di jalan itu, makanya ia terjatuh dan juga karena ia terlalu laju.
Pria atau abang perempuan itu turun dari dalam mobilnya untuk menolong laki-laki itu.

"Biar saya antar kerumah sakit." ujar pria tersebut saat menerobos kerumunan yang tidak terlalu ramai tersebut.

"Gak usah, saya baik-baik aja kok." sahut laki-laki tadi.

"Biar saya bantu berdiri." Sambil mengengam tangan kiri laki-laki tadi dan tangan kanan menopang di bahu kanan laki-laki tersebut.

"Makasih." ujar laki-laki itu.

"Sama-sama, Bay the way, kamu anak SMA Antartika kan."

"Iya."

"Siapa namanya? Berarti 1 sekolah dengan adik saya."

"Jovan Rigel Awanda, ohya, kelas berapa adiknya?." sambil berdiri dan di tuntun ketepi jalan tempat motornya terparkir setelah motor sportnya di kepinggirkan oleh orang-orang yang berkerumun tadi.

"Kelas XI MIPA 1." jawab pria tersebut, yang tak lain abang dari Anna Adriella.

"Ooh, thanks yah udah nolongin." jawabnya saat sudah menaiki motornya. Memang,kecelakaan tadi tidak terlalu parah, jadi laki-laki itu masih bisa mengendarai motornya, hanya saja motornya itu lecet.

"Iya sama sama, lain kali hati-hati,jangan ngebut."

"Ya, kalau begitu saya diluan, thanks udah nolongin." sahutnya.

"Ok, hati hati" sambil melambai saat motornya menjauh.
Pria tadi kembali ke dalam mobilnya dan melanjutkan perjalanan pulang nya.

**

"Itu tadi beneran Jovan gk sih, ya ampun, semoga gak apa apa."
.
.

"Gimana bang yang tadi."

"Gk kenapa napa, cuma lututnya tergores dikit, sama motor ya lecet."

"Itu namanya kenapa napa bang, gimana sih, paham gak sih dengan bahasa Indonesia!!." ucap gue dengan nada orang yg ke geraman.

"Weh santai kali, btw itu temen lo kan."

"Iya, anak XI IPA 1, kenapa bang, kok tau??."

"Ya iyalah tau, dari seragamnya noh sama tadi. Punya mata kan lo, maka nya, ikut turun nolongin, malah bengong ngeliatin doang dari dalam mobil."

"Yee, gitu doangg, panjang kali lebarr celotehannyaa."

***

"Anna pulang."

"Iyaa, Abang mana." sahut mama Liska yang tak lain mamanya Anna.

"Diluar paling." ujar nya dan mencium tangan mama yang lagi duduk di ruang keluarga sambil menonton film, yang entah apa judulnya.

"Ganti baju sana, mama mau keluar bentar ke apotik didepan."

"Anna nitip es krim yah mak."

"Emangnya ada es krim di apotik?."

"Kan sebelahnya ada minimarket mak."

"Iya, nanti mama belikan."

***

"Ini belanjaanya Bu." ucap kasir kepada Liska.
"Oh iya, terima kasih." Ucapnya dan meninggalkan minimarket.

"Yah, kok turun hujan, gak bawa payung lagi."

Siang itu, kota di guyur hujan, memang sebelumnya, awan sudah menampakan diri dengan auranya yang begitu hitam, namun Liska tetap nekat keluar tanpa membawa payung, alhasil, hujan turun dan dia baru mengingat bahwa ada pepatah mengatakan "sedia payung sebelum hujan". Sungguh sial rasanya, di tambah dia tidak membawa ponselnya.

Liska menoleh ke samping kanannya, ia melihat seorang laki-laki yang menurutnya seumuran dengan anaknya perempuanya itu berdiri di sebelahnya, menunggu hujan reda, sama sepertinya, namun yang membuat Liska heran, mengapa dia tidak pulang saja, kan ada payung di tangannya, begitu nalurinya berkata, di tatapnya laki-laki itu dengan heran, ingin menegur, namun di urungkan niatnya untuk bertanya. Tak lama....

"Ibu nungguin siapa."

"Eh, gk nunggu siapa-siapa, hanya nunggu hujan reda." ucap Liska pada laki-laki itu.

Dan laki-laki itu hanya ber oh ria saja.

"Ini pakai aja payung saya."

"Loh, gk di pakai emang?."

"Saya bisa nunggu sampai reda kok, lagian sepertinya ibu lagi buru-buru juga." Ujarnya sambil tersenyum.

"Ooh, gk apa-apakah, kalau dipakai?."

"Iya gk apa-apa."

"Terima kasih nak, ibu diluan yah, kamu hati-hati kalau pulang nanti."

"Iya bu, sama-sama, hati-hati dijalan bu." Ucap laki-laki itu sambil tersenyum manis. Kapan lagi coba dia akan tersenyum seperti itu, karena dia memang jarang tersenyum.

"Iya." Jawab Liska yang tak kalah juga saat tersenyum dan berjalan meninggalkan nya sendiri.
"Untung anak laki-laki itu menolong ku, ah, senyumannya juga manis sekali, siapa yah namanya, lupa lagi ku tanya". Ujarnya selama perjalanan pulang dan hampir tiba di teras rumahnya.

Sedangkan laki-laki tadi hanya tersenyum saat melihat ibu itu beranjak pulang, padahal ia ingin menolongnya membawakan belanjaannya sampai ke depan gerbang rumah ibu itu.

"Semoga ketemu lagi dan gue bisa lebih deket sama ibunya, baru ke anaknya". Ucap laki-laki itu bermonolog sambil tersenyum indah mengharapkan rencananya mendekati Anna berhasil.

Sementara itu, tidak dia ingat lagi bagaimana rasa sakit yang ada pada lutut sebelah kiri nya itu setelah ia jatuh dari motor sepulang sekolah tadi, padahal niatnya adalah ingin membeli beberapa obat luka untuk lututnya karena nenek laki-laki itu bertanya saat melihat luka yang ada pada lututnya. Mengganti seragam sekolahnya saat pulang sekolah, dengan baju kaos berwarna navy dan celana Distro selutut, dan tak lupa tas mini atau Waistbag nya dan langsung berangkat lagi kerumah neneknya untuk berkunjung, dan ternyata rumah neneknya itu satu kompleks dengan rumah Anna, neneknya baru pindah rumah kemarin agar lebih dekat dengan rumah anak-anak nya, jadi laki-laki itu datang untuk berkunjung, dan dia tau kalau Ibu tadi adalah ibu nya Anna, itu karena ia pernah melihatnya bersama Anna saat pengambilan raport semester 1 kemarin, sungguh bahagia rasa hatinya saat ini.

Tak terasa hujan pun berhenti, lalu laki-laki itu pulang kerumah neneknya lagi.

1204 kata.

Jangan lupa Vote yah!!

HALLO

NEXT PART SELANJUT NYA

BYE BYE

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JovannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang