dihari minggu, hari yang sangat sangat dinantikan oleh setiap orang karna dihari yang singkat itu mereka beristirahat dari segala aktivitas.
seperti junhoe dan jisoo sekarang, mereka berdua memilih bersarapan di salah satu restoran
sebenarnya junhoe tak ingin mengajak jisoo karna kondisi nya tapi ya...seorang jisoo si keras kepala.
jalan saja masih tertatih tatih.
"oppa...apa kau juga diperlakukan seperti itu?" junhoe mengangguk sambil makan ramyeon nya
"kenapa kau tidak melaporkan nya pada polisi?"
"kenapa kau berbicara saat sedang makan?" tanya balik junhoe dengan dingin. jisoo memilih kembali memakan ramyeon nya dalam diam
tak lama, junhoe yang sudah siap makan itu jenuh menunggu jisoo makan dng lamban
"kau tidak curiga dengan pernikahan mereka berdua?" jisoo menggeleng
"pria itu cinta pertama ibu mu. mereka bertemu setelah ayah mu meninggal,kan?"
"iya, kau mencurigai sesuatu?"
"sangat! menurut ku seorang istri pasti masih sangat sedih atas kematian suaminya, tapi mama mu berbeda"
"maksudmu, ibu ada sesuatu dengan papa?"
"mungkin"
"apa kita perlu menyelidiki kematian papa mu, jisoo?"
"boleh saja...aku suka menyelidik"
"aku curiga jika pria itu dan mama mu bersengkongkol untuk membunuh papa mu" jisoo berdehem saja, walaupun ia tidak suka jika mama kesayangannya di tuduh seperti itu
-----
"dari mana kalian berdua?" saat masuk ke rumah, mereka sudah ditanya seperti itu oleh mino
"terserah aku mau kemana" jawab junhoe
"jisoo...buat kan aku sarapan. cepat!!" saat ingin pergi ke dapur junhoe menahan jisoo agar tak menuruti kata mino
"dia bukan pembantu. jika tidak bisa memasak kau bisa beli diluar" junhoe menarik jisoo untuk masuk ke kamar nya
"oppa, kenapa aku tidak boleh membuatkan sarapan untuk papa"
"kau ingin dipukul dengan dia? kesalahan kecil saja kau bisa pingsan,jisoo"
"aku boring..." kata jisoo sambil berjalan menuju ranjang nya dng lemas
"baca buku sejarah ini, seminggu lagi kita ujian"
"kau ini kutu buku sekali,oppa"
"aku pintar kau bodoh"
++++segini aja++++
