Haiiiiiii. Terimakasih untuk siapapun yang ngirim ini di mydayfess pagi tadi. Sumpah ngakak parah dan pas buka laptop eh langsung kepikiran untuk nulis. Nggak panjang sih, tapi cukuplah untuk menghibur. hehe
Selamat menikmatiiiii. Silakan vote dan komen ^^
--
Menjadi orangtua tunggal untuk lima orang anak laki-laki adalah hal tergila yang terjadi di hidupku. Di umur yang terbilang cukup muda, aku memutuskan untuk tidak akan pernah menikah dan cukup mengadopsi anak saja agar hidupku tidak kesepian.
Sungjin, anak pertama yang kuadopsi. Dia berusia lima tahun waktu itu. Anak yang sangat manis juga aktif tak pernah bisa diam. Di antara anak-anakku yang lain, dia yang terlihat paling normal dan tidak macam-macam. Tapi sebenarnya tidak. Sungjin punya six sense yang kuat. Ya, dia bisa melihat hal-hal yang tidak bisa kalian lihat. Tapi itu bukan masalah buatku. Karena Sungjin memang yang paling dewasa dari yang lain. Dan dia memanggilku Ibu.
Younghyun, anak kedua yang kuadopsi karena Sungjin kesepian dan butuh teman manusia untuk ia ajak merangkai tobot. Younghyun adalah anak yang paling pintar dan juga paling banyak makan. Sebelas-duabelas dengan Sungjin sih sebenarnya. Tapi jika makan merupakan hobi Sungjin, bagi Younghyun, makan adalah passion hidupnya. Mungkin agar otaknya terus encer, ia butuh banyak bahan bakar. Meski terlihat usil dan tak acuh, Younghyun adalah anak yang paling perasa. Dan dia memanggilku Mama.
Jae, anak ketiga yang kuadopsi ketika aku di California. Awalnya agak sulit bagi Younghyun dan Sungjin untuk menerima Jae. Apalagi Jae waktu itu hanya bisa berbicara bahasa Inggris. Sebenarnya juga Jae lebih tua dari Sungjin, tapi Sungjin tidak mau memanggilnya kakak karena ia merasa menjadi yang pertama ada di keluarga ini. Untungnya itu bukan masalah bagi Jae. Lagipula Jae juga lebih kekanakkan dari Sungjin. Jadi tidak pantas juga kalau malah ia dipanggil kakak oleh Sungjin yang notabene lebih dewasa. Akhirnya, Sungjin dan Younghyun bisa menerima Jae dengan syarat Jae harus membantu mereka mengerjakan PR bahasa Inggris. Jae sih, oke oke saja. Dan Jae memanggilku Mom.
Wonpil, anak terakhir yang kuadopsi. Sebenarnya aku sudah berencana untuk tidak mengadopsi anak lagi. Tiga sudah cukup. Tapi kali pertama aku melihat Wonpil, ia seakan menyihirku. Aura Wonpil terasa sangat kuat dan tak biasa. Bahkan Sungjin bilang Wonpil ini di kehidupan sebelumnya adalah seorang tuan muda. Tak heran kalau auranya sangat kuat. Waktu itu Wonpil baru berusia satu tahun. Lalu kupikir lagipula dari semua anak yang kuadopsi, aku belum pernah mengadopsi dari bayi. Dan itu membuat Wonpil sudah seperti anak kandungku, ya semuanya juga kuanggap anak kandungku sih, tapi karena membesarkan Wonpil dari kecil, ia jadi sangat manja padaku. Dan Wonpil memanggilku Mami.
Kukira sudah selesai. Empat sudah lebih dari cukup.
Tapi ternyata setelah mengadopsi Wonpil, aku hamil. Sebuah kejutan bukan hanya untukku, tapi juga untuk empat anakku. Mereka sangat bersemangat melihat perutku yang kian membesar. Dan setelah sembilan bulan, lahirlah Dowoon, anak kandungku. Si paling manja dan cengeng karena ia mempunyai empat kakak yang kadang kelewat jahil. Yang paling sering menjahilinya adalah Wonpil. Kurasa karena ada kecemburuan yang mana tadinya Wonpil adalah anak paling kecil. Tapi kemudian malah ada Dowoon yang lebih kecil darinya dan perhatian kami semua teralihkan. Untungnya Wonpil sedikit demi sedikit mulai mengerti. Pada akhirnya, Dowoon adalah bayi kami semua, bahkan bagi kakak kakaknya. Dan Dowoon memanggiku Bunda.
Aku masih pada pendirianku untuk tidak menikah. Jadi aku masih menjadi orangtua tunggal hingga saat ini. Dan ini lah ceritaku.
YOU ARE READING
Fam6 - Day6 as a Family
FanfictionSungjin, Jae, Younghyun, Wonpil, dan Dowoon adalah saudara. *terinspirasi dari sebuah chat halu di twitter @mydayfess