Kehilangan berkali-kali membuat sesuatu di dalam sana semakin berdebu, usang, dan merapuh. Aku mulai berbenah mengosongkan remah-remah kenangan di dalamnya. Puing-puing rindu yang tiap malam membelenggu. Rasa pada orang yang sama hadir terus-menerus. Kini masanya untuk mematikan lampu agar tak sesiapa pun bisa masuk lagi. Biar mereka tahu, sesuatu di dalam sini telah terlalu mistis untuk di tempati. Sudah tidak layak di huni. penuh debu, lembab, sunyi. Seolah waktu membekukan hatiku dan menjadikannya bisu. Sampai titik di mana kelak, seseorang mendobraknya keras, lalu masuk dengan keberanian menantang dirinya untuk tidak takut dengan kedinginan yang mencekam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rinjanu
Teen FictionRinjanu~ Dari patah hati, kita belajar banyak hal. Belajar untuk kuat, belajar lebih jeli memilih. Tapi sisi buruk dari patah hati adalah, menimbulkan ketakutan besar untuk memulai cerita kembali. Dan pada akhirnya, hanya waktu yang mampu memulihkan...