1. "coklat dan bunga mawar"

62 22 4
                                    


Jika setiap kehilangan di hidup orang lain akan mendatangkan sesuatu baru yang lebih baik, tapi bagian itu tidak terjadi di hidupku. Tapi jalan hidup setiap manusia berbeda-beda bukan? aku percaya bagian ini baru akan berlaku di hidupku.

Duniaku berbeda. Tepatnya telah berbeda.

"Rinjani!"
"Jani!"

Helaan nafas panjang lolos dari hidungku. Huft! Percuma cepat-cepat keluar dari kelas kalau begini ceritanya.

Di depanku, telah berdiri seseorang... hum,entahlah. Tak tahu mengapa aku risih menyebut namanya.

"Nih! terima ya, Jani! aku udah capek-capek mampir ke toko loh tadi. Oh iya, coklat semalam kamu buang atau makan? Ehh! Jangan di buang lah. Kamu gak ngebuangnya kan? aku beli pake uang loh itu!"

Helaan nafas yang kedua, Siapapun perempuan yang di perlakukan seperti ini pasti akan bahagia kan? Tapi, lagi-lagi aku tidak termasuk ke dalam golongan perempuan itu.

Tanganku memundurkan satu buah bungkus cokelat darinya. Seperti biasa lelaki itu merespons dengan gurat kecewa. Tapi yang membuat aku tidak suka, terdapat kemarahan di dalam sana.

"Apa aku harus pake bahasa isyarat, biar kamu ngerti, kalo aku gak suka kamu kasi yang beginian,"

Sekarang giliran dia yang berdecak dan menghela nafas. Kelima jemarinya bersatu mengusap wajah dengan frustrasi. Aku bosan dengan gayanya yang terkesan benar-benar stres seperti itu.

"Jani, aku kurang apa selama ini? aku udah berjuang banyak untuk kamu. Aku kurang apa lagi?" tanyanya.

Aku rengkuh tote bag dusty di lenganku lebih naik keatas, sekeras degup jantungku yang berdetak lebih lantang.

"Kamu kurang kerjaan!"

Detik itu juga, aku meninggalkan dia dengan coklat di genggaman tangan dan kekecewaan di raut wajahnya.

👁️_👁️

RinjanuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang