Sampai suatu hari, dia pergi ke ladang, dan aku sekolah.
Sore hari dia baru pulang, begitu juga denganku. Tapi aku lebih dulu satu jam dari pada dia. Ayah-ibu datang jam lima sore. Memang jika ibuku usai menjual gorengan, jika badannya masih bisa bergerak, dia akan ikut ayahku ke ladang dan membantunya.
Sore itu tidak ada berita buruk sedikitpun. Ayahku juga sehat pada hari itu, begitu pula ibuku.
Pada malam harinya, aku yang pulang dari rumah temanku yang agak larut, tepatnya jam 11 malam, aku mendapati ayahku sudah tidur. Tumben banget kataku.
Lalu dari luar kamar aku dengar ibuku yang baru selesai dari pekerjaannya, membangunkan ayah agar dia laksanakan kewajibannya.Aku juga saat itu masih bangun dan menonton tv, mencari-cari kantuk dengan tiduran di kasur depan ruang keluarga.
Usai sholat, ayahku makan. Entah kenapa dia malah makan, buka langsung beranjak tidur untuk meneruskan istirahatnya. Setelah itu aku tidak tau kabarnya, aku sudah terlelap.
Sekitar jam satu malam, aku merasa tidak enak dengan tidurku. Aku setengah terbangun. Lalu aku mendengar ibuku memanggil-manggil ayahku dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyedihkan
Roman pour AdolescentsKumpulan cerita yang menyedihkan dan penuh haru Yang mana dari cerita yang akan dibaca mungkin pernah kalian lakukan dan rasakan kesedihannya