3. Rencana

35 4 1
                                    

"Jika hobi bisa menghasilkan uang, kenapa tidak?"

~FIRE~

🌸🌸🌸

Setelah keluar dari gerbang sekolahnya, Nayla baru bernafas lega. Ia memutuskan untuk berjalan kaki menuju ke Cafe yang terletak di seberang sekolahnya. Ia ingin menghabiskan waktunya disana. Toh, dirumah dia juga sendirian.

Sesampainya di Cafe, Nayla langsung memesan Kopi Latte favoritnya dan beberapa donat kentang bertopping vanilla.

Setelah pesanannya jadi ia langsung menuju ke tempat yang  menurutnya nyaman. Ia duduk di sofa Cafe yang terletak di pojok ruangan dan mengambil novel di dalam tasnya yang belum ia selesaikan.

'Gue masih belum bisa lupain suara dia tadi. Lembut banget.' batin Nayla seraya tersenyum mengingat kembali suara Fikri.

Ia kembali tersadar saat seseorang membuka pintu Cafe. Ia refleks menutupi wajahnya dengan novel yang ia pegang sedari tadi.

Yang datang itu adalah Fikri. Lagi.

'Kok dia lagi sih.' gerutu Nayla dalam hati.

Nayla mengintip dibalik novelnya dan...

BUMM!!

Fikri berada dihadapannya. Mata Nayla membulat.

"Novel Lo kebalik." Ujar Fikri lalu membenarkan posisi Novel Nayla dan berlalu dari hadapan Nayla menuju ketempat pemesanan.

'OH SHIT!' Gerutu Nayla dalam hati. Pipinya bersemu merah karena malu.

Nayla mematung, berusaha menetralkan detak jantungnya yang tidak karuan. Dia sangat kaget, tiba-tiba saja Fikri berada dihadapannya. Berada di dekatnya saja gugup apalagi dibuat kaget seperti tadi.

Nayla berusaha cuek, berusaha terlihat biasa saja. Ia ingin menikmati Me time-nya saat ini. Meskipun posisi Fikri berada disamping Nayla, yah walau terbentang jarak sekitar 2 meter dari sofanya.

Nayla membuka halaman novelnya untuk melanjutkan bacaannya. Ia ingin fokus kebacaannya, berusaha melupakan kejadian barusan yang menimpanya.

Selang 15 menit, pintu Cafe kembali terbuka, menampakkan sosok Randy yang sedang mencari seseorang. Seketika matanya menangkap sosok Nayla yang tampak duduk santai sambil membaca Novel.

"Nay?" Sapa Randy saat sudah berada di depan Nayla. Sedikit menunduk agar dapat melihat wajah Nayla.
Nayla mendongak keatas karena merasa terpanggil.

"Eh Randy." Jawab Nayla seraya tersenyum.

"Sendiri?" Tanya Randy.

"Iya. Lo?"

"Gue mau ketemu temen gue. Tuh" Randy menunjuk Fikri dengan dagunya.

"Ya udah, Lo kesana aja."

"Gak mau gabung nih?" Tawar Randy.

"Hehe, No thank's" Tolak Nayla halus.

Yang benar saja, Nayla sungguh tidak sanggup berdekatan dengan Fikri.

"Ya udah, gue kesana dulu yah." Ujar Randy yang diangguki oleh Nayla.

Randypun menghampiri Fikri yang nampak duduk tenang di seberang sana. Dan Nayla kembali fokus pada novelnya sambil sesekali menyeruput latte-nya.

Disisi lain, Randy nampak membahas sesuatu dengan Fikri.

"Udah lama Lo? Sorry, gue tadi antar nyokap dulu baru kesini." Ucap Randy membuka percakapan.

Secret LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang