5. Ajakan

13 1 0
                                    

🌸🌸🌸

Embun pagi menyapa Nayla saat hendak keluar rumah. Hari ini dia tidak ingin terlambat dan kembali mendapatkan hukuman dari guru BK-nya yang sangat galak.

Ponsel Nayla berdering.

"Pagi Nayla" Sapa Bang Raka ceria.

"Pagi Bang, tumben video call Nayla. Kangen yah?"

"Emang gak boleh vidcall sama adek sendiri? Eh, tumben Nayla cepat banget selesai pakaian sekolah? Biasanya malah belum bangun jam segini."

Yah, sekarang baru pukul 6 pagi. Entah apa mimpi Nayla semalam hingga ia cepat bangun pagi ini.

"Takut dihukum Bu Wik, amit-amit dah. Kalau kasih hukuman bikin orang mau pingsan. Masa nih bang, Nayla kalau telat disuruh keliling lapangan 20 putaran. Bang Raka taukan lapangan Nayla gedenya kayak gimana? Masih untung kalau sebelumnya Nayla sempat sarapan, kalau enggak, gak tau lagi deh."

"Hahaha, makanya, jangan suka begadang supaya gak telat bangun."

"Yayaya. Bang, Nayla sedih tau, gak ada orang dirumah."

"Yah, mau gimana lagi dek? Yang pilih daerah KKN-nya kan bukan Bang Raka. Nanti Bang Raka telpon Bunda, supaya disana dulu temenin kamu sampai Bang Raka pulang."

"Hmm. Ya udah Bang, Nayla tutup dulu, abang gojeknya udah datang. Cepat pulang. Bye"

"Hati-hati, Dek. Bye."

Bang Raka memang sangat perhatian dengan adik satu-satunya. Ia sangat menyayangi adiknya.

🌸🌸🌸

Nayla sampai di sekolahnya yang masih tampak sepi. Belum ada siswa lain yang berada di sekolahnya saat ini.

"Masih pukul 06:20, pantas aja masih sepi." Gumam Nayla.

Ia menyusuri koridor sekolahnya dengan santai, hingga ia mendengar suara pantulan bola basket. Ia memicingkan matanya ke arah lapangan basket yang tidak jauh dari tempat ia berdiri.

Deg!

Nayla melihat Fikri sedang bermain basket sendirian diseberang sana. Nayla bersembunyi mencari tempat yang pas untuk menonton Fikri dari kejauhan. Tanpa diketahui Fikri tentunya.

"Hm, makhluk Tuhan satu ini, kurangnya apa yah? Gak abis pikir gue." Nayla mengintip dibalik dinding kelas yang berhadapan dengan lapangan basket.

Ia menonton Fikri, sambil tersenyum melihat Fikri bermain basket dengan Lincah.

Setelah 20 menit, Fikri selesai bermain basket. Ia mengambil tas dan jaketnya dan berlalu dari lapangan itu. Para siswa juga mulai berdatangan.

Fikri sudah berada jauh dari hadapan Nayla. Nayla memutuskan melanjutkan perjalanannya menuju ke kelasnya.

Nayla sampai dikelasnya yang terletak di lantai 2. Ia menyimpan tasnya di atas meja dan duduk santai. Ralat! Berusaha duduk santai, Karena di dalam kelasnya hanya ada dia Dan Fikri. Nayla sedikit canggung.

"Lo Nayla, kan?" Tanya Keisha tiba-tiba datang dengan raut bingung.

"Gue hantu."
"Yah, Nayla lah, emang gue ada kembarnya di sekolah ini?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang