" Paman, apa kau tidak salah jalan? Apa kau yakin, ini adalah jalan menuju sekolah kami yang baru?" tanya seorang gadis cantik bermata biru. Dia terlihat sangat cantik ketika sinar matahari menyinari wajahnya.
" Benar, Nona Muda. Ini jalan menuju ke sekolah yang baru.." jawab sang supir sembari mengangguk pelan.
' Aneh sekali...' gumam gadis cantik tersebut.
Lestari Efny, gadis cantik bermata biru itu memekik kecil ketika merasakan jalanan yang semakin buruk, sehingga membuat tubuhnya bergoyang dan tak sengaja menyenggol sang sahabat yang duduk di sebelahnya.
" Maaf, Ra... Gue gak sengaja nyenggol lo. Jalanan ini benar - benar buruk!"
" It's okay, Tar. Santuy.." jawab Hira William, gadis cantik bermata coklat itu seraya mengangguk maklum.
Tari kembali berdecak kesal ketika melihat tembok-tembok di sekitar jalanan menuju bangunan sekolah barunya yang penuh dengan coretan-coretan keluh kesah dan kata-kata kasar. Tari bahkan mendapati beberapa siswa sedang asik nongkrong di gang sempit dekat sekolah baru yang akan menjadi tempat dirinya dan sang sahabat menimba ilmu.
" Paman heran, kenapa Tuan William bisa memasukkan kalian ke sekolah ini.." gumam Paman Angga di sela-sela kegiatan menyetir mobil.
Tari dan Hira pun seketika menoleh ke arah paman Angga secara bersamaan.
" Memangnya kenapa, paman?" tanya Hira penasaran.
" Iya, paman. Bukannya sekolah baru kami itu bertaraf international?" Tari menyambung pertanyaan yang Hira ajukan.
Paman Angga terdiam sejenak, lalu menatap ke arah dua gadis yang sudah di anggap seperti keponakannya sendiri itu, sebelum menghembuskan nafas pelan dan menjawab pertanyaan keduanya.
" Sekolah baru kalian itu..."
*
*
" Selamat datang di sekolah baru kalian, Nona Muda..." ucap paman Angga setelah membukakan pintu untuk Tari dan Hira. Pria berusia 50 tahun itu meringis melihat reaksi yang di tunjukkan oleh kedua ponakannya itu.
Tari terperangah, bukan karena terpesona pada bangunan lantai 4 di hadapannya, melainkan karena shock melihat sekolah yang di sebut sebagai sekolah idaman semua orang di Jakarta. Dua penjaga gerbang yang tertidur lelap dengan kaleng soda di mana-mana, serta gerbang yang di biarkan terbuka lebar. Dan di atas gerbang usang, terpampang jelas nama sekolah baru mereka.
MX 89 Senior High School
Hira mencoba menenangkan hati dan pikirannya, walaupun tak bisa di pungkiri jika dirinya sangat gugup saat ini, sementara Tari mencoba tenang dan berpikiran positif.
" Kalau begitu, paman pamit dulu, Nona Muda. Nanti paman jemput lagi ketika sudah jam pulang sekolah.." ucap paman Angga.
" Hati - hati, paman. Tidak usah buru-buru di jalan..." pesan Hira dengan senyum lembutnya.
' kalian yang seharusnya hati-hati...'
Keduanya lantas masuk ke dalam area sekolah, awalnya mereka takjub karena sekolah usang ini masih mempunyai lapangan hijau untuk anak-anak bermain, sampai keduanya di buat terkejut setelah tubuh mereka berdua di tabrak oleh sekumpulan siswa yang berpenampilan seperti brandalan.
" BRENGSEK! KEMBALIKAN JAKET GUA, JANGKUNG!!!"
" Lo lebih cocok tanpa jaket, Ndra. Hahaha..."
" Yak!! Lo juga gak terlalu tinggi, keparat!!"
Tari menggeram marah karena ketiga siswa itu tidak meminta maaf padanya dan juga Hira setelah menabrak dengan kasar.
" Woyyy!!! Lo bertiga!!!" teriak Tari marah, sementara Hira hanya diam memperhatikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy School
ActionDua anak perempuan yang terjebak di sekolah baru mereka, yang 90% di huni oleh anak-anak pemberontak dan pelaku kriminal yang berasal dari keluarga broken home. Sanggupkah mereka bertahan atau justru mereka malah jatuh ke dalam pelukan salah dua dar...