Athena membuka matanya pelan. Ia tertidur sangat pulas malam tadi mungkin karena pekerjaanya begitu menguras tenaga siang kemarin. Ia masih membaringkan badannya diatas ranjang kecilnya menikmati hawa pagi hari. Sejuk dan menyegarkan itulah yang ia rasakan. Setelah merasa cukup menikmatinya ia bergegas membersihkan diri di kamar mandi kecil miliknya. Ia sudah selesai dengan kegiatan paginya kemudian ia menyibak kain sutera tipis yang membungkus jendela kamarnya. Mentari pagi menyambutnya hangat, menggelitik dan memberi sensasi panas dikulitnya yang putih dan mulus. Ia tersenyum dan menutup matanya merasakan kehangatan sambil menghirup wewangian segar dari bunga bunga yang sedang bermekaran ditaman diluar jendela kamarnya. Ia begitu mencintai hidupnya yang sekarang walau susah namun alam membuatnya bahagia entah pagi siang atau malam. Ia disambut kicauan burung dan semerbak wewangian bunga, siang yang panas pohon-pohon rindang sekitar rumahnya akan melindunginya lalu ketika malam bintang bintang dilangit akan memuja kecantikannya.
“Athena sarapan paginya sudah siap” Ibunya memanggil mendengar suara jendela kamar Athena dibuka.
Athena melangkah keluar kamar menuju dapur menemui ibunya. Ia tersenyum melihat hidangan sederhana yang selalu menjadi keseharian mereka. Ia tersenyum dan mencium ibunya sebagai ucapan terimakasih karena itulah kebiasaan mereka.“Mama hari ini jangan kerja dulu. Pergilah ke rumahsakit lalu istirahat saja dirumah” Athena menatap ibunya sedih lalu kembali menyantap makanannya. Sementara ibunya menatapnya aneh namun tidak menjawabnya
“Aku tahu mama sakit karena kelelahan” sambung Athena
“Mama tidak bisa. Aku tetap harus kerja” ibunya menjawab mengingat ia memiliki jadwal penuh minggu ini dan tidak bisa digantikan.
Athena tersenyum lalu meninggalkan ibunya menuju kamar. Ia membuka lemarinya menarik keluar sebuah kotak lalu mengambil sebuah bungkusan putih kecil. Ia menutup kembali lemari itu melangkah keluar menghampiri ibunya. Ia mengambil tangan ibunya dan menyerahkan bungkusan itu lalu kembali duduk ke kursinya. Ibunya menatapnya bingung dan hanya dijawab dengan senyuman oleh Athena. Ia menaruh bungkusan itu di samping piring makannya. Athena seolah tahu kalau ibunya meminta penjelasan mengenai benda putih misterius didepannya.
“Bukalah"
Ibu Athena membukanya. Ia sangat terkejut melihat isi bungkusan putih itu. Ia terharu menyadari bahwa malaikat kecilnya sudah tumbuh besar menjadi gadis yang sangat cantik sekarang tidak lagi membacakan cerita sebelum tidur, tidur siang dipaksakan atau digendong ketika sakit.“Darimana kau mendapatkan uang ini” Tanya ibunya serius. Ia hanya tidak percaya bahwa gadis kecil satu-satunya yang ia miliki memberikan apa yang benar-benar ia butuhkan sekarang. Saat ini ibu Athena sedang sakit walau ia tidak mengatakannya namun darah lebih kuat dari segalanya. Athena merasakan apa yang dirasakan ibunya.
“Aku bekerja di sebuah restoran di pinggir kota” seminggu ini ia bekerja part time sebagai pelayan. Ia bekerja keras mendapatkan uang itu untuk ibunya dan kemarin ia mendapatkan bonus lebih karena banyak pelanggan yang mengunjungi restoran itu dan membuatnya begitu lelah.
“Terimkasih tapi minggu ini adalah jadwal kerjaku dan tidak ada penggantinya. Ibu tetap akan pergi bekerja” Tegas ibunya kembali sambil memasukan kembali uang itu ke tempat semulanya.
“Aku saja yang pergi gantikan mama” Athena tidak membiarkan ibunya bekerja dengan kondisis badannya yang kelelahan.
Hatinya menjerit pedih melihat tekad keras ibunya bahkan ia menyadari sudah dewasa untuk menanggung sebuah tanggung jawab melindungi ibunya sekarang. Ia berdiri menghampiri ibunya memeluknya dan membelai rambut ibunya, menemukan beberapa helai putih sudah tumbuh disana.
“Aku sudah besar, sudah saatnya melindungi mama”. Athena mencium kepala ibunya.
Ia begitu mencintai ibunya. Kepergian ayahnya meninggalkannya duka namun cinta dan kenangan yang ditinggalkan di rumah kecil itu membuatnya merasa masih seperti berlian berharga. Ia dicintai, disayangi dan tidak pernah dibiarkan terluka karenanya ia tidak menginginkan ibunya sakit sebab ia takut akan ditinggalkan lagi.“Sekolahmu Athena?”
“Sekarang liburan musim semi. Jadi ratuku bersantailah saja dirumah kita yang kecil ini dan nikmati pohon-pohon dan bebungaan yang sudah mulai mekar” Canda Athena diiringi suara tertawa ibunya. Mereka mengakhiri pagi dengan mempersiapkan keberangkatan Athena ke tempat ibunya bekerja.
YOU ARE READING
DEWI HELLENES
Romance"Aku mencintaimu" kata Athena menatap dalam sambil mengalungkan tangannya erat di leher kekasihnya "Aku mencintaimu juga tapi kamu sudah menjadi milik saudaraku" Pangeran Leonardo memeluk Athena lalu menciumnya. Ia menangis meratapi takdir dirinya...