"Kekuatan yang Pangeran Bintang pakai adalah star fire."
"Kayak mana itu?"
"Bintang api, ia akan bereaksi dengan cara ditembak. Jadi dulu Pangeran Bintang mengamuk di dunia manusia saat baru saja mendapatkan kekuatan itu. New York yang saat itu tengah damai dan tenang, tiba-tiba harus mendapatkan efek dari amukan Pangeran Bintang."
Flashback.
Kobaran api yang berasal dari hutan daerah New York semakin meluas karena angin malam yang berhembus kencang. Membawa si jago merah ke dalam pemukiman warga. Pangeran Bintang tengah kalap di antara kobaran api itu. Percikan demi percikan tercipta dari jari-jemari pria itu. Selang beberapa detik, jeritan-jeritan warga mulai memuncak.
Amukan Pangeran Bintang semakin menjadi-jadi seolah belum merasa puas dengan kehebohan yang terjadi di kota itu. Banyak mobil pemadam meluncur ke daerah itu. Hasilnya nihil. Api terus berkobar dan semakin besar. Warga mulai pasrah.
Seluruh Sky Knight berserta Lord akhirnya turun tangan untuk menghentikan si pengendali elemen api itu. Mereka berusaha bersikap tenang sambil berpikir bagaimana cara mengatasi semua ini. Dengan panggilan sudah pasti tidak mempan dan tidak akan mempan. Alhasil Pangeran Malam, sang elemen air mengambil ancang-ancang untuk menenangkan Pangeran Bintang.
Serangan memang tepat sasaran, tapi bukannya mereda, api itu semakin menggila. Lord memerintahkan Awan si elemen angin untuk mengendalikan angin di sekitar mereka sementara Pangeran Malam kembali menyerang Pangeran Bintang. Aksi ini bukan untuk saling menyakiti sesama Sky Knight.
Tetapi bertujuan untuk mengembalikan kesadaran siapapun Sky Knight yang tengah kalap. Awalnya hampir berhasil. Detik berikutnya, kekuatan Pangeran Bintang semakin bertambah dan dengan gesitnya Pangeran Bintang melesat pergi dan cepat menghilang dari pandangan mereka.
"Ck! Pake acara hilang!" keluh Putri Bulan.
"Apa tadi dia pura-pura lemah hanya untuk mengumpulkan tenaga supaya kabur?" simpul Pangeran Senja.
"Tepat sekali," jawab Pangeran Pagi.
"Semuanya cepat berpencar! Kita harus segera menemukan Pangeran Bintang!" titah Lord.
"Baik!" respon mereka serempak lalu melesat bersamaan.
Melalui telepati mereka berkomunikasi.
Semua Indra mereka kerahkan. Penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, bahkan perasa pun diaktifkan.
'Lapor Lord di daerah selatan negatif' ujar Pangeran Malam yang melesat bersama Putri Bulan.
'Di daerah Utara juga nihil,' Putri Siang pun melaporkan ditemani Pangeran Awan.
Bukannya apa.
Pangeran Pagi pergi duluan bersama Putri Sore dengan alasan: tega banget ninggalin cewek sendirian. Ya sudahlah Pangeran Pagi menurut.
"Ibu, itu Pangeran Bintang!" ucap Pangeran Senja sambil menunjuk ke arah depan mereka.
"Kamu benar Pangeran Senja. Semuanya, Pangeran Bintang berada di lima kilometer dari hadapan kalian," Lord mengumumkan.
'Putri Sore, fokuskan pikiranmu untuk teleportasi kami semua.'
"Baik Lord." Putri Sore mengangguk.
"Tenang saja Putri Sore, saya akan ikut membantumu."
"Permintaan Anda adalah titah untuk saya," ucap Putri Sore sambil memejamkan mata tanda hormat dan patuh.
'Untuk kami juga,' sahut yang lainnya bersamaan membuat ruang telepati menjadi berisik.
Putri Sore tersenyum santai.
"Hmph, ya, ya, terserah."
"Semuanya, kita akan berhenti dalam hitungan, 3...2...1!"
Sraak! Langkah mereka yang terhenti membuat butiran-butiran debu berterbangan dimana-mana tak membuat penglihatan mereka terganggu.
"Sekarang Putri Sore!" seru Lord.
"Baik!" Putri Sore langsung mengambil ancang-ancang.
"Hole Isatro!" Putri Sore menatap tajam.
Di posisi Lord, ia memfokuskan pikiran untuk mentransfer tenaga ke Putri Sore. Di detik berikutnya, seberkas cahaya terpancar di hadapan mereka semua. Semakin lama, cahaya itu semakin melebar dan membentuk portal.
Usaha mereka tak sia-sia.
"Nice control!" puji Pangeran Pagi yang duduk manis di dahan pohon.
'Portal sudah sempurna. Kalian boleh segera masuk kedalamnya,' jelas Lord.
Di waktu bersamaan, mereka masuk ke dalam portal dan cring, semuanya sudah sampai di tempat Pangeran Bintang. Langsung saja mereka sergap pria itu. Perlu banyak chikara untuk menguncinya.
Putri Siang mengerahkan salah satu kekuatannya. Tanaman liar dan merambat mengikat kedua kaki di pohon besar di dekat mereka. Dari atas hingga bawah tubuh Pangeran Bintang telah berhasil terkunci. Lord yang berjalan sejak mereka berkumpul mulai menatap Pangeran Bintang tajam. Salah. Orang itu bukan Pangeran Bintang.
Tetapi kekuatan yang tengah menguasai tubuh dan pikiran pria itu. Mata yang keseluruhannya berwarna putih itu membalas tatapan sang Lord seolah menantang. Sky Knight yang lain memasang raut wajah khawatir. Pasalnya, baru saat ini ada Sky Knight yang memasang tatapan menantang pada Lord dan Pangeran Bintang-lah pelakunya.
Khawatir Lord akan marah -meski nihil perkiraan akan terjadi- beberapa di antara mereka menutup mata sambil mengeratkan cengkraman pada Pangeran Bintang.
"Wahai kekuatan yang menguasai tubuh Pangeran Bintang, tunduklah! Dan Pangeran Bintang sadarlah! Kau sudah membuat kekacauan besar disini," sabda Lord.
Seberkas cahaya muncul di telapak tangan beliau. Perlahan mata itu kembali mendapatkan bola matanya. Pangeran Bintang sempat tersenyum sambil mengucapkan
"Yokatta."Pangeran Bintang tertidur saking lelahnya tubuh itu setelah kejadian tadi. Mereka semua melepaskan kuncian dan Putri Siang melepaskan ikatan Pangeran Bintang.
Semua bisa kembali bernafas lega.
"Trus, warga gimana Lord?" tanya Putri Siang.
"Pangeran Malam, Pangeran Awan, saya perintahkan kalian untuk mengatasi wilayah ini. Biar kami yang bawa pangeran Bintang ke Region Sky."
"Baik Lord!" Pangeran Awan dan Pangeran Malam melesat pergi ke daerah itu dan yang lainnya pulang dan menenangkan Pangeran Bintang.
#To Be Continued#
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sky
Fantasía"Pangeran? Aku tak percaya omong kosong itu. Pangeran hanya ada di dongeng. Dan dongeng itu tidaklah nyata. Tapi aku lebih tak suka dengan kenyataan. Kenyataan tak henti-hentinya membuatku lelah." -Daiva Fukine Leia "Tapi aku percaya takdir. Takdir...