Aku menatap sepasang mata itu,mata biru yang selalu membuat teduh,mata yang selalu memandang dengan segala kelembutannya dan mata yang selalu membuatku jatuh dalam pesonanya.
Namun,kini ada yang berbeda dari setiap tatapannya.
Rasa sakit,kecewa,dan marah menjadi satu bahkan aku mulai bisa melihat buliran bening dari matanya..Tidak! Kumohon jangan.
Ingin ku berlari mendekapnya dengan kedua tanganku dan membuatnya tenang seperti biasanya namun tidak bisa kulakukan saat ini.
Wajah yang pucat,bibir yang dipaksa tersenyum dan mata yang berair membuatku tak berani untuk mendekat padanya.
Sadar akan satu kesalahan yang membuatku akan kehilangannya,kehilangan sosoknya yang mencintai dengan tulus,yang mengasihi dengan segenap jiwanya.Ingin ku coba untuk berkata,demi apapun,bukan ini yang aku bayangkan.
Bukan ini yang aku mau.
Sekelibat bayangan mulai berputar dalam diriku.
Tentang rencana pernikahan,tentang masalalu yang tiba-tiba kembali,dan tentang kedatangannya disaat yang tidak tepat.
Berkali kali kurapalkan permohonan dalam hati semoga dia mengerti,semoga dia memahami dan semoga dia memaafkan.
Namun sekali lagi air mata yang mengalir dalam mata birunya mengingatkan ku akan luka yang ku beri,mengingatkan akan sakit yang kutoreh.
Seharusnya aku tidak melakukan ini.
Seharusnya aku tidak meneriman permohonan masalalu yang katanya meminta tolong untuk membuat tunangannya kembali.
Terlena dengan permohonannya dan merasa kasihan menjadi alasanku untuk menerima dan menolongnya tanpa berfikir bagaimana perasaan kekasihku sendiri..Seminggu! Itu yang dia inginkan,menjadi kekasihnya dalam satu minggu demi membuat seseorang yang tak lain adalah tunangannya cemburu,ralat! Bukan tunangan melainkan mantan tunangannya dan kembali padanya namun naas,dihari terakhir saat dia ingin membuat mantan tunangannya cemburu,sosok yang amat sangat aku cintai,yang menjadi nafas dari hidupku harus melihat permainan yang aku dan mantanku mainkan.
Menemuinya disebuah restoran yang telah ditentukan,mengobrol dan bersikap layaknya sepasang kekasih yang benar hingga tindakan spontan diluar rencana yang membuatku kaget.
Namun bukan tindakan itu yang benar-benar membuatku terkejut dan serasa mati. Tapi sosok orang yang datang menghampiri dan menatap ku dengan terluka..Sejenak aku terdiam. Terpaku pada sepasang mata biru yang menatapku, dan kini aku mengerti jika hal yang dikatakan masalalu ku adalah bohong.
Tentang dia yang ditinggalkan mantannya dan ingin membuatnya kembali,tentang mantan yang amat sangat dia cintai.Ini tidak benar !
berkali-kali ku yakinkan diri jika aku salah. Namun pelukan yang mengerat di dileherku membuat semua asumsiku benar..
Jika ini adalah permainan yang dilakukan oleh keira,yang tak lain adalah masalalu ku dan mantan tunangan yang dia maksud bukanlah orang lain melainkan aku, diriku sendiri!"Rey!"
Panggilan lirih dari Aena,kekasihku membuat ku sadar dengan apa yang aku lakukan dan segera melepas pelukan keira.
Aku merasakan jantungku berdetak cepat dan nafas yang memburu.. Damn!"Kenapa?"
Ucapnya lagi dengan lirih. Aena menatapku dengan mata yang sendu,menghapus buliran air yang mengalir dipipinya dan menatap ku dengan senyum teduh yang tidak sampai dimatanya.
Aku berjalan menghampirinya dan mencoba untuk menjelaskan.."Stop rey,aku tidak ingin kau kemari,maaf mengganggumu. Kau bisa menyelesaikan kegiatanmu,dan kita akan bicara besok."
Belum sempat aku membalas ucapannya,Aena berbalik meninggalkanku dengan kiera.
Sial!
Aku merasa bodoh kali ini,bagaimana mungkin ku tidak menyadari ada permainan dibalik semua ini.
Jika saja aku tidak terpedaya dengan kiera mungkin tidak akan seperti ini."Rey !"
Shit! Panggilan sialan membuatku tersadar jika aku masih berada disini dengan kiera,kutatap kiera dengan mata tajam,jika terjadi sesuatu dengan hubunganku denga Aena,aku bersumpah jika aku akan membuat perhitungan dengannya dan membuatnya menyesal lebih dari apapun. Tanpa mempedulikan panggilan kiera,aku berbalik dan meninggalkannya sendiri mengejar Aena..
Persetan dengan keinginan Aena yang memintaku menemuinya besok,aku bahkan tidak bisa bernafas dengan benar saat ini ketika mengingat mata birunya yang menatapku dengan terluka.Menyetir dengan kecepatan gila-gilaan,merapalkan doa dalam hati , aku sampai di depan apartemen yang ditempati oleh Aena selama ini. Apartemen yang sering ku kunjungi dan yang menjadi saksi bagaimana aku dan Aena menjalin kasih.
Dengan tergesa,aku menekan pin untuk membuka pintu berharap menemui Aena dan bisa menjelaskan semuanya,berharap dia mau mengerti dan mendengar,namun naas. Bukan Aena yang ku temui namun sebuah surat yang membuatku merasa hancur seketika.Surat yang membuat aku menyesali keputusan ku seminggu yang lalu,surat yang membuatku sulit untuk bernafas,surat yang membuat bulir bening mataku mengalir dan surat itu jugalah yang memberitahuku jika Aena memilih untuk pergi.
Aenaku pergi!🌸🌸🌸
Hello,selamat malam jumat.
Semoga malammu menenangkan.
Salam hangat dari aku,si penulis amatir yang mencoba untuk lebih baik :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow
RomanceTidak semua yang terjadi selalu berjalan dengan mulus. Manusia hanya berencana, tetap Tuhan yang menentukan.