Bayangan kita memanjang di jalan
Seraya ku berjalan dalam senja bersamamu.Chizuru menatap keatas saat butiran salju mengenai wajahnya. Musim dingin, gumamnya dalam hati. Dia menadahkan tangan dan memejamkan mata sambil tersenyum. Membiarkan salju mendarat mulus di wajahnya.
"Lihat, sudah ku bilang kau akan menyukainya. Ini menyenangkan bukan?" terdengar suara pria dari sampingnya. Chizuru membuka mata dan menoleh. Tersenyum. Dia mengangguk. "Iya, kau benar. Aku menyukainya."
Jika kita bisa bersama seperti ini selamanya
Berpegangan tangan."Aku jamin kau akan lebih menyukai ini. Kau akan melihat air yang bercahaya dengn lautan kapas jika berada disana, ayo!" ucapnya dengan menarik tangan Chizuru. "Hey! Sebentar. Yoota- san, pelan-pelan!" serunya saat pria yang dipanggil Yoota itu membawanya berlari tanpa aba-aba.
"Ini menyenangkan, Chizu. Cepat! Kau lambat sekali, heh!" Ledeknya dengan tangan yang masih bertautan.
Kesal dibilang lambat, Chizuru berhenti dan melepaskan genggaman tangan Yoota. Dia menggembungkan pipi dan melihat Yoota sebal. "Kau!" Dia menunjuk Yoota. "Aku bisa berjalan sendiri!" protesnya dengan berjalan cepat mendahului Yoota.
Yoota tertawa kecil. "Memang kau tahu dimana tempatnya?" tanyanya. Chizuru terdiam. Dia berhenti dan berbalik. Menatap Yoota malu. Yoota tertawa. Dia mempercepat langkah dan menyodorkan tangan saat mereka bersisian. "Ayo, kita lihat pergi keatas sana," ucapnya dengan menunjuk salah satu bukit yang tinggi.
"Kenapa harus kesana? Bukankah sama saja?"
Yoota menggeleng. Dia menarik tangan Chizuru dan berjalan pelan.
Chizuru menurut. Dia mengikuti Yoota tanpa banyak bertanya. Tatapan matanya tertuju pada genggaman tangan Yoota yang begitu hangat. Musim dingin mungkin baru saja di mulai, tapi....
Jauh dalam lubuk hati paling dalam, hatinya sedang musim semi. Bunga cinta bermekaran indah. Sedingin apapun, semua terasa hangat saat bersama Yoota. "Apakah kita akan selalu bersama Yoota-kun?" tanya Chizuru dalam hati.Ini hampir cukup membuatku menangis
Angin menjadi lebih dinginDingin. Satu tangan Chizuru merapatkan jaket yang dia pakai. "Apa masih lama?" tanyanya tidak sabaran saat Yoota masih membawanya terus menaiki setiap jalan setapak. "Kau lelah?"
Chizuru menggeleng. "Ini semakin dingin," protesnya dengan menggembungkan pipi. "Hey, Yoota-san! Apa kau akan terus menuntunku seperti anak kecil eoh?"
Langkah Yoota terhenti. Dia menatap tangannya yang masih setia menggenggam Chizuru. Terkekeh pelan. "Maaf," ucapnya sambil melepas genggamannya dari Chizuru.
Yoota menatap sekitar. Sementara Chizuru menggosok kedua tangannya yang mulai kedinginan. Yoota membalikkan Chizuru dan membuatnya tersentak. Satu tangannya menunjuk sembarang arah. Meminta Chizuru untuk melihat pemandangan disampingnya. "Lihat!"
Chizuru tercengang. Amarahnya tertahan saat melihat pemandangan didepan mata. "Woah! Indah!" serunya saat melihat cahaya kecil dari lampu yang terlihat seperti kunang-kunang yang berterbangan di kegelapan. "Ini keren, Yoota-san! Bagaimana kau tahu ada tempat seperti ini disini?"
Angin berderik di jendela
Malam membuatmu terbangun
Aku kan merubah penderitaan menjadi senyumanYoota menatap wajah Chizuru lekat. Pandangannya tidak lepas dari wajah gadisnya yang begitu ceria. Cantik, batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow
RomanceTidak semua yang terjadi selalu berjalan dengan mulus. Manusia hanya berencana, tetap Tuhan yang menentukan.