Part 3 ; Bétter Thing [End]

1.3K 180 40
                                    

"Ayah, kenapa ke toko kue?"

"Papamu memintanya."

Lan Sizhui, meskipun heran, tapi tetap mengikuti ayahnya pergi ke toko kue. Berada di tempat yang dikelilingi makanan manis jelas tidak cocok dengan selera Lan Wangji, tapi beda hal dengan Lan Sizhui yang menggemari makanan manis. Yah, lagi pula, wajah batu ayahnya tidak menurun padanya, jadi dia cocok-cocok saja kalau disandingkan dengan deretan makanan manis.

"Ayah, apakah boleh aku yang memilihnya?"

Lan Wangji langsung mengangguk setuju, karena dirinya pun sejujurnya tidak memiliki ide apa pun tentang kue yang harus mereka beli.

"Pilih juga untukmu sendiri,"

"Benarkah? Yeeey." Lan Sizhui dengan riang mulai mengelilingi toko, menjelajah setiap etalase, bahkan bertanya para karyawan toko.

Karena toko kue itu termasuk sangat besar, ada banyak varian sehingga Lan Sizhui pun merasa kebingungan memilihnya. Bertanya pada ayahnya, hanya dibalas 'Mn Mn' saja, menunjukkan dia variasi untuk dipilih, malah menyarankan membeli keduanya.

Lan Sizhui pusing.

'Baiklah, aku pilih sendiri saja.' batinnya pasrah.

Setelah memilih kue dan membayar, sepasang ayah dan anak itu pun pulang ke rumah mereka.

Ada keributan berasal dari dalam yang samar terdengar, keduanya lalu sama-sama menautkan alis.

Lan Wangji membuka pintu.

"Kami pulaaang~" seru Lan Sizhui.

"Papa? Papa?"

"A Yuan-ku sudah kembali!"

Tiba-tiba mendapat serangan mendadak, pelukan maut pula, Lan Sizhui jelas sesak dan merasa kehabisan napas.

"Wei Ying,"

"Ah hehehe maaf maaf, habisnya aku sangat rindu anakku yang imut-imut ini." Wei Wuxian berujar dengan wajah tanpa dosa. Bahkan dengan tanpa dosa pula mencubit kedua pipi anaknya sampai memerah.

Lan Sizhui hanya bisa terdiam pasrah.

Sudah biasa!

"Anakmu memang imut-imut, tapi sebagai ibunya, kau amit-amit,"

"SHIMEEI!"

Jiang Cheng yang ternyata ada di sana hanya menggidikkan bahu tak acuh dan lanjut pergi ke ruang tamu dengan segelas kopi di tangan yang ia buat sendiri di dapur.

Wei Wuxian cemberut, kemudian menarik Lan Sizhui untuk pergi ke ruang tamu.

Lan Wangji memandang datar hal itu.

Wei Ying-nya bahkan tidak memberikan ciuman selamat datang, huh? Benar-benar harus dihukum.

Di ruang tamu, bisa dikatakan cukup ramai. Lan Sizhui macet di ambang pintu dan ragu-ragu.

"A Yuan kemariii," Wei Wuxian tidak sabar.

"Lihat lihat, ini sepupumu! Kalian seumuran loh."

Sosok yang ditunjukkan papanya lebih-lebih membuat Lan Sizhui ingin melarikan diri. Dia bahkan terang-terangan terburu berbalik, berniat kabur ke kamar kalau saja tubuh tinggi menjulang ayahnya tidak ada di hadapannya.

"Ayah.." mata Sizhui seperti anak anjing minta dipungut, sangat memelas sampai Lan Wangji keheranan.

"Ada a-"

"Oh! Itu kan Ketua Kelas!"

"Hah? Kalian satu kelas?!" Suara Wei Wuxian terdengar antuasias.

"Kalau dia benar Ketua Kelas, berarti kami sekelas," balas suara lain dengan nada tak acuh.

Precious Thing, Precious FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang