Lan Sizhui meneguk ludahnya kasar, semakin memeluk lututnya dengan pandangan beredar pada kamarnya yang diliputi kegelapan.
Tengah malam tengah berlangsung, langit tanpa matahari sehingga kamarnya yang tidak diterangi lampu tentu tidak akan memberikan pemandangan yang layak.
Itu disengaja, jelasnya.
Lan Sizhui tidak bisa membiarkan sekedar satu lampu pun menyala sebab hal itu akan membuat Ayah dan Papanya curiga.
Karena jelasnya, hal ini terjadi tidak hanya sekali, dua kali ataupun lima kali. Melainkan satu Minggu penuh tanpa jeda.
Lan Sizhui bukannya menderita gangguan kecemasan, penyakit dalam atau kelainan psikologis. Dia hanya tengah terjangkit insomnia karena sebab yang masih dipertanyakan.
"Bagaimana ini?" Dia mengerang dengan suara rendah, begitu frustasi dengan banyak kerutan di dahi karena terlalu lama berpikir. Mencoba beberapa kali untuk tertidur, Lan Sizhui harus menerima kenyataan kalau hal itu baru berhasil ketika waktu menunjukkan pukul setengah empat pagi.
Jadi, masih sama seperti pagi sebelumya, Lan Sizhui muncul di meja makan dengan wajah kuyu dan kantung mata yang membuatnya menjelma layaknya Panda.
"Selamat pagi, Papa, Ayah."
"Selamat pagi juga A Yuan,"
"Hmn selamat pagi."
Pemandangan di dapur seperti biasa, Papanya tengah memasak sarapan dan Ayahnya sibuk membaca koran. Lan Sizhui tersenyum hampa, dia sangat berharap kedua orang tuanya tidak menyadari keanehan dalam dirinya.
"A Yuan, makanlah! Dan cepatlah tumbuh tinggi seperti ayahmu!" Wei Wuxian berkata dengan nada riang seperti biasa, tidak ketinggalan kecupan pada kening sang anak sebagai rutinitas yang biasa. Tidak peduli A Yuan-nya itu bayi ataupun remaja tanggung berusia lima belas, dia akan tetap melakukannya.
Lagi pula, Lan Sizhui adalah anak yamg patuh dan sangat sayang orang tua, jadi tidak mungkin dia menolak kebiasaan manis itu hanya dengan alasan 'Aku sudah besar'.
Memulai sarapan dengan hangat, keluarga Lan Wangji itu jelas-jelas sebuah keluarga ideal yang harmonis, meskipun ya, Wei Wuxian itu pria.
Tapi siapa yang peduli? Toh cinta Lan Wangji akan menang telak dari argumen jenis apa pun.
Lan Sizhui diam-diam bernapas lega, beruntung memang sikap Papanya sangat tidak peka.
Kalau-kalau Papanya itu mulai bertanya, hal itu tidak akan usai sampai matahari tenggelam kemudian terbit lagi.
'Kurasa aku harus ke rumah Jingyi dan numpang tidur.'
Karena ini hari Minggu, Lan Sizhui tidak punya pilihan lainnya, tidak mungkin dia harus pergi ke sekolah. Meskipun harus melewati momen menyebalkan di mana mulut cerewet Lan Jingyi, dia merasa akan baik-baik saja selama orang tuanya tidak curiga.
Tapi...
Lain Sizhui pun kadang-kadang lupa, kalau ayahnya yang kata orang jelmaan patung es –artistik– itu, kadar pekanya di atas rata-rata.
"Wei Ying,"
"Apwah?"
Lan Wangji menggelengkan kepala pelan melihat pasangan hidupnya yang masih terlihat seperti anak kecil ketika makan. Dengan lembut, pria Lan itu membersihkan noda saus yang tercecer di sekitar mulut Wei Wuxian.
"Aku akan membawa A Yuan bersamaku hari ini,"
"Hah? Ini Minggu Lan Zhan! Minggu! Kau akan bekerja di hari Minggu?" Wei Wuxian cemberut dan protes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Thing, Precious Feeling
FanficLan Sizhui bingung dengan dirinya sendiri. Sesuatu baru saja menyerangnya, hal baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Ayahnya bilang, itu disebut jatuh cinta. Genre : Family, Romance, Modern! AU Untuk event Geng_Rusuh 'The Precious Family Co...