Impit

278 29 3
                                    

"Jadi serius kamu pinjemin Yugyeom kamera?"

"Iya, kasihan dia."

"Kenapa emang? Palingan juga kameranya buat gaya-gayaan."

"Kamu nggak tahu dia mau ngegebet cewek?"

"Hah?!"

Jinyoung melotot terkejut. Barusan dia tidak salah dengar, kan? Yugyeom, adiknya yang suka usil dan nggak pernah pacaran akhirnya mau gebet cewek. Antara senang dan gembira, Jinyoung lebih condong kearah takut dan khawatir. Pertama, takut karena ini kali pertama Yugyeom pdkt sama cewek dan Jinyoung pikir Yugyeom nggak bakal mulus pdktnya. Kedua, khawatir karena ini kali pertama Yugyeom pdkt sama cewek dan itu bikin Jinyoung khawatir Yugyeom bakal disakiti. Jahil-jahil gitu, Yugyeom masih adiknya.

"Serius kamu nggak tahu?"

Jinyoung menggelengkan kepalanya. Jelas, dia memang tidak tahu.

"Dia kemarin malam telepon aku. Dia jelasin tuh kenapa dia bener-bener pingin pinjem kamera kamu. Kasihan, sih, yaudah aku pinjemin."

"Adik aku udah nggak polos, dong." Gumam Jinyoung dengan nada lemah.

"Hah? Sejak kapan Yugyeom polos? Jahil gitu anaknya."

"Emang dia jahil, tapi kalo soal cinta-cintaan, dia masih virgin. Lagian, masih jahilan kamu!"

Sebenarnya Jinyoung belum tahu saja. Jaebum saat bersamanya, kadar kejahilannya menurun 30%. Yang naik itu kadar kebucinan dan petrus jankendor alias pepet terus jangan kendor.

"Kok gitu?!" Jaebum memekik. Terlihat berlebihan, sih, tapi apa salah Jaebum? Hei, menurutnya dia tidak pernah berbuat jahil pada Jinyoung. Menurutnya begitu.

"Tuh mulai deh amnesianya. Gini nih orang tebal muka, suka lupa perbuatan sendiri."

"Jie, jadi gini cara kamu membalas segala yang telah aku perbuat? Dengan menghinaku?" Jaebum mendongakkan kepalanya lalu menunduk dalam. "Aku merelakan semuanya demi kamu. Penantian berhargaku ternyata memang tidak akan pernah terjadi. Aku sakit, sakit, Jie."

Jinyoung menatap Jaebum nanar. "Maaf."

Jaebum mengangkat kepalanya dan menatap Jinyoung dengan tatapan putus asa.

"Maaf aku nggak bisa nahan tanganku." Kata Jinyoung yang tidak dipahami Jaebum. Sebelum Jaebum paham, kepalan tangan Jinyoung telah mengenai lengannya dengan sangat keras.

"ARGH BANGSAT!"

"Makanya jadi orang kok drama banget. Cuih... alay!" Seru Jinyoung seraya bangkit berdiri meninggalkan Jaebum.

Jaebum meringis kesakitan. Tidak disangkanya pukulan Jinyoung sangat sangat keras dan membekaskan sakit yang luar biasa nyeri. Jangan-jangan diam-diam Jinyoung latihan gym? Oh, tidak mungkin. Jaebum yakin Jinyoung tidak akan kuat dengan latihan fisik seperti itu. Eh, tapi bisa jadi memang Jinyoung bersungguh-sungguh membentuk abs supaya tidak kalah dengan milik Jaebum. Ah! Tidak bisa. Jaebum iri, dia sangat iri! Masa iya pukulan Jinyoung lebih sakit dari pada punya Jaebum.

"Gue ikut tinju aja kali, ya?" Monolog Jaebum sendiri. Dia mengepalkan tangannya dan melihatnya dengan seksama. "Tapi, kalo gue ikut tinju, makin nggak punya waktu sama Jinyoung."

Jaebum galau mendadak.

***

"What's up, brow?"

"Eyow, I'm good man."

Yugyeom masuk ruang OSIS meskipun dia sudah bukan anggotanya. Dia sudah biasa masuk ruangan ini seperti rumahnya sendiri. Dia juga mengenal hampir seluruh anggota lama ataupun baru termasuk ketuanya saat ini, Jae.

Afeksi ; JJPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang