Prolog

3 2 0
                                    

Kita dipertemukan dengan tak direncanakan. Bersikap seperti biasa, layaknya orang asing tak saling sapa.Tak pernah terbayang akan bagaimana nantinya.

Sungguh ini hal yang menyakitkan untuk bercerita tentang lara yang pernah ada dalam jiwa dan raga. Namun, aku sadar bahwa harusnya aku bisa berdamai dengan kenyataan yang kadang tak ingin aku rasakan.

Bertemu denganmu adalah kebahagiaan bagiku. Tak pernah ada di pikiranku bisa mengenalmu. Bahkan, aku masih sering bertanya pada diriku sendiri, apakah ini kenyataan? Apa aku pantas mendapat semua kebahagiaan ini darimu?

Persetan dengan semua itu. Aku merasa menemukan dunia baru saat bersamamu. Kau mengajarkan banyak hal, Ibra. Dan aku tak akan melupakan itu.

Cerita ini aku persembahkan untukmu, Ibrahim Adji Pradikta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Belum Membenci SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang