MFYM Bag. 2

12 6 0
                                    

Diminta oleh temen saya buat up☺
Makasih ya mai, jadi penyemangat.



'wa'alaikumussalam.
Kok gue yg kerumah lo?'

'emang lo mau ngasih alamat lo?'

Fauzan mendengus.

'nggak.'

'tuh 'kan, udah deh lo aja yg kesini. Alamat gue jalan sari mekar no 34.'

"gue kesana gituh?"sinis Fauzan menatap layar handphonenya.

!silence!

"Aara, handphone nya taruh. Kita lagi makan."tegas Mamanya menatap anaknya yg sibuk memainkan handphone. Aara mengangguk. "wah kesukaan aara!!"seru gadis itu dengan lahap memakan makanannya.

Mamanya tersenyum kecil.

Ting! Tong!

"ayah?"ujar ibu dan anak itu saling pandang. "aara aja yg bukain!"segera Aara berlari membuka kan pintu.

Klek..

"lo? Kok datengnya malam?"

Fauzan mendengus. "biar cepet kelar. Biar gue gak liat muka tembem lu itu! Udah deh mana duitnya?"tanya Fauzan seperti penagih hutang. Aara menghela nafas. Kecewa karena bukan ayahnya yg datang. "bentar.."

"aara jangan lari larian terus dong! Itu siapa? Ayah bukan?"ujar Mamanya masih setia duduk di kursi meja makan.

"bukan ma! Itu penagih utang."

"hah?"

"apa?!"ujar Fauzan.

"bener 'kan? Gak salah. "ucap Aara memutar kedua bola matanya melihat ekspresi Fauzan yg menurutnya lebay. Fauzan mendengus, mengambil dengan kasar uang dari tangan Aara. "e-eh hati hati dong. Kalo sobek gue gak mau tanggung jawab."ujar Aara menarik uang itu juga.

Fauzan masih menarik uang itu dengan kasar, baginya celotehan gadis gendut itu sama sekali tidak penting.

Jadilah mereka saling tarik menarik

Sreet!

"yah sobek. "ujar Aara menatap uang yg berhasil direbut oleh Fauzan dengan nanar. "w-what?!"ujar Fauzan membelalakan matanya lalu menatap tajam Aara. "ganti!"ujarnya.

Aara menaikan sebelah alisnya. "enggaklah! Itu bukan salah gue."

"tapi lo ikut narik!"

"terus? 'kan dari awal dah gue bilang hati hati, gue ikut narik juga buat nyelamatin tuh uang tapi udah sobek, yaudah ambil aja."Aara mengibaskan tangan kirinya dan tangan kanannya memegang ganggang pintu.

Fauzan menahannya. "apa apaan ganti!"

"berisik deh! Gue mau makan tau!"

"makan? Lo itu dah gendut, gak makan setahun juga gak bakal mati secara 'kan perut lo ky punuk unta yg menyimpan makanan."ejek Fauzan memandang sinis dari atas kebawah tubuh Aara.

Aara menggigit tangan Fauzan yg tadi menahan pintu. "aarrgh!!"teriak Fauzan memegangi tangannya sambil meringis. Aara tersenyum puas lalu menutup pintu rumah dengan keras.

"siapa sih ra?"

"penagih utang mah"ujarnya sekali lagi mendapat gedoran kencang dari pintu rumah.

"nggak dibayar?"

"udah."enteng Aara menikmati makanannya.

"terus kenapa masih gedor gedor pintu gitu?"tanya mamanya tidak mengerti, Aara mengangkat kedua bahuny acuh. "biarin aja mah, nanti juga dia lelah."

☁  ☁  ☁  ☁

"kamu lagi ngapain sih ra? Aura udah bosen nunggu tuh! Cepetan dong sayang!"

Aara mematikan TV nya dan menaruh kotak cemilannya dengan rapi disamping TV. "ini aara kesana!!"teriaknya langsung mengambil tasnya.

Aura mencebik saat melihat Aara yg tersenyum ceria ke arahnya. "lo ngapain aja sih ra? Lumutan gue nungguin. Hari ini juga hari senin, lo gak takut telat?"

Aara menggeleng. "takut lah au, tadi aku makan cemilan dulu."

"yaampun. Jadi gue cengo cengo nungguin lo, dan lo nya asik makan?!"hentak Aura, mukanya memerah menahan kesal. "terus sekarang lo nungguin apaan?!"ujar Aura pergi lebih dulu. Aara dengan polos membuntutui Aura. "lo ngapain sekarang?"

"ngikutin lo."

"hah..KALO LO NGIKUTIN GUE MULU, SIAPA YG NGAMBIL KUNCI MOTOR TERUS SIAPA YG BAWA MOTORNYA?! KAN LO TAU GUE GAK BISA BAWA MOTOR, AARA!!"

Aara tersenyum nyengir lalu dengan cepat pergi mengambil kunci motor karena takut akan diamuki oleh Aura.

🥑 

"sebelah sini au! Belum bersih nih."tunjuk Aara kesusahan karena tangannya sedang sibuk memegang cemilan. Aura mendengus lalu membuang kasar sapu ijuk. "Lo! Enak banget ya asik makan aja!"sinis Aura.

Aara memberi cengiran khasnya. "iya. Enak. Makan 'kan enak."

"loh, kok kalian asik ngobrol? Mau bapak tambah hukumannya?" ujar Pak Guru melotot. "ini nih pak, si aara. Masa cuma saya yg nyapu?! Dia asik makan."lapor Aura menatap jengah Aara yg masih asik dengan cemilan ditangannya.

"Aara."

"iya pak?"

"kamu KENAPA GAK NYAPU JUGA?!"

"saya lagi makan pak, kasian 'kan kalo saya mati kelaperan."ucap Aara memelas. "memangnya kamu belum sarapam?"tanya Pak Guru khawatir. Aara tertawa membuat Pak Guru menaikan alisnya tidak mengerti. "yasudah lah pak."

"terus.. Tadi katanya kelaperan?"

"ya laper lagi. Masa bapak gak ngerti?"jengah Aara sambil membuang bungkus cemilannya.

"terserah." merasa lelah bicara dengan Aara, Pak Guru berlalu pergi. Aura mendengus kesal. "sekarang lo yg nyapu. Gue udah capek nih."Aura menyodorkan sapu ijuk secara kasar ketangan Aara yg belum siap, membuat sapu itu jatuh tanpa sempat digenggam Aara. Lalu Aura pergi entah kemana setelahnya.

🥥

Fauzan mendengus dengan wajah yg ditekuk, sekarang dia harus sekolah jika ingin diberi uang saku. Yang membuat Fauzan kesal sambil menatap punggung bundanya yg berada tepat didepannya, bundanya ikut mengantar Fauzan sampai kedepan kelas. Membuat malu saja.

Tapi bagi Bundanya, dia tidak ingin Fauzan membolos lagi. Dia sampai heran kenapa anaknya yg satu ini sangat sulit pergi sekolah, sangat tidak betah. Sampai sampai Bundanya harus mengancam Fauzan dan satu satunya cara ya ini. Merasa tidak ada lagi langkah anaknya dibelakang, dia menoleh.

"fauzan."panggilnya. Tapi tidak membuat anaknya menyahut, Bundanya mengikuti arah pandangan Fauzan dan terlihat seorang gadis yg cukup gemuk sedang menyapu halaman. Sebuah senyuman terukir dibibir anaknya.

"siapa? Temen kamu?"

Barulah Fauzan menoleh. "bukan. Siapa yg mau temenan sama cewek gendut bun? Udah deh. Bunda pulang aja, fauzan gak bakal bolos lagi deh kali ini. Fauzan kan malu kalo bunda nganterin fauzan kekelas."

Karena sekarang dia punya alasan seru untuk datang kesekolah, yaitu si cewek gendut. Batinnya.

Bunda menghela nafas. "bener ya?"

Fauzan mengangguk cepat dan mengambil tangan Bunda untuk ia cium.

Aara merasa, dia seperti dimata matai tapi itu sungguh tidak masuk akal mengingat semua siswa sudah masuk kelas. Tapi ada sedikit kemungkinan ada yg memata matainya lewat jendela kelas, tapi untuk apa?

Apa belakangan ini Aara terlihat menarik?

Saat tidak sengaja melihat koridor didekat kelasnya, dia melihat pacarnya dan Aura -sepupunya sedang duduk berdua. Ada rasa tidak suka dihati Aara, dia cemburu. Oh tentu saja. Siapa yg tidak cemburu melihat pacarnya berduaan dengan seorang gadis yg lebih cantik dari kita? Meskipun itu sepupu kita.

Tbc.

Kaget ya? Hehe sorry, makasih ya guys udah mampir.

Mrs. Fat You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang