07 | Meet me

375 40 23
                                    

| Aku ingin tau apa kamu pernah berfikir apakah aku akan baik-baik saja ketika kamu pergi? |

~*~*~

Pusing.
Jihoon pusing, dia menyerah. Entah harus seperti apalagi mengajari kakaknya yang benar-benar payah dalam hal ini. Entah harus seperti apalagi ia memberitahu kakaknya ini bahwa TIDAK ADA SALAHNYA MENCOBA karna ayolah hanya itu pointnya, tapi lihat yang ia lakukan? Hanya mengeluh dan mendesah kecewa entah karna apa, Jihoon benar-benar pusing sekarang.

"Abang gue yang katanya paling ganteng seperumahan, tolong dengerin gue kali ini aja. Itu tombol kirimnya tinggal di pencet terus nanti pasti ke kirim ko, abis itu tunggu balesan, nah sambil nunggu balesan, lo keluar dari kamar gue. Selesai deh"

"Tapi ji, kalo dia nanti mikirnya gue ganggu gimana? Kalo nanti dia malah anggep gue aneh? Ga jelas? Atau nanti nomer gue malah dibl—Hmmphh" Jihoon menutup mulut kakaknya itu dengan bantal di sampingnya dan dengan wajah tanpa ekspresi yang hampir mirip seperti kakaknya. Keturunan.

"Kan belom di coba. kita ga akan tau reaksinya gimana karena lo dari tadi ga mau nyoba" balas jihoon dengan tarikan nafas lelah dan senyum datar yang lebih terlihat seperti paksaan.

Rasanya ia ingin sekali berteriak pada kakaknya ini, memberitahu betapa bodohnya dia, betapa kacau isi kepalanya dan betapa lelahnya Jihoon sekarang. Namun ia masih sangat membutuhkan kakaknya untuk ia manfaatkan... Uang dan otaknya tentu saja. Jadi bersikaplah sebaik mungkin Jeon Jihoon.

"Tuh lo kan udah ngetik tuh dari 15menit yang lalu, terus tinggal kirim deh. Kasian unyong daritadi nunggu balesan lo"
/kayaknya/ Baiklah sudah berapa kali ia menjadi badut hari ini?

"Ngaco, mana ada dia bakal nunggu chat dari gue" Ucap Wonwoo setengah berharap

"Who's know?" Balas jihoon sembari mengedikkan bahunya.

"Aaaaa jiii, gila gue lama² kaya gini terus" Wonwoo benar-benar frustasi

"Kalo lo gila, terus atasnya gila apaan nih? Bagus banget ya, ga mandang gue yang udah setengah meninggal nahan emosi cuma gara² yakinin lo doang" Uji  udah sangat muak.
/Ya tuhan, kapan drama ini akan berakhir/

"Tinggal kirim ni?" Tanya wonwoo untuk yang ke sekian kalinya dan—

"Iya tinggal pencet, terus kekirim kan nah tunggu balesan deh. Gampang kan?" Balasan Jihoon dengan kalimat yang sama dan untuk yang ke sekian kalinya.

Dengan keyakinan yang sudah ia niatkan sejak 20menit yang lalu, akhirnya ia memberanikan diri mengirim pesan yang sudah ia pikirkan matang²—ah ralat Jihoon sarankan untuk ia ketik kepada Soonyoung.

Jihoon bersyukur karena akhirnya drama pagi ini akan segera berakhir dan ia dapat melanjutkan tugasnya dengan damai.

~*~*~

Tidak seharipun terlewatkan tanpa adanya keributan. Memang pada dasarnya 3 bersaudara tidak akan pernah akur ah dan jangan lupa mereka semua laki-laki serta umur yang tidak berbeda jauh, memudahkan mereka dalam hal mengejek, menjaili bahkan mengganggu.

Mingyu sih senang karena itu merupakan salah satu hal yang akan membuat moodnya membaik, ntahlah rasanya seperti mendapat kesenangan tersendiri jika ia mengganggu adiknya tapi tidak lagi jika kakak tertuanya sudah ikut campur. Huh, padahal ia hanya berniat untuk mengganggu adik kecilnya itu sebentar sebelum ia berangkat Kuliah tapi sepertinya Seungchoel, sang anak tertua di rumah sedang dalam mode tidak bisa di ganggu, jadi keributan kecil pun akan menjadi omelan besar untuknya.

Another LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang