Bab 1

42 4 0
                                    

ʕHETEROCHROMIAʔ

Dihina karena memiliki kelainan pada kedua iris matanya, Anne sempat merasa depresi ringan kala itu. Namun itu dulu, sebelum seorang pria asing mengulurkan tangannya sembari berkata,

"Bangkitlah. Mereka hanya tak mengerti anugrah Tuhan paling indah, yang Tuhan sematkan pada kedua iris mata mu. Jika kau terus menunduk, mereka akan semakin mengincarmu. Maka, tegakkan kepalamu Princess."

Mereka tak saling mengenal. Tapi, bagaimana bisa benang merah itu terhubung begitu kuat? Hingga mereka kembali dipertemukan. Sayangnya, takdir Tuhan tak seringan yang Anne bayangkan.

-----------------------

"Boys, they're handsome and strong"
"But always the first to tell me I'm wrong"

Anak laki-laki, mereka tampan dan kuat.
Tapi selalu orang pertama yang memberitahuku aku salah.

-----------------------



















📜📜📜

'Aku ingin berteriak pada mereka, bahwa aku hidup bukan karena makan makanan dari mereka. Ini hidupku. Ini diriku. Dan kenapa kalian selalu mencampuri urusanku? Sekali lagi, aku hanya bisa menelan kata-kata itu dengan kasar. Memangnya, siapa aku?'

📜📜📜


Manhattan, 6:20 PM.
Senior High School.

Byurrrr

Suara ricuh berserta sorakan menggema disebuah ruang kelas. Teriakan bahagia serta tepuk tangan semakin menjadi, kala seorang gadis berkacamata bulat yang baru saja tersiram air kotor bercampur telur busuk itu, mendongak gemetaran. Kedua tangan mungilnya terkepal erat. Ia mencoba menutup kedua matanya perlahan, berhasil membuat kepalan tangannya sedikit melemah.

"Wohooo, lihat jagoan kita ini. Uh, bahkan lalat saja akan merasa jijik untuk mendekatinya." teriak seorang perempuan berambut pirang sebahu. Disambut sorakan para siswa-siswi yang menonton.

Anne diam. Ia berusaha menerima semua perlakuan mereka yang semakin hari semakin menjadi-jadi. Memangnya dia bisa melawan? Dia sudah terbiasa seperti ini. Ya, sudah sangat terbiasa.

Seorang pria maju dari barisan belakang, lalu merangkul gadis bermbut pirang tadi.
"Pertunjukan yang menarik Honey, harus ku akui pertunjukanmu memang tak pernah gagal membuat kita merasa terhibur." ucapnya seraya mengecup pipi Angel —gadis berambut pirang itu— lembut.

Memuakkan.

Satu kata yang tertulis dibatin Anne. Angel memang gadis yang gemar membully-nya. Dan hanya dia satu-satunya siswi yang memiliki kuasa besar terhadap kelas, atau bahkan sekolah. Mengingat pernah ada rumor mengatakan bahwa Angel adalah anak dari kepala sekolah, itu membuatnya semakin angkuh dan sombong. Meski begitu, banyak orang-orang yang mau berteman dengannya. Bahkan rela menjadi budaknya.

"Berhenti bermesra-mesraan disini. Sekarang gadis monster ini mau kita apakan? Sebentar lagi bell masuk akan berbunyi." Ujar malas Anggita. Sahabat Angel yang hampir sama gilanya seperti Angel.

[1] HETEROCHROMIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang