3. Kejutan yang berakhir

7 1 0
                                    

Seperti yang sudah di rencanakan oleh Gadis, May, Misha, dan Nisa. sepulang sekolah Ia berniat untuk membeli kue ulang tahun, sedangkan yang lainnya langsung menuju taman. Tak lupa juga Ia mengajak salah satu sahabat dari Luthfi yaitu Rihas.

***

Di kelas Ia gusar, hari ini Ia tak melihat gadis nya , Ia tak juga berangkat ke sekolah bersama, Ia masih memikirkan kenapa hari ini gadis nya menolak untuk berangkat bersama. Arghhh gelisah lelaki itu.

"Apa Gadis sudah mengetahui semuanya? Tanya nya dalam hati

"arghhhhh ini salah gua, harusnya gua yang harus jujur, harusnya gua ga buat kayak gini, gua sayang banget sama dia. Nyesel banget gua."

Lelaki itu mengacak rambutnya frustasi. Pikiran itu entah kenapa sangat membuat nya tak tenang hari ini. Lelaki itu adalah Luthfi.

Di tempat lain, hari ini Ia memutuskan untuk berangkat sekolah menaiki bus sekolah. Ia menghentak-hentakkan kaki nya karena bosan menunggu bus yang tak kunjung lewat, akhirnya dengan tak sabar Ia memutuskan menaiki ojek online dan bergegas mengutak atik handhonenya, tak menunggu lama, akhirnya Mang ojol yang ditunggu-tunggu telah tiba. Hari ini Ia sengaja tak ingin menjumpai Luthfi untuk mendukung rencana yang sudah di persiapkan bersama teman-temannya.

Sesampainya disekolah, setelah membayar Mang ojol Ia langsung saja bergegas untuk masuk ke kelas dengan tujuan agar Ia tak jumpa dengan Luthfi.

"Woi, udah kayak maling aja ya lo, ngendap-ngendap takut ketahuan siapa sih lo? Takut apasih lo? Ngapain sih lo sebenernya?" Cerocos Rihas yang menjabat sebagai sahabat nya Luthfi.

"Dasar sinchan lo, kaget gue ih" bentak Gadis.

"Ya maaf, bercanda kali, takut gue sama lo" melas Rihas.

"Bodo ih, May sama Nisa udah kabarin lo kan kemaren pulang sekolah? tanyanya

"Hehe iya iya inget kok gue, santuy kali. Paling cowo lu sekarang kagak inget tuh sama hari ulang tahunnya sendiri."

"Serius lo?" Tanya gadis lagi

"Yaiyalah, soalnya dia lagi punya beban pikiran yang gede banget tentang lo" jawabnya ceplas ceplos.

"Ngaco lo, btw jangan bilang ya kalo ini lo ketemu sama gue" pintanya.

Ia tak terlalu memikirkan apa yang sudah Ia dengar dari Rihas, menurutnya itu tak terlalu penting.

"Eh iya iya gue deluan ke kelas dis" pamit Rihas. Sambil berlari kecil menuju lantai 3. Rihas sedikit menggerutu "Bodo banget gue, untung aja Gadis ga ngeh banget sama apa yang gue omongin" lega nya.

Sesampainya Rihas di kelas, Ia melihat sahabat nya sedang melamun dengan tatapan kosong. Ya itu Luthfi.

"Kenapa lo?" Tanya Rihas.

Dan hanya dibalas gelengan yang mempunyai banyak makna menurut Rihas.

"Awalnya gua sih setuju-setuju aja fi, setuju karena awalnya yang lo kejar malah gamau dikejar, dan ketika lo udah punya sesuatu selain dari yang lo kejar tadi memang sebaiknya lo harus pilih yang mana fi, ga kayak gini, dari awal aja lo udah salah. Iya sih awalnya gua mikir kalo lo bakal pilih salah satu dari sesuatu itu, pilih yang lo kejar atau malah pilih sesuatu yang lo awalin dengan kebimbangan, ibaratnya tuh karna ga ada apel merah yaudah gitu apel ijo aja sebagai penggantinya, walaupun dari awal lo emang niat banget buat si Apel merah tadi. Wkwk ngaur gue." diselingi tawa dari Rihas ditengah-tengah pembicaraannya.

"sebelum semuanya terlambat gua harap lo bisa ngambil keputusan yang baik dan gua sih berharap juga gaada yang tersakiti karena sikap lo fi terutama Gadis." Jelas Rihas.

Gadis kyneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang