5. Keinginan untuk berakhir

5 1 0
                                    

Yang harus kau pahami adalah setiap tangan yang dulunya ter genggam pasti akan saling melepas agar bisa berjalan ketika salah satunya ingin berhenti.

#Gadiskyne.

Happy reading

***

Hanya hening yang terdengar di perjalanan Gadis dan Rihas, Tak ada yang membuka pembicaraan Rihas maupun Gadis. Rihas hanya diam dan sesekali melihat Gadis merenung sambil melihat arah luar melalui kaca mobil, Ia tau Gadis butuh waktu sendiri hari ini.

"Gue mau Ashar dulu ri, kita berhenti di Mesjid depan yah yang sebelah kiri" Pinta Gadis yang mengejutkan Rihas yang sedari tadi bisu dan fokus menyetir.

"Eh hiya yaudah dis, sekalian biar muka lo juga segar," Kata-kata Rihas membuat Gadis menatapnya dan tersenyum.

"Gua canggung dis" Ucap Rihas sambil sesekali menelan saliva nya dengan sedikit sulit.

"Canggung kenapa? Gak tanding basket kok ini" Jawab Gadis sambil ngeledek Rihas.

"Bukan itu dis, lo tau kan kalau gue"

Belum sempat menyelesaikan pernyataannya, Gadis langsung memotong perkataan Rihas.

"Iya gue paham. Gue juga ga sealim yang lo pikirin kok, setidaknya kalau kita bukan orang baik kita harus tetap jaga sholat, kan itu kewajiban masing-masing. Lo ganteng, lo baik, lo kaya, lo punya segalanya, jadi lo bisa bersyukur lewat jaga kewajiban lo" Ucap Gadis panjang.

"Bukan maksud gue mau menggurui lo ri, Maaf ya" Ucap nya lagi.

"Thanks ya dis, Kalaupun akhirnya hubungan lo gak seperti yang dulu lagi sama sahabat gue, setidaknya gue tetap jadi sahabat lo kan?" Tanya Rihas dengan hati-hati.

"Lo bakal terus jadi sahabat gue , gue senang bisa kenal sama lo" jawab Gadis.

Entah kenapa Rihas salut dengan perempuan di sebelah nya ini, perempuan yang baru saja ter sakiti, kecewa tapi sama sekali tak melupakan kewajibannya sebagai seorang muslim, dan ini yang membuat Ia sadar bahwa Tuhan lah tempat kembali, dan tempat curhat yang paling baik, Ia pun sadar Ia sudah lama tak menjamah sajadah, dan lagi-lagi seorang Gadis yang membuka pikirannya untuk mendekatkan diri kepada sang khalik.

"Lo nyesel banget bro, udah ngelepas berlian kayak gini, semoga Tuhan mempertemukan lo dengan lelaki baik ya dis" Ucap Rihas dalam hati.

Tak menunggu lama Ia sudah memparkirkan mobil Zacky di halaman Masjid.

***

Sesampainya dirumah Ia sangat ingin cepat-cepat merebahkan tubuh nya ke kasur, hari ini sungguh membuat jiwa dan raga nya runtuh, Ia hanya ingin memejamkan mata secepatnya agar membawanya tak memikirkan kejadian yang sungguh sangat tak Ia inginkan.

"Kak lo gapapa?" Tanya Zay ketika melihat tatapan kakaknya tak mematikan seperti biasanya.

Dan benar hanya di balas gelengan lembut dari kakak nya.

"Thanks ri, gue masuk ya, lo hati-hati pulangnya sekali lagi makasih" Pamit Gadis sambil tersenyum ke arah Rihas dan meninggalkan Zay yang menatapnya dengan tatapan bingung.

"Bokap nyokap lo mana? Lo adik nya Gadis kan?" Tanya nya kepada anak SMP yang belum berganti seragam sekolah ini.

"Masih di butik bang" Jawabnya singkat sambil melanjutkan game di handphone nya yang tadi sempat terhenti dikarenakan kedatangan Gadis dan temannya ini.

Hanya dibalas anggukan oleh Zay, sesaat Rihas mau bangkit dari duduknya Zay langsung mencegatnya dengan pertanyaan.

"Kakak gua kenapa bang? Kakak gua nangis?" Tanya Zay sehingga mengakibatkan seorang Rihas tak jadi melangkahkan kakinya untuk pamit.

Gadis kyneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang