8. Break

2.6K 369 294
                                    

⚛⚛⚛⚛

      Jaehyun merebahkan dirinya begitu saja di atas sofa. Dengan satu tangannya diletakkan di bawah kepala sebagai penyangga. Matanya hendak memejam kalau saja Jungkook tidak melemparkan kaos kaki yang digulung seperti donat itu ke wajahnya.

“Woy!”

Si pelaku pelempar kaos kaki itu meledakkan tawanya, melihat raut wajah Jaehyun yang berubah seketika. Jungkook tak bisa untuk tidak tergelak, apa lagi kaos kaki milik Bambam itu sudah dua minggu belum dicuci.

Selamat Jaehyun, silahkan hirup dan rasakan sensasinya. Betapa nikmatnya bau kaos kaki Bambam itu.

Kini Jaehyun merubah posisinya jadi duduk. Ia lempar tatapan tajamnya pada si cowok yang masih tertawa. Jungkook bisa saja Jaehyun habisi sekarang juga.

Hidungnya kini terasa gatal. Benar-benar gatal, sampai rasanya ingin menyumpal kaos kaki Bambam itu ke dalam mulut Jungkook.

Uwek! Kampret!” umpatnya.

Jaehyun terkekeh atas keberhasilan balas dendamnya pada Jungkook.

Sekarang giliran Jaehyun yang melontarkan serapahnya. Makan dan rasakan betapa nikmatnya donat buatan Bambam itu, Kook.

Detik berikutnya, June datang di antara mereka. Si pemilik apartemen yang kerap kali menjadi tempat berkumpul mereka itu, menatap aneh pada cowok yang sering dipanggil ‘Kookie’ oleh mama-nya sembari membawa kantong kresek di tangannya.

“Jaehyun, sialan!” setelahnya Jungkook beranjak menuju wastafel untuk segera mengkumurkan mulutnya yang terasa kelat. Benar-benar sialan kaos kaki Bambam, nggak orangnya, nggak kaos kakinya, sama-sama busuk!

“Tuh anak kenapa?” tanya June heran.

“Keracunan.”

“Siapa yang keracunan?” Bambam yang keluar dari kamar June menyahut dan duduk ditengah-tengah antara June dan Jaehyun. “Aduh, geseran dikit, June. Gue mau deket-deket sama Jung Jae!” katanya seraya menggerakkan tangannya menginstruksi cowok Koo untuk bergeser.

“Iya, anggap aja rumah kalian.” June hanya bisa tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

“Betul! Kan rumah milik bersama,” sahut Bambam tak kalah dengan senyumnya yang terpapar lebar itu.

June cuma bisa memutar bola matanya kemudian. Bambam memang yang paling tidak tahu diri. Semena-menanya saja kalau sudah di apartemen June. Untung pemiliknya sabar serta berlapang dada. Kalo ngga, mungkin Bambam sekarang tinggal nama.

“Woy, Jae mujaer! Bagus lo ya, nipuin kita.”

Jaehyun yang ditatap intens oleh Bambam jadi mengernyitkan dahinya. Ekspresinya menunjukkan raut bingung atas pernyataan Bambam barusan. June yang kepo itu lantas menepuk pundak Bambam, dengan menggerakkan kepalanya dua kali saat cowok itu menoleh padanya.

Bambam menginstruksi June untuk diam dengan mengangkat jari telunjuknya di depan bibir June.
Ia lantas menoleh lagi pada Jaehyun, tersangka yang sedang ia interogasi saat ini. “Lo bilang sebelum ke sini mau ketemuan dulu sama bang Taeyong, napa malah ketemuan sama cewek?!” cerocos-nya.

“Tunggu, tunggu!” sergah Jungkook langsung mendudukan dirinya di sisi kanan Jaehyun begitu mendengar keributan suara Bambam. “Maksudnya apaan nih? Jangan bilang, kalo bang Taeyong berubah jadi cewek?!” tudingnya langsung dapat toyoran dari Jaehyun.

“Mulut lo, bisa gak digunain buat berkata-kata yang lebih berfaedah?” Jaehyun menatap Jungkook datar. Cowok itu datang-datang malah asal ngomong!

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang