Dulu,kau telah hilang dari hidupku,
Dan kini,kau juga yang melupakan ku,
Luka dan lara ini sungguh sakit.-Our Story-
______________________________________Deg.
Jantung Ezza benar-benar berpacu sangat cepat. Seseorang yang dulu pernah hilang, kini dia kembali dan sudah bertanya pada Ezza.
Tuhan, apa Ray masih ingat denganku?
Batin Ezza bertanya sebelum menjawab pertanyaan Geral."E-enggak kok Ray," perlahan namun pasti, Ezza menjawab pertanyaan Geral.
"Ray? Gue Geral, bukan Ray,"
Sebilah pisau bagai tertusuk di hati Ezza. Sebuah harapan kecil yang ia sisipkan perlahan hancur lebur. Harapan seseorang yang dulu pernah pergi, akan kembali. Namun,seseorang itu berubah. Berubah dan melupakannya.
Tiga tahun. Tiga tahun, Ezza menunggu. Menunggu orang itu akan kembali. Hari-hari Ezza bagai mati tanpanya. Namun, apa balasan dari penantian nya selama ini? Hanyalah sebuah rasa sakit ketika seseorang yang kita tunggu sejak lama, malah melupakan kita ketika ia kembali.
Ezza menelan salivanya. Lidahnya terasa amat kelu."O-oh Geral. Maaf, aku salah panggil,"
"Oke," jawab Geral enteng.
"WOI!" seru Yuda sambil menggebrak meja Ezza dan Geral.
"Anjir, kaget gue Nyet!" umpat Geral menoyor pelan kepala Yuda.
"Hahaha...sorry," Yuda membalikkan kursinya sehingga menghadap meja Geral dan Ezza. Tempat duduk Yuda memang di depan Geral. Sehingga mudah bagi mereka untuk bercanda dan lainnya.
Ezza hanya menunduk dan menahan sesak di dadanya. Matanya terasa begitu panas dan ingin mengeluarkan tetesan bening. Hanya helaan napas yang membuatnya terasa lebih tenang. Ezza tak menghiraukan percakapan antara Geral dan Yuda. Sesekali Ezza memejamkan matanya untuk menahan air matanya agar tidak jatuh.
"Ezza," Yuda menatap Ezza yang sedang menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Ezza segera menghapus jejak air matanya dan mendongak menatap Geral dan Yuda."Iya,kenapa?"
"Lo nangis?" Geral menatap tajam Ezza. Ezza hanya menggeleng.
"Bentar-bentar, lo bukannya yang nabrak gue tadi ya?" selidik Yuda.
"Iya. Maaf, aku tidak sengaja,"
"Iya, nggak papa. Cuma, jangan kebiasaan nunduk. Nanti lo ngak PD-an jadi orang," tutur Yuda.Ezza mengangguk paham dan ia berdiri.
"Lo mau kemana?" tanya Yuda menatap Ezza yang bersiap melenggang pergi.
"Toilet," jawab Ezza dan langsung melangkah pergi meninggalkan Geral dan Yuda.
Hatinya begitu terasa sakit dan pilu. Sebuah kenangan dan harapannya tiba-tiba hancur lebur. Seseorang yang dulu pergi telah melupakannya.
Air mata Ezza turun begitu deras membasahi pipi. Pantulan cermin di toilet menampilkan seorang gadis yang sedang menangis tersedu-sedu.
"Kenapa kamu lupa sama aku Ray? Bukankah kamu dulu yang memintaku untuk memanggilmu dengan panggilan 'Ray'?" Ezza menahan sesak di dadanya yang mengebu-gebu.
"Tapi,sekarang...?" Ezza tak mampu berkata yang lebih. Karena hanyalah rasa sakit yang menghantam.
Flashback on.
"Geral,gambar aku bagus nggak?" tanya Ezza kecil sambil memperlihatkan hasil gambarnya. Nampak seorang lelaki dan wanita yang sedang bergandengan di dalam gambar Ezza.
"Lumayan," Geral memerhatikan secara seksama hasil gambar Ezza."Yang kamu gambar ini siapa?"
"Ini kamu dan ini aku," jawab Ezza memberi nama 'Geral&Ezza' diatas gambar.
"Jangan pakai nama itu," protes Geral sambil menghapus nama yang di tulis Ezza tadi.
"Terus, kasih nama apa dong?!" gerutu Ezza.
Setelah bersih dari tulisan,Geral mengambil sebuah spidol dan menuliskan nama 'Ray&Zaza' di bagian atas.
"Ray dan Zaza? Siapa?" heran Ezza.
"Ray itu aku, dari Rayos,dan Zaza itu kamu, dari Ezza!" terang Geral yang di beri sambutan anggukkan ke Ezza.
"Jadi,sekarang kita manggil pakai nama 'Ray dan Zaza?!"
"Iya!" mereka tertawa lepas dan mata penuh kebahagiaan.
Flashback end.
"Apa kamu lupa akan kisah itu Ray?!" Ezza tak kuasa menahan tangisnya.
Ezza mengambil napas perlahan dan berusaha tenang. Ezza menyalakan keran wastafel dan membasuh mukanya yang terlihat sayu dan sembab. Setelah itu, Ezza berjalan menuju kelasnya.
***
TBC
makasih:))
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Ezza Feliz Cyendo,gadis yang mempunyai masa lalu yang dapat terbilang kelam dan menimbulkan kegelapan di hidupnya.Dan pada akhirnya,ia kembali menerima pelita dari Geral Rayos Luizo menjadi cahaya kebahagian. Namun,perp...