1.Outblue

11.2K 440 13
                                    

"Selamat datang. Ingin pesan apa?" Seorang laki laki manis berbadan ramping yang merupakan pelayan di Cafe Outblue hendak melayani seseorang.

Jangan lupa kalau dia juga sedang menampilkan senyuman manisnya yang merupakan bagian dari pekerjaannya dan juga kesopanan.

Namun tidak seperti biasanya, pelanggan yang kali ini sedikit aneh, dia memakai pakaian serba hitam. Wajahnya tampan,memiliki mata yang tajam, belum lagi dengan rahang tegasnya, semua itu terkesan dingin dan mendominasi.

Si manis hampir takut dibuatnya, tetapi dia tentunya tak menunjukkan rasa takut itu dan tetap menampilkan senyum terbaiknya.

Sampai ahkirnya mata orang itu tertuju pada Jimin, raut wajahnya langsung berubah menjadi Terlihat sedih(soften) dia menatap kearah Jimin seakan dia tak percaya. expresinya menunjukan kalau dia tak terima akan sesuatu.

"K-kau tak mengingatku?" Pelanggan itu ahkirnya mengangkat suara. Pelayan manis itu merasa aneh,senyumnya agak memudar diselingi dengan bingung.

"Y-ya tuan?kita pernah bertemu?"

Wajah tak percaya itu makin menjadi "lupakan.. aku pesan 1 black coffee" walau expresi itu masih tersisa tapi dia ahkirnya memesan.

"Baiklah 1 black coffee segera datang" dengan itu senyumnya kembali melebar, membuat mata indahnya bersembunyi di balik kelopak mata dan membentuk bundaran yang indah juga.

Pelayan manis itupun mulai membuat black coffee.

"Jimin" tiba-tiba saja ada yang memanggil sang pelayan.

Jimin langsung mengalihkan pandangannya untuk menjawab, dengan tangannya masih bertahan dicangkir kopi.

"Ya Hoseok Hyung?"

"Kau antar americano ini dulu biar aku yang membuat black coffeenya." Pria yang disebut Hoseok oleh Jimin, Merupakan owner dari cafe sederhana ini dan sekaligus sahabat Jimin.

Jimin mengangguk pelan. Meraih americano dan mengantarnya ke pelanggan meja 5 dengan langkah kecilnya sembari berhati-hati agar kopi tak tumpah.

Ketika dia kembali kedapur, black coffee sudah jadi. Dia juga yang akan mengantar kepada pelanggan baju hitam tadi.

"Tuan, ini dia black coffee anda silahkan dinikmati" suara halus bak sutra mengetuk gendang telinga sang pelanggan.

Ketika Jimin meletakkan black coffee tersebut tangan mungilnya malah diraih oleh tangan besar milik pelanggan mencurigakan itu.

"Jimin, apa kau benar-benar melupakanku?" Pelanggan itu bertanya Jimin tentu terkejut bagaimana orang itu bisa tahu namanya.

Padahal dia sudah sengaja melepas name tag-nya. Karena dia tak suka orang asing mengetahui namanya.

Jimin diam tak menjawab seakan mulutnya bisu. Orang itu mengela nafas melepaskan genggaman. Jimin membungkuk sopan lalu perlahan pergi.
.
.
.
.
.

Disaat pelanggan tadi pergi dari kafe dengan muka kecewanya. Jimin mulai befikir apa dia kenalan dari masa lalu? Sebab saat dia berumur 17 tahun dia mengalami amnesia total dia lupa semuanya. Apa orang tadi berasal dari masa lalunya?

Jimin sekarang tak berani mencoba mengingat tentang masa lalunya itu. Dia sudah pernah mencoba tetapi, bukamnya mengingat masa lalunya dia malah berahkir pingsan tanpa hasil apapun.

Pukul 8 malam..

Sudah waktunya untuk pulang, sekarang Jimin sudah berjalan pulang. Lagi-lagi seperti hari sebelumnya, hari ini juga ada yang aneh.

Jimin merasa ada yang mengikutinya ahkir-ahkir ini.

Namun segeralah dia buang jauh-jauh pemikiran itu dan lebih memilih menganggap ini adalah efek lelah selepas bekerja.

Meski begitu, Mau bagaimanapun Jimin tetap takut dia tak bisa langsung mengabaikan perasaan itu. Bukannya dia tak mau menggunakan kendaraan umum ataupun menaiki kedaraan sendiri.

Tapi Rumah Jimin memang tidak terlalu jauh dari cafe. Jadi dia berjalan dan dia tak bisa mengendarai kendaraan.

Dia berusaha untuk tidak menunjukan rasa paniknya karena kalau misalnya itu hanya perasaanya saja dia akan malu, was-was tanpa sebab.

Sambil berjalan dia menghubungi seseorang. Dia merubah arah jalannya, dia tak jadi pulang kerumah melainkan pergi ke swalayan yang tak jauh dari situ, setelah sampai ia pergi berdiri didepan swalayan.

Saat telefon dijawab:
"J-jin hyung?" Monolog Jimin agak takut namun segera ia hilangkan agar tak membuat hyungnya khawatir.

"Ya? Ada apa Jimin?" Suara itu menjawab dengan tenang.

"Hyung,bolehkah aku menginap ditempatmu?" Agak ragu namun dia tak ingin di kelilingi rasa takut sepanjang malam.

"Tentu Jimin, dimana kau? akan ku jemput" laki-laki disebrang menjawab antusias. Bermekarlah senyuman lega di bibir plum Jimin.

"Aku ada di swalayan dekat rumahku hyung, kau tahukan?" Jimin masih merasa ada yang memperhatikannya tapi dia langsung menghiraukan perasaan itu.

"Ok, tunggu ya aku akan segera kesana"

"Baiklah hyung" Mereka berdua sekarang senyum antusias. Saat menunggu dijemput, Jimin masih dipenuhi ketakutan sampai ahkirnya Jin menjemputnya.

Dan mereka menghabiskan malam yg biasa dilakukan oleh kakak dan adik...

Tomorrow.....

Hari sabtu Jimin mendapat libur. Sekarang dia masih berencara bermain bersama Jin, hoseok, dan 'soulmate'nya Teahyung. Dia sedang menuju dapur untuk memakan makanan khas ibu buatan jin.

"Yuk jim makan" senyuman bangga atas masakannya ditebar oleh Jin.

Dengan anggukan lucu Jimin duduk dan mereka berdua mulai sarapan.


Jam 6 sore..

Hari sudah mulai malam, matahari sudah perlahan say bye kepada kota itu. Orang- orang berhamburan dijalanan entah kemana tujuan mereka juga itu bukan urusan kita.

Sedangkan Jimin sedang berjalan pulang sehabis bermain bersama Taehyung, Hoseok, dan Jin jangan bertanya kenapa, dia tak menggunakan kendaraan umum, tentu dengan alasan hemat dan opininya yang berkata malam ini akan aman.

Setelah sampai dikawasan rumahnya yang sepi. Matahari telah tenggelam. Sangat sepi dan gelap, lampu jalan berkedap kedip, seperti ragu untuk menyala.

Rasa takut Jimin yang kemarin kembali memenuhi hatinya, dirinya menggerutui opininya yang tadi dia pikirkan,"kenapa aku mengikuti opini bodoh itu!" Batin Jimin.

Lagi.. seperti kemarin. Jimin merasa ada yang memperhatikannya. Namun sepertinya dia tak dapat minta bantuan siapapun kali ini dia telah dihalangi dengan rasa sungkan dan tak mau merepoti orang lain. Jadi dia berusaha tenang. Berjalan seperti biasa.

'Bukk'

Jimin terjatuh dengan kedua tangan menumpunya dibelakang. Dia ternyata menabrak seseorang. Orang itu berbadan besar tinggi, berotot besar,dan tegap memakai kacamata hitam serta setelan jas hitam pelengkap tubuh orang itu.

Jimin berdiri. Membungkuk minta maaf dan hendak pergi namun dia ditahan oleh orang yang ditabraknya. Sementara ada 3 orang lain yang berpenampilan sama datang dari belakang mengepung Jimin.

Orang yang dibelakang Jimin mengulurkan tangannya yang sudah ada sapu tangan kearah mulutnya. Tangannya di pegang oleh mereka, disertai rontaan Jimin yang berusaha melawan.

Sayangngnya, tak lama semuanya menjadi gelap di mata jimin, badannya melemas, pandanganya mulai kabur. Pingsan.









Kalau ada salah kata, typo, dan salah pengunaan huruf kapital,dsb mon maap. Semoga enjoy ^-^

Loving You Forever (Kookmin/Jikook) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang