2.It's me

5.1K 375 5
                                    

Jimin POV

"Nggh" aku terbangun dengan rasa sakit dikepalaku yang menyengat, mataku perlahan mencoba membuka walau berat aku harus membukanya.

Hal yang pertamaku lihat adalah putihnya tembok langit-langit dengan beberapa lampu yang membuatnya terkesan mewah.

Aku menyerngit "dimana aku?" Aku merasa tidak aman, panik mulai mendatangi diriku. Lalu memori dimana aku diculik datang.

Aku mengumpat dalam hati bagaimana ini bisa terjadi? apa yang salah denganku, aku hanya manusia biasa. 'Hufft' mulailah aku duduk, mengabaikan rasa sakit dikepala yang mulai pudar.

Melihat sekitar, memindai setiap sudut ruangan yang aku tempati. Hampir semua barang disana warna putih dan juga mewah. Aku berasumsi jika orang yang memiliki tempat ini kaya raya.

Jendela besar yang ditutupi gorden di sampingku menarik perhatianku. Aku mulai berjalan kearahnya, kamar yang luas ini membuatku melangkah banyak hanya untuk kesana.

Pelahan aku membuka gorden, langsunglah dapatku lihat pemandangan indah diatas sana, langit, matahari bersinar terang dengan awan-awan sebagai temannya, serta suara hutan yang berisi kehidupan.

'sebenarnya aku dimana?', lalu disitu aku sadar, aku tertidur sampai pagi. Dan ada balkon bercatkan putih dan cukup luas.

Ketika aku hendak membuka jendela yang ternyata pintu yang tebuat dari kaca. Tiba tiba pintu dibelakangku terbuka. Aku tersentak, terdiam, takut tak berani berbalik. Pastinya itu adalah orang yang menculikku.

Tapi saat itu langsung terbesit di kepalaku kenapa aku tak diikat ? Kenapa aku malah ditaruh di kasur senyaman itu. Penculik macam apa orang ini? Jangan-jangan dia ingin menjualku ?!

Dengan semua pikiran itu aku makin tak berani berbalik, dibelakangku malah ada suara derap langkah yang setiap langkahnya makin dekat.

Yang langkah demi langkahnya membuatku semakin takut, keringat dingin mulai mengalir dipelipisku. Seluruh tubuhku gemetar. Kakiku melemas. Air mataku sudah berlinang.

Makin dekat suara derapnyapun makin keras,

'Grep'

Orang dibelakangku memeluk pinggangku aku menutup mata menyebabkan air mataku yang telah berlinang, jatuh kepipi.

Aku merasa kepala orang itu ada di sebelah kananku tepat di sebelah telinga.

"Jimin.." suara itu tidak asing. Aku diam tak merespon seluruh badanku seperti tak bisa dikontrol karena telah dikuasai rasa takut. Dan aku tak mau susah-susah berfikir kenapa orang ini tahu namaku.

"Jimin... sayang.. jangan takut"

Dia meraih tangan kananku memegangnya dan menyelemuti tanganku dengan kehangatan. Dia mengeratkan pelukannya. Sampai aku dapat merasakan tubuhnya dibelakangku.

Tubuhnya terasa hangat, tegap, besar dan tinggi membuat ku bertanya-tanya siapa orang ini.

Namun pikiranku tak membiarkan aku untuk mengira-ngira lebih lanjut,

"Hiks" tanpa sengaja isak tangisanku terlepas, aku sudah tak dapat menahannya. Sangat takut.

Orang itu sepertinya kaget setelah mendengar isakanku aku tahu karena tubuhnya sedikit tersentak.

Dia memutar badanku melalui pundak, aku masih menutup mata dan makin rapat setelah aksinya itu, menunduk.

Jari telunjuk dan jari jempolnya memegang daguku mengangkatnya membuat mataku menghadap kearahnya.

"Lihat aku jimin" aku tentunya enggan membuka mata aku diam terisak.

----------------------------------------------------
"LIHAT AKU PARK JIMIN" orang itu ngegas :v ngga deh hehe,maafkan daku.-penulis
----------------------------------------------------

"LIHAT AKU PARK JIMIN" orang itu sepertinya kesal dengan sikapku, sehingga ia meninggikan suara, "hiks" itu membuatku makin gemetar dengan terpaksa aku membuka mata, menatap orang itu.

Ternyata dia adalah pelanggan yang mencurigakan kemarin.

Author POV

Orang itu menguatkan genggaman di pundak Jimin,membuat si pemilik pundak sedikit mengkerutkan alisnya sebagai tanda dia menahan sakit.

Dia melihat pipi jimin yang basah karena airmata. Mata indahnya yang berkaca kaca. Bulu mata panjang lentiknya yang mentulkan cahaya. Bibir plum tebal merahnya yang sedikit tergigit. Rona di pipinya menjadi pelangkap yang membuat Jimin semakin indah.

"Jimin, ini aku Jungkook"kata orang itu meyakinkan. Hati Jungkook merasa seperti dikoyak, melihat pujaan hatinya yang telah lama dia cari.

"A-hiks aku tidak tahu siapa dirimu" suara halus yang bercampur isakkan menerpa pendengaran Jungkook, dan itu berhasil membuatnya merasa begitu sedih.











💜💜💜🐥🐰💜💜💜
Semoga menikmati♡
Maaf lebih pendek chap.nya
Maaf kalau ada salah kata, salah penggunaan tanda baca,dsb.

Loving You Forever (Kookmin/Jikook) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang