Chapter 01

310 13 21
                                    

Pagi sudah lah membuat satu orang sangat kesal yang sedari tadi membangun kan adiknya itu

" Saaihhhhhhh bangunnnn ini sudah jam setengah 6 lewat lho, mau kapan subuhnya " teriak sang kakak yang begitu kesal pada adiknya

" Iya kak Sohwa sabar Saaih lagi mimpi ini belum selesai mimpinya " tolaknya dan kembali terlelap di alam mimpi

" G ada mimpi mimpi buruan Saaihhhhhh itu udah di tunggu umi di bawah " greget sang kakak dengan kencang

" Iya iya sih bangun lagian masih jam 6 lewat memangnya harus seperti ini apa " kesalnya juga kembali membuat sang kakak harus mendengus lebih kesal dan marah

Usai ia melakukan apa yang kakaknya suruh, ia segera terlelap kembali ke alam mimpinya padahal di bawah ia sudah di tunggu oleh uminya apakah ia lupa atau bagaimana

" Saaihhhhhhh... astaghfirullah anak ini mau sampai kapan dia seperti ini, Saaaihhh " teriak sang kakak kembali melihat kesal kepada adiknya itu

" Ada apa sih kak Imah " tanyanya yang ingin marah karena sedari tadi di ganggu

" Umi sudah menunggu mu kasihan umi " ucapnya serta diangguki oleh Saaih

Saaih segera turun menghampiri umi my dengan tubuh yang sangat lesu dan muka bantal nya akibat kantuknya itu belum hilang

" Astaghfirullah Saaih, anak umi tidak biasanya jam segini tidur lagi " kejut uminya melihat anaknya memiliki muka bantal

" Iya umi, umi kata kak Imah umi panggil Saaihh ada apa umi " tanya Saaih

" Ini lho umi tadi di beri pesan terus sama Fateh, katanya ia minta sama kamu buat Collab bareng tapi handphone kamu nya g aktif "

" Hehehe iya mi semalam Saaih sibuk sama editan Saaih " cengirku

" Ya sudah samperin gih adiknya pasti dia marah banget sama kamu " pinta umi

" Iya mi " aku beranjak pergi dan memasuki kamar adikku

" Katanya umi kamu minta Abang Collab bareng y teh, maaf y handphone Abang lagi g aktif "

" Ya sudah tapi sekarang bisa kan collab nya " tanya Fateh dengan bersemangat

" Bisa ko bang Saaih ganti baju dulu y " pintaku dan lalu pergi ke kamar

Usai aku segera datang menghampiri nya dan menarik tangannya

" Ayo teh "

" Sabar bang Saaih, ateh lagi benerin rambut ateh juga " tolaknya dengan kesal

" Memang nya supaya apa "

" Supaya ganteng, ateh kan selalu ganteng " jawabnya dengan tertawa

" Terserah mu udah yu ah kan bisa benerinnya di mobil " ajak Saaih dengan menarik paksa tangan Fateh itu

" Bang Saaihhhhhhh ahhh lepasin sakit ini " teriak Fateh dengan memberontak

" Hehehe maaf teh "

Fateh pun segera menepis dan masuk ke dalam mobil betapa marahnya ia membuat aku sangat bersalah

" Teh, maafin bang Saaih y " ucapku namun tidak di gubris oleh nya

" G perlu " jawabnya begitu dingin

Sesampainya di mall kami pun segera turun dan membuat konten yang berjudul 24 jam harus berada di mall tanpa keluar dari mall

Namun di tengah perjalanan entahlah suatu gejala apa yang menyerang kepala ku begitu sakit sekali aku tak kuat menahan nya begitu sakit

Aku Tak Bisa Apa Apa Tanpa Kalian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang