Chapter 02

212 15 14
                                    

" Bang haus " lirih seseorang yang membuat Thariq harus segera menoleh

" Sebentar Abang ambilkan minum " Thariq bergegas turun mengambilkan sebuah gelas untuk seseorang itu siapa lagi jika tidak adiknya yang bernama Saaih

" Nih jangan lupa Bismillah dulu " pintanya dengan menyodorkan minuman

Bismillah.....

" Bagaimana sudah lega " Saaih mengangguk setelah mendengar perkataan abangnya itu

" Bang, Saaih sakit apa " Thariq terdiam ia berusaha menutupi penyakit adiknya itu tapi mau bagaimana lagi sang pemilik harus tau itu supaya ia bisa menjaga dirinya dengan baik

Memang sebenarnya Saaih tidak tau akan tentang penyakitnya yang dialami, mangkanya ia akan bertanya

" Saaih mohon Abang jangan terdiam Abang harus jawab jujur pertanyaan Saaih " rengek nya yang membuat Thariq kembali menatapnya diam

" Bang, Saaih mohon " Thariq segera bangkit dengan mencabik cabik rambutnya

" Apakah kau bisa tidak merengek Abang sangat tidak suka dengan sikap mu itu " bentaknya dengan sedikit pelan yang membuat Saaih terdiam dan menundukkan kepalanya

" Maaf bang Thariq tidak ingin membuat Saaih kecewa dengan ucapan Abang sendiri "

" Bisakah Abang berkata jujur saja demi Saaih, Saaih mohon " pintanya menangis

" Baiklah tapi Abang pinta sama kamu, kamu janji mau menuruti apa yang Abang pinta " Saaih mengangguk dan segera duduk terdiam menunggu jawaban abangnya itu

" Abang harap kamu bisa sabar dengan ini semua, kamu terkena penyakit schizophrenia " Saaih segera terdiam ia menangis tak di sangka ia mengalami penyakit yang sangat berbahaya itu

" Abang tau kamu tidak akan menyangka dengan penyakit ini tapi Abang mohon sama kamu, kamu mau y melakukan perawatan " pintanya namun segera di balas gelengan

" Aih sudah bilang, aih cukup tidak ingin di rawat aih ingin dirumah, aih takut merepotkan kalian "

" Saaih, Abang sudah bilang dengan perkataan tadi kamu harus menuruti perkataan Abang " Saaih terdiam dan menangis bagaimana mungkin seorang laki laki dengan tubuh gagah nya itu ia harus terbaring lemah di rumah sakit nantinya

" Abang mohon turuti perkataan Abang y Abang mohon sama Saaih, Abang tidak mau Saaih kenapa Napa "

" Kasih aih waktu buat pikirin ini bang " pintanya yang tak bisa menemukan jalan keluar lainnya

" Baiklah Abang kasih kamu waktu jika kamu bersedia Abang akan segera mengurusi ini semua "

" Aih mohon, Abang jangan bicarakan ini kepada saudara yang lain cukup Saaih dan Abang saja yang tau " pintanya

" Tidak ini rahasia kami bertiga, Fateh sudah tau akan hal penyakit itu bagaimana pun dia keluarga kamu mereka harus saling mensupport kamu "

" Bang, Saaih tetap tidak mau merepoti mereka dengan cara apa pun biarkan saja Allah mengambil ajal Saaih, Saaih terima ko " ucapnya dengan lirih menangis

" Jangan bilang seperti ini, Abang belum siap kehilangan kamu " Thariq segera keluar dari kamar adiknya itu ia tak bisa lagi menahan rasa tangisannya yang berkali kali ia keluarkan

" Maafkan Saaih bang Saaih juga ingin memberikan yang terbaik buat kalian, demi Saaih kalian harus seperti ini tapi Saaih tetap tidak mau bang Saaih akan menjadi Saaih sendiri dan mandiri " tegarnya dengan luka berliku liku

*************

Thariq segera pergi ke kamarnya dengan menutup pintu begitu kencang membuat saudaranya yang berada di bawah menoleh dan ingin menghampiri nya tapi bagaimana pun juga pintu kamarnya itu sudah di kunci olehnya

Fateh yang mengetahui maksud Abang nya itu ia berlari menuju kamar Saaih, terdapati melihat abangnya terdiam dan menangis Fateh segera menghampiri dan memeluk abangnya memang kini Saaih dan Fateh saudara yang sangat berdekatan mereka tidak mau salah satu dari mereka menghilang

" Fateh yakin bang Saaih tegar menghadapi ini tapi Ateh mohon jangan membuat bang Thariq marah " pintanya dengan kata kata murni terlontar dari mulutnya membuat Saaih tersenyum mengusap air mata adiknya yang kini telah keluar sejak tadi

" Abang yakin ateh juga bisa mencoba keadaan bang Saaih ini, Abang mohon jangan bicarakan ini kepada yang lain "

" Tapi----

Shuttttt.....

" Abang bisa sendiri Abang tidak mau merepoti kalian " ucap Saaih dengan segera menempel kan jari telunjuk nya ke arah bibir adiknya itu

" Ateh yakin Abang bisa ateh mohon jangan tinggalkan ateh "

" Abang juga yakin tubuh gagah Abang ini akan bisa sembuh " mereka tersenyum dengan candaan tertawa yang sedikit terlontarkan

Berbeda dengan keluarga nya kini mereka berkumpul di ruang tamu sambil membicarakan si kapten 2 nya itu sedang mengurungkan diri di kamar akibat pintu yang di tutupnya sangat kencang

Mereka saling berdebat suara jika abangnya itu bisa saja marah karena makanan atau mungkin hal yang lainnya membuat sang ibu Tiger ini harus segera menggelengkan kepalanya

" Sudah lebih baik kita tanyakan Thariq saja ya " teriaknya hingga mereka bergeming diam tak ada lagi yang rusuh

***********

Namun Thariq ia hanya terdiam sambil memegang foto ia bersama adiknya Saaih, ia rasa akan secepat ini kehilangan adiknya nantinya ia tak mau hal tersebut akan kejadian itu terulang kembali

Iya memang benar di kisahkan jika Saaih dulu sempat terjadi memiliki penyakit yang begitu tidak terlaru parah namun tiba tiba saja ia tak sadarkan diri, mereka panik dan segera membawa Saaih ke rumah sakit dan di sanalah dinyatakan Saaih sudah tiada namun Thariq ia tak bisa menerima semua nya seperti itu, dan berkat doa doa mereka alhasil Saaih sudah di katakan hidup kembali mereka bersyukur bersama dan menangis terharu di pelukan Saaih tersebut, mungkin ini semua gen halilintar itu tau tentang kejadian tersebut namun untuk kedua kalinya entahlah itu akan terjadi atau tidak

" Abang masih sayang sama lho ih, tapi kenapa lho cepat cepat berbicara seperti itu " frustasi Thariq ia menangis sejadi jadinya di dalam kamar tak ada seorang pun yang tau tentang itu

*************

Saaih si laki laki itu ia tersenyum miring melihat perjuangan umi nya ketika melahirkan dirinya andai ia sangat masih kecil dan tidak tau tentang apa apa

" Umi, Saaih sayang sama umi tapi Saaih minta maaf sama umi, jika Saaih tidak memberitahukan penyakit Saaih yang kedua kalinya " deras air mata begitu keluar sejak tadi ia menangis dan menangis satu tetesan itu membentuk cekungan di kelopak matanya

" Umi sayang juga kan sama Saaih, tapi Saaih akan tinggalkan umi lagi untuk kedua kalinya "

" Saaih anak umi yang sangat merepotkan y, Saaih minta maaf " ucapnya yang harus segera melawan rasa sakitnya

Akkhh.....

" Apakah ini gelajanya, ya Allah jika ini memang sudah takdir Saaih angkat saja ajal Saaih ya Allah, Saaih lebih baik seperti ini tolong cabut nyawa Saaih ya Allah " ucapnya dengan menahan rasa sakitnya kembali

Akkkhhh....

Pekik nya begitu keras menahan rasa cambukan di kepala botaknya ia segera menidurkan kepalanya untuk supaya tidak terlalu berat dan jika ia sudah bangun akan lebih fresh kembali

***************

Masih mau tau kelanjutannya

Yu di vote bintang yang ada di bawah

Comenttttttt

Dan follow aku nanti aku follback sudah banyak orang yang mencoba lho

Ayo buruan jangan lupa pokoknya

Thank you Readers 😘😘😘😘😘😘😘

I Love you so much 💖💗💖💗💖❤💗💗💖❤💗💖💗💗💖❤💗💗💖❤💗💗💗💗💖❤💋 😂😂😂😂😂😂😂


Aku Tak Bisa Apa Apa Tanpa Kalian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang