o. Mobalisasi

117 19 7
                                    

Hari ini, kelas XI IPA 2 sedang melangsungkan ulangan harian matematika.

Namun, Bu Hana—–selaku guru Matematika sudah memberitahu materi-materi yang mungkin akan keluar dalam ulangan harian kali ini.

Tapi ya begitu, namanya juga Matematika. Kalau tidak sulit untuk dikerjakan ya bukan Matematika namanya.

Seringkali murid-murid yang sedang mengerjakan soal Matematika mengalami demam matematika, alergi matematika dan sejenisnya. Akan tetapi, hal ini lah yang sering dialami oleh mereka.

Frustasi saat mengerjakan, atau yang biasa mereka sebut dengan 'Mobalisasi'.

Ada yang bisa mengatasinya dengan mudah.
Namun ada banyak pula yang tak bisa mengatasinya.

Berikut adalah beberapa kelakuan anak-anak yang tidak bisa mengatasinya :

Oknum Pertama : Yohan.
Saat ulangannya baru saja dibagikan oleh Riko, sang ketua kelas, oknum Septiano Yohan Ardhi Bimantara ini sudah terlebih dahulu menekuk wajahnya.

Ia tidak sedang dalam mood yang baik sekarang ini. Ya salahkan saja Nana yang membuat ia kesal tadi. Ini gara-gara Nana tadi tidak sengaja membaca dialog yang dikatakan oleh tokoh "Wahyu" di cerita wattpad yang ia baca.

Sampai-sampai ia bertengkar dengan Sian hanya karena itu. Ia menduga bahwa Sian dengan sengaja menyuruh Nana untuk membaca dialog itu lengkap dengan tokoh yang mengatakannya. Padahal kenyataannya justru berbanding terbalik dengan yang diduga oleh Yohan. Meskipun Nana tidak paham masalahnya sih...
Akan tetapi hal itu dapat membuat Yohan dongkol sampai saat ini.

"Han, taro dulu hpnya woi. Waktunya ulangan," kata Riko dengan nada baik-baik.

Tapi Yohan menanggapinya dengan sinis. "Kenapa sih," sinisnya. Dan tentu saja Riko dibuat kebingungan olehnya karena hal itu. "Maksud lo gimana?" bingung Riko.

"JAUHIN ITU DARI GUE!!!!" bentak Yohan.

Sontak, Riko dan yang lainnya pun terkejut. "Woi Han, santuy dong ah. Kalo lo gak mau ngerjain ya udah sih. Tapi nilai Lo yang awalnya rata-rata 9 sampe 10 jadi 0. Kosong," kata Jafier.

Ucapan Jafier itu pun membuat Yohan terdiam. Ia tentunya tidak mau mendapat omelan dari ayahnya yang tegas soal nilai anak-anaknya.

Oknum Kedua : Agil.
Oknum bernama Muhammad Launanda Agil Rizqullah itu sedang menelungkup kan kepalanya di meja. Sesekali dirinya membentur-benturkan kepalanya pelan di mejanya.

"Eh, Gil. Gue ajarin dong," pinta Dani saat itu.
Agil, dengan tatapan nanarnya melirik Dani yang berdiri di hadapannya sambil membawa secarik kertas.

"Yang mana, Dan?" tanya Agil. "Nomer 25," jawab Dani segera. Agil pun melirik nomer 25, lalu menghela napas kasar.

Dirinya pun segera menoleh ke belakang, untuk meminta secarik kertas untuk hitung-hitungan.

Kini sudah hampir 15 menit sejak Agil memulai menghitung, namun hingga kini dirinya masih belum menemukan jawabannya.

"Gil, udah nemu?" tanya Dani. "GATAU GATAU DAH GUA GATAU!" seru Agil, frustasi.


• Oknum Ketiga : Jafier.
Saat ini, oknum bernama Jafiera Bayu Permana ini sedang duduk jongkok di atas kursi sambil memegangi kepalanya.

Sian dan Ririn yang melihat hal itu pun berbisik-bisik, lalu tertawa. Yang membuat Jafier menatap garang keduanya.

"Fier, lu tuh ngapain sih?" tanya Sian. "Lo nanya ke gue?" Jafier justru malah bertanya balik. Sian mengangguk. "Boker," jawab Jafier dengan asal.

+99L ; KELAS BARBAR. ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang