2 - Gadis Kecil

20 5 0
                                    

     "Ibu, aku takut hujan. Aku tidak mau ikut! " Melody memejamkan matanya dengan perasaan takut. Ia memegangi kaki Senjani, mencegahnya pergi.

     Senjani mensejajarkan tingginya dengan Melody, "Tidak apa, Melody. Hujan itu rahmat. Tidak akan sakit, ayo! "

     "Tidak, ibu! Aku tidak mau keluar. Aku takut hujan, " Melody mulai terisak.

     Senjani tersenyum kecil. Tingkah Melody mengingatkannya pada seseorang di masa lalu. Seseorang yang sangat takut akan hujan. Seseorang yang kini ia benci.

     "Melody, tidak apa. Kamu harus jadi anak yang berani. Kamu harus belajar melawan rasa takut. Ayo, ibu pegangi, " Senjani menuntun Melody keluar rumah, menyambut hujan yang turun rintik rintik.

     Sama ketika pertama kali ia menemukan Melody.

     "Lihat, hujan itu indah, kan! " Senjani melepas tangan Melody untuk membuat tubuhnya basah karena hujan. Ia sangat menyukai hujan. Ia berputar putar di tengah hujan, meninggalkan Melody yang masih terdiam di tempatnya berdiri.

     Melody masih takut untuk mencoba. Namun ajakan ibunya yang antusias, mendorong kakinya untuk melangkah ke tengah hujan.

     Melody berhasil. Ia merasakan air hujan membasahi tubuh mungilnya. Ini tidak seperti yang dibayangkan Melody. Hujan itu indah, Melody setuju dengan ibunya sekarang.

     Ia mengikuti ibunya, berputar putar di bawah hujan. Mengasyikkan sekali.

     Senjani berhenti sejenak untuk memperhatikan gadis kecilnya yang kini tengah menikmati hujan. Ia tersenyum. Melody tumbuh dengan berbagai ketakutan. Namun Senjani selalu berusaha membuatnya berani melawan rasa takutnya sendiri.

     Senjani meluapkan rasa syukurnya lewat hujan. Ia berterimakasih, Tuhan telah menghadirkan Melody di waktu yang tepat.

     Di saat-saat tersulit dalam hidupnya, Melody hadir membawa keceriaan. Mengisi hari harinya dengan senyum tulus yang sudah lama tidak terbit di wajahnya.

     Melody Kaila, gadis kecil dengan sejuta kebahagiaan. Ia penuh dengan kejutan. Menghadiahkan senyum pada Senjani setiap harinya.

     Meski Melody datang tanpa identitas yang jelas akan siapa orang tuanya, Senjani tidak peduli. Ia menyayangi Melody. Ia membesarkan Melody seperti anaknya sendiri.

     Sekali lagi, hujan telah membawa cerita baru bagi hidup Senjani.

    

Pesan dari LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang