4 - |Jumpa|

39 8 3
                                    


  _______

                             🌑🌑🌑

       Jam sudah menujukkan pukul 7 lewat 18 menit, itu artinya Wira sudah telat 3 menit ke sekolah, eh bukan, dia sudah berangkat awal, akan tetapi ia tak langsung masuk, melainkan singgah dulu di warung bu syur. Sengaja tak sengaja ia memang sudah merencanakan bahwa hari selasa adalah jadwal nya untuk telat, bukan tanpa alasan, melainkan banyak alasan yang ia punya.

    Alasan yang paling kuat ialah, malas memasuki jam pertama guru kimianya, ia  bingung, mengapa jurusan yang ia geluti masih saja ada lintas minat pelajar ipa-nya.

"Eh den wira kok ngga masuk kelas sih, kan udah jam nya masuk, den wira bolos yah?" Selidik bu syur. Bu syur merupakan salah satu orang penting di kehidupan wira, sebenernya namanya bu widya, entah kenapa orang orang memanggilnya bu syur, entahlah, intinya wira juga sering menjenguk dirumanya ataupun di warung, seperti ini.

"Ngga lah bu, ngapain bolos, ga-gu-na." Terang wira yang tak suka di selidiki.

"Terus kenapa ngga masuk? Takut sama gurunya yang masuk hari ini yah?" Inilah bu syur, tak henti hentinya bertanya kepada wira, untung wira sayang, sayang sesama manusia lah.

"Hm, ibu tuh lama lama bikin perut wira atit deh" canda wira

"Lo tuh kek cabe cabean aja, emang gini nih, keseringan pacaran ama cabe, yah kan ketuleran cabenya, wkwkwkwk" timpal Raga, inilah sahabat sekaligus saudara yang di anggap oleh wira, mereka bertemu pada saat wira tidak punya teman, dan akhirnya raga mau jadi  temannya wira, sudah 5 tahun mereka jalani bersama, ea. Mereka selalu sekelas, duduk sama, apapun sama, itu wira yang mau sendiri, punya teman sedikit ngga papa kan? Kebanding punya banyak tapi kalau susah malah ilang.

"Eh lo ga, gue tadi ke rumah lo, kata nyokap lo, lo udah berangkat, pagi malah, kok baru muncul? Jangan jangan, lo nge-ganja yah? Ngaku ngga lo!!"

"Bangsad emang lo wir, lo kira gue cowok apaan?" Timpal raga yang tak terima di katai seperti itu.

"Emang lo cowok apaan? Alah lo ngga usah sok suci deh ga, udah ngaku aja, lo nge-sabu atau nge-ganja?" Balas wira dengan nada mengejek dan sedikit bercanda

"Lama-lama gue sumpel mulut lo pake cabe, udah gue bosen liat muka lo, gue mau cabut bareng wisnu aja, di banding ama lo, ga-gu-na" balas raga

"Eh lo emang nya mau kemana ama sih wisnu? Tumben banget wisnu ngga sama elo?" Tanya lagi wira

"Sumpah, lo kayak dora, nanya mulu, bisa diem ngga?" Geram raga daritadi wira terus bertanya padanya.

"Ouhh, jadi lo berdua udah lupain gue yah? Oh oke kalau gitu, emang manusia kadang kayak bangsad, lupai kalau udah seneng, datang pas ada butuhnya doang, awas lo kalau butuh apa-apa ke gue, gue tusuk ginjal lo" timpal wira yang tak terima ketika ke-2 sahabatnya itu pergi tampa mengajaknya.

"Eh lo kelamaan kayak cabe juga, baperan, najis. Gue ama wisnu tuh ada acara keluarga ogeb, kan tadi malem gue udah tanya lo di grup, lo aja kali yang udah lupa" jawab raga yang masih jijik atas perkataan wira yang seperti wanita saja yang baperan.

"Hmm, gue lupa, sorry. Truss lo ngapain ke sekolah, katanya udah ijin sama bu beti." Tanya lagi wira.

"Uhh lo ogeb atau bagaimana? Kan gue kesekolah dulu mau ngambil motor kesanyangan gue yang disita ama bu beti, gara-gara lo pake balapan di lapangan kemaren ama wisnu." Terang raga.

"Oh" buih wira

"Gue cabut dulu, bay" ucap raga dan berlalu menuju ke motornya.

"Bu syur, wira masuk dulu yah, dah assalamualaikum bu" pamit wira dan jalan menuju ke sekolahnya.

~~~~

"Sudah, jangan banyak alasan yah, ibu sudah bosan dengan alasan kamu yang di wc"
Yah itu suara guru yang paling menjengkelkan yang wira dengar. Guru yang selalu mengintrogasinya. Samar samar wira mendengarkan percakapan Bu Beti dan gadis yang tengah ia marahi.

"Eh bu, kan si dianya udah jelasin kenapa dia telat bu, ibu kok kayak ngga hargain alasan dia sih? Sampai buat dia nangis, ibu itu guru BP atau salpo PP bu?" Kali ini wira tak lagi diam, dia tidak tak terima kalau ada gadis yang menangis.

"Kamu lagi, sudah, jangan belain dia, kamu masuk sana, awas kalau ibu liat kamu berulah lagi." Terang bu beti, tapi wira tetap wira, yang tak pernah mau mengalah, dan entah mengapa i u beti langsung berlalu meninggalkan mereka berdua.

   Wira dan gadis itu berdiri tanpa kutik di depan pos satpam, mengantri untuk menulis nama di buku point terlambat.

"Makasih" satu kata yang terucap pada gadis yang tadi wira tolongi.

"Eh, sama-sam, eh kok udah ngilang yah, dia makhluk kasar atau halus yah?" Tanyanya pada dirinya sendiri jdan langsung melihat isi buku point itu, dan "Neysa Kartika P. Kelas XI.Mipa 1" gumam wira dalam hatinya, terbesit seperti familiar, tapi wira tak memikirkan dulu hal ini, yang ia pikir bagaimana masuk tanpa hukuman guru buntel itu.

_____
   Bel istirahat baru saja berbunyi, tandanya wira kali ini harus apel ke kelas pacar barunya.

"Darling......" tanpa wira berbalik pun, ia sudah tahu pasti itu suara dari mana

"Hm" cuek wira kepada gadis yang memakai pakaian yang kurang prihatin, bagaimana tidak, rok atas lutut, baju yang kecil banget, dan sedikit berantakan.

"Kamu ada masalah yah bep?" Tanya elisa pada wira yang kini mereka lagi jalan berdua menuju kantin.

"Ngga ada" jawab singkat wira yang buat elisa bertanya tanya

"El" panggil wira

"Iya, ada apa?"

"Gue mau nanya, tapi lo jangan langsung berasumsi sendiri yah"

"Iya, tanya aja ngga papa kok" jawab elisa dengan sedikit kikuk dengan pertanyaan dari wira

"Hm, lo kenel dengan Neysa?" Pertanyaan dari wira yang langsung membuat jantung elisa seperti tersentak.

"Neysa?" Tanya balik elisa untuk memastikan siapa yang wira maksud.

"Iya, Neysa Kartika, anak kelas ipa 1" terang wira pada elisa yang sedang berfikir.

"Eh udah sampai di kantin aja, kamu mau makan apa bep?" Tiba tiba elisa mengganti topik pembicaraan.

"Cepet banget sampenya, padahal baru aja jalan" heran wira dengan keadaan yang terjadi pada dirinya.

"Ah kamu aja yang ngga sadar, karna dari tadi kita kan ngobrol jadi keasikan, ngga sader kalau udah sampai" terang elisa agar tak di tanyai lagi

"Aku aja yang pesenin kamu, ngga usah kesana, kamu nanti capek antri, mending aku aja, kamu cari tempat duduk yah, di pojok kursinya kamu pilih aja terserah mah berapa, tapi di pojok yah" yah inilah wira, kambuh lagi ke-bucinannya, bagaimana bisa elisa meninggalkan cowok seperti wira.
_________

*****
Ps Author :
Bantu vote yah, di share juga sama temen kalian🙃

Makasih yang udah sempatkan waktu untuk baca 🖤

Luv u readers ❣️
Salam manis dari Dr. Echa, jodoh Prof. Akram 😘

Memory Of AprilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang