•3

70 8 9
                                    

Di lain tempat,duduklah seorang pria di balkon kamar ditemanin teh hangat kesukaannya,iya dia Wildan. Orang yang selama ini Adhira cari dan belum bisa ia temukan. Pikirannya saat ini mengarah pada gadis yang telah lama ia cintai,ia yang merasa bersalah karena telah menghilang,tapi ini sudah menjadi pilihan terakhirnya.ia harus bisa.

Drtttt
Faniangista: kita ketemuan,ada yang mau gue omongin tentang Dira.

Wildan mengerutkan kening, seolah bertanya 'ada apa dengan gadis itu?'. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengiakan ajakan Fani untuk bertemu.

15menit, akhirnya lelaki yang menggunakan kaos hitam biasa dipadukan dengan jeans berwarna hitam dan sepatu convers miliknya. sederhana, tapi kalo Wildan yang pake auto klepek-klepek.

"Lama ya?,"

"Iya gapapa, duduk dan," jawab fani

"Maaf ngeganggu waktu lo? Tapi ini tentang Dhira, dia nyesel banget setelah lo pergi dan,"

"Penyesalan memang datang di akhir, bukan?." Tanya Wildan menatap Fani

"Gue tau, ta-tapi semenjak lo pergi dia mendadak jadi cewek pendiem,cuek,kalo jawab pun seadanya,jarangan banget keluar kelas. Dan gue pernah mergokin dia sendirian di taman belakang ngelamun dan manggil-manggil nama lo, terserah mau percaya atau engga. Tapi gue mohon, balikin Dhira yang dulu dan," parau Fani ia tak tega melihat sahabatnya seperti ini terus,

"Lo yakin dia kaya gitu karena gue pergi? Gue kenal Dhira Fan," sahut Wildan yang tidak tahu harus apa.

"Dann gue serius, please demi Dhira, gue tau lo masih sayang bahkan cinta sama dia, gue rela demi lo bahagia.Gue mohon,"

Wildan memang tau kalau Fani pernah menyukainya tapi setalah Fani tau Wildan mencintai sahabatnya bukan dirinya, ia pun melerakan. "Asal kalian bahagia, gausah pikirin gue, gue selalu baikbaik aja." Salah satu alasan mengapa Dhira tak mau menerima Wildan

"Oke, gue pikirpikir dulu." Final Wildan yang mengalah,yasudah lah.

"Makasih maksih banyak dan, gue percaya lo bisa. Kalo gitu gue pamit ya? Masih banyak urusan," jawab Fani dan langsung melenggang pergi.

Jadi sampe sini doang kemampuan pura-pura lo?lemah.

***

Pagi hari, seperti biasa Dhira yang siap siap akan kesekolah. Setelah semua nya selesai ia langsung turun dan berpamitan untuk berangkat pada Ayah dan Bunda nya. Sesampainya di sekolah, ada yang aneh menurut Dhira. Tapi entah apa.

"Hei!" sapa seseorang di sebelah Dhira

Bagaikan tersambar petir, yang disapa hanya bisa terpaku diam dan tidak berkata apapun walaupun banyak sekali pertanyaan di otak yang ingin keluar namun tidak bisa, hanya air mata yang mengalir memecahkan semua jawaban itu,

"Jangan nangis, gue balik bukan untuk liat lo nangis," ucap Wildan, Sembari mendekap Dhira gadis cantik yang telah lama ia kagumi.

"Lo jahatt," suara itu terdengar jelas walau sang empedu berucap sembari menangis.

"Maaf,"

"Gue tau ini salah, Maaf."

"Mungkin lo udah benci sama gue, dan tambah ga suka gue ada di sini gapapa. Asal lo bahagia gue ikut serta," ucap Wildan yang masih memeluk tubuh mungil beraroma lemon. Segar, Wildan merindukan ini.

WILDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang