b l u r b

54 6 6
                                    

Setelah berhasil melepaskan diri dari jeratan masa lalu yang kelam, Damien Schwebertz memutuskan untuk membangun tembok pelindung yang tinggi nan kokoh guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berhasil melepaskan diri dari jeratan masa lalu yang kelam, Damien Schwebertz memutuskan untuk membangun tembok pelindung yang tinggi nan kokoh guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Dari pengalaman pahit itu Damien telah belajar tiga hal. Pertama, di dunia ini tidak ada yang bisa kau percaya. Dua, pisau yang ditancapkan orang terdekatmu menancap lebih dalam, bahkan meninggalkan bekas luka. Tiga, kau harus mulai menjaga jarak dari orang-orang. Bukan karena mereka bisa menyakitimu, tetapi karena kau memiliki potensi untuk menyakiti mereka.

Hingga suatu hari Damien bertemu dengan Madeleine--seorang wanita pecinta bunga. Perlahan tapi pasti, Madeleine berhasil mengikis dinding tak kasat mata yang diciptakan Damien hingga menyisakan sebuah pintu terakhir, pintu menuju hati Damien. Mengubah segala 'aku' dalam narasi Damien menjadi 'kami'.

Ketika Damien sadar bahwa semuanya telah berjalan begitu jauh, dia mulai bimbang. Damien menginginkan kebahagian dan ketenangan, sesuatu yang selalu Madeleine dan dirinya rasakan ketika bersama. Namun di sisi lain dia tahu, tangannya kotor dan Damien tidak ingin Madeleine terluka.

***

“Dahulu aku hanya ingin bertahan hidup, tapi kini bersamamu aku bisa bermimpi.”

“Aku pun begitu. Biasanya aku hanya sekadar hidup, namun sekarang aku benar-benar menikmatinya.”

“Mari berharap waktu terhenti dan semua ini takkan berakhir.”

Someone In The GardenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang