2. Claretta

542 50 38
                                    

Yow...
Nana is here
I'm back with a trash art

Sebenarnya aku sedang terkena writerblock, or whatever people call it--

So today, i'm gonna show you my favorite witch. Her name is Claretta

Btw kali ini aku mau nunjukin gambar tradisional aku.

Gambar tangan asli aku...

Kalau kemarin digital, kali ini aku mau nunjukin kalian gambar kertas aku itu sebenarnya bagaimana...mengapa...apakah sama dengan digital...

Beda!

Jadi ini dia Si Mbak Claretta. Penyihir kegelapan yang tobat.

Itu adalah gambar aku yang cukup nekat sebenarnya :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu adalah gambar aku yang cukup nekat sebenarnya :v

Soalnya aku full pakai pena. Tapi ya sebenarnya aku itu suka banget, sayang, cinta, dengan mengarsir.

Kayaknya gambar tangan tuh ga lengkap kalau ga arsir dan menambah bumbu-bumbu bayangan penuh cinta.

Sekarang mari kita bahas plus minus gambar tersebut. Supaya kita tahu apakah kekurangan dan kelebihan gambar tersebut. Walaupun aku sendiri yang gambar aku harus kritis pada karya sendiri.

Kalau biasanya orang ngehujat gambar orang lain, ini aku ngehujat gambar sendiri.

:")

Oke pertama kita bahas kelebihannya dulu.

First of all, aku suka dengan arsiran ku. Sumpah aku merasa santat peroh. Padahal masih anak ayam aja belagu :( tapi aku lumayan bangga dengan kerja keras aku yang satu itu.

In fact, aku selalu bangga dengan kerja kerasku😂. Menghargai usaha sendiri itu penting gais.

Second, i love the hat. Aku waktu gambar topinya itu ya excited banget. Ketika aku suka banget sama sesuatu sampai niat menggambarnya membuncah, pasti gambarnya waras. Kayak topi Si Claretta. Untungnya waktu gambar itu aku ga berlebihan. Kalau terlalu semangat bahaya juga.

Third, aku suka shading-nya. Dengan teknik arsiran abal-abal itu aku cukup bangga dengan efek bayangan yang dihasilkan terutama di kain hiasan topinya. Kesannya dapet...fiuh...

Keempat, ini nih. Ga penting sebenarnya tapi aku suka banget. Aku suka banget efek jewel atau permata yang jadi ikat rambut Si Claretta gais. Ga penting banget kan? Iya tapi aku sebangga itu waktu ngeggambarnya. Kayaknya dari seluruh gambar itu, pencapaian terbaikku adalah permata ikat rambutnya :D

Selesai dengan empat hal yang aku suka dari gambar itu. Sekarang waktunya menghujat dan marah-marah.

Pertama, hnngghh...aku ga suka rambutnya. Menurutku kurang. Aku ga ngerti gimana jelasinnya, tapi bagi seorang Nana, mengarsir rambut adalah musuh terberat setelah lineart. :")

Kedua, wajahnya kurang proposional. Coba perhatiin lagi bagian pipi sebelah kanan Claretta. Pipinya lebih lebar sebelah sana. Kan akyu sudah bilang ini gambar nekat. Jangan ditiru ya gais. Gambar itu sketsanya harus niat. Jangan kayak aku sketsa hacep-hacep aja langsung dibantai pake pena.

Ketiga, sebenarnya aku ga suka mata Claretta cuma sebelah. Jadi alasan utama kenapa matanya ketutup kain karena AKU TAKUT MATANYA MERENG SEBELAH. Jadi begitulah. Ketakutan besar rata-rata tukang gambar owkowkowk.

Yey part plus minus selesai.

Sekarang aku mau bahas tool yang aku gunakan. Siapa tahu berguna bagi kalian yang baca.

Pertama kertasnya, aku pake sketch book ukuran A5 mereknya lyra :3

Kedua, aku sketch gambarnya pakai pensil...pensil biasa sih, ga ada merek gitu. Sama gak ada nomor tebalnya. Ya kan biasanya 2B, 2H, atau apalah.

Ketiga, aku lining pake pena biasa. Itu gais pena merek apa ya lupa. Snowman ga salah. Yang biasa buat nulis :")

Kesimpulannya berdasarkan tool yang aku pake. Aku adalah tukang gambar kismin. Iya gais. Pensil aja asal, orang nge-sketch pensilnya HB, 2H, atau berapa, lah aku pensil tak bermerek. Hmm...

Penanya juga, orang lineart pake pena mahal, Sakura MICRON, Copic, lah aku pena 2000-an.

Gapapa, nanti ada duit beli. Lagian pena lining mahal banget. KURANGIN HARGANYA NAPA AKKHH...

Masa aku beli Sakura MICRON lima biji, 80 ribu. :")

Ya ampun cuma pena lima biji bisa buat makan-makan.

Oke sekian curhatan hari ini.

See you soon guys, in next chapter.
.
.
.
.
.
Psst, btw aku ngerasa bikin work ini kayak ngevlog tahu//ditampar

Lov ya,
Nana–.

Nana's Art BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang