Eunsang terbangun dari tidurnya, ia merasakan pusing di kepalanya dan pegal pegal di sekujur tubuhnya. Ia melirik ke sampingnya. Senyumnya terukir melihat sosok mantannya masih tertidur dengan lelap di sampingnya. Ditambah rambut yang sedikit acak acakan.
Eunsang mengusap kepala Junho sambil menyisir rambutnya yang menutupi matanya. "Juno, udah malam. Ayo bangun dulu, juno belum makan malam." Bisiknya.
Junho perlahan membuka matanya, ia tersenyum lalu mencubit pelan pipi Eunsang. "Selamat malam sayangku."
Eunsang turun dari ranjang itu, ia melihat jam yang menunjukkan pukul tujuh lebih lima belas menit. Ia meninggalkan Junho di kamar setelah menyuruh mantannya itu mandi. Kakinya melangkah ke dapur, disana sudah ada Takumi yang sedang meletakkan makanan di meja.
"Kak Takumi, maaf ya Eunsang gak bisa bantu masak." Ucap Eunsang.
Takumi mendongah, ia tersenyum. "Gak papa sang, kamu panggil Minhee sama Yunseong gih? Kayaknya mereka masih tidur."
Eunsang mengangguk. Belum lima langkah ia meninggalkan dapur, Yunseong dan Minhee sudah datang dengan mata mereka yang sembab.
"Minhee, kamu habis nangis?" Tanya Eunsang.
Minhee menatap Eunsang bingung, ia tidak merasa habis menangis atau apapun itu. Minhee kemudian menggeleng. "Enggak sang, gue gak nangis."
Yunseong buru-buru menarik pelan dagu yang lebih muda untuk menatap mata yang kemerahan dan sedikit bengkak. "Iya, kamu keliatan abis nangis yang."
Minhee menggeleng lagi. "Enggak, udah ayo makan. Pada laper kan? Maaf kak Takumi, aku gak bantu."
Takumi lagi lagi tersenyum. "Gak masalah, ayo makan."
Yunseong, Minhee dan Eunsang menduduki tempat masing masing. Tidak lama kemudian Junho datang dengan kaus hitamnya dan celana pendek.
Junho duduk di samping Eunsang setelah mencuri ciuman di pucuk kepala si manis. "Loh, kak Ren kemana?"
Takumi mendongah sedikit. "Ren tadi sudah makan, dia mau lanjut tidur katanya."
Junho mengangguk beberapa kali. Mereka pun menyantap makanan yang dimasak oleh Takumi dengan lahap. Tidak ada perbincangan diantara mereka, hanya ada dentingan sendok yang beradu dengan mangkuk mereka.
Sepuluh menit berlalu, Yunseong yang pertama mendorong mangkuknya. "Makasih kak Takumi, enak banget. Biar nanti aku yang cuci."
Minhee menatap ke empat orang itu satu persatu, bibirnya terbuka sedikit untuk menyusun kata yang tepat. "Kalian.. ngerasa ada sesuatu yang kurang?"
Ke-empat orang itu bersamaan menatap Minhee. Eunsang yang pertama mengangguk, kemudian disusul oleh ketiga lainnya.
"Eunsang gak tau itu apa, tapi memang seperti ada yang kurang. Tapi eunsang gak tau apa." Ucap Eunsang.
Takumi mengangguk untuk membenarkan ucapan Eunsang. "Sedikit hampa, tapi aku gak tau apa yang kurang."
Junho kemudian berdiri. "Udah gak papa, mungkin cuma perasaan kalian. Jangan ambil pusing, nanti gue sama yunseong yang rapihin ini. Kalian bertiga ke ruang tengah aja."
Eunsang, Minhee dan Takumi menurut, mereka pun meninggalkan Junho dan Yunseong. Ketiga orang itu duduk di atas jembatan kecil diatas kolam renang yang ada di vila tersebut.
Eunsang menyeburkan kakinya sedikit ke air untuk menenangkan sedikit pikirannya. "Minhee, kapan tunangannya sama Yunseong?"
Minhee yang mengikuti Eunsang —menyeburkan sedikit kakinya— pun tersenyum. "Awal bulan sang."
Takumi menepuk pundak Eunsang. "Kamu sendiri gimana sama Junho?"
Eunsang membulatkan matanya, ia tersenyum kecil lalu menatap langit malam. "Eunsang sama Juno mutusin buat gak menjalin apapun. Eunsang tau Juno masih mau bebas, Eunsang gak mau jadi alasan dia gak main sama teman temannya. Atau sekedar jalan sama Moon Junho itu."
Minhee mengusap punggung tangan Eunsang lalu ikut menatap langit. "Jangan gitu sang, kalo lo berdua sama sama sayang kenapa harus mutusin gak ada hubungan apa apa? Kalaupun gak bisa pacaran, kalian saling ngeyakinin satu sama lain kalau kalian gak akan berpaling."
Eunsang mengangguk. "Eunsang percaya Junho."
Karena penasaran Takumi pun ikut menatap langit yang ternyata sangat indah, dipenuhi dengan ratusan atau bahkan ribuan bintang dan satu bulan purnama. "Aku yakin kok, Eunsang pasti akan bahagia sama Junho. Keliatan dari mata kalian. Kalian saling sayang."
Minhee mengangguk. "Gue setuju sama kak Takumi sang. Gue yakin lo bakal bahagia sama Junho."
Diam diam Eunsang memanjatkan doa kepada Tuhan, agar Junho yang menjadi pendamping hidupnya sampai ajal menjemputnya nanti.
🍒✨🍒
Kaki jenjang Eunsang melangkah menuju kamarnya, ia menutup pintu dan mendapati Junho sedang bersandar dengan tubuh atasnya yang terekspos menunjukkan otot-ototnya.
"Kalau Juno masuk angin Eunsang gak mau disuruh pijetin ya? Eunsang gak mau buat sup juga." Ketus Eunsang yang baru saja duduk disamping Junho.
Junho tertawa kecil, ia memajukan wajahnya untuk mencium kening si manis. "Yaudah tinggal minta dibuatin sup sama—"
"Sama Moon Junho. Iya kan?! Ngaku!"
Junho tertawa terbahak. Eunsang yang sedang merajuk itu salah satu favoritnya. Ia menarik tubuh Eunsang lalu memeluk si manis itu. "Dibuatin sup sama mama lah. Mantannya Junho ini cemburuan banget hm?"
Eunsang cemberut. Ia membalas pelukan Junho lalu menciumi rahang Junho yang tegas. "Biarin aja. Daripada Eunsang cemburunya sama kak Seongjun?"
Junho mengecup bibir Eunsang. "Ya jangan sayang."
Eunsang memeluk pinggang Junho dengan erat, ia nyaman dengan aroma tubuh mantannya itu.
"Cuddle?"
Eunsang mengangguk dengan cepat, ia membenarkan posisinya untuk bersandar di dada Junho. Tangan Junho terangkat untuk mengusap kepala Eunsang sambil sesekali mencium puncak kepala si manis.
"Sang, mau buat janji gak sama aku?"
Eunsang mendongah. "Janji apa Juno?"
Junho tersenyum, ia mengusap lagi kepala Eunsang. "Eh jangan janji deh. Aku gak mau kamu makan omongan doang. Tapi aku mau, kita tetep kaya gini ya? Walau gak ada status apapun, aku mau kita tetep gini. Tetep saling sayang, saling perhatian, saling manja—"
"Saling cemburu juga!"
Junho tertawa kecil melihat wajah polos mantannya itu, ia menghujami wajah Eunsang dengan kecupan kecil. "Iya saling cemburu juga."
Eunsang mengangguk. "Eunsang punya hak atas Juno, Juno pun begitu. Ya?"
Junho tersenyum lalu mengangguk. ingatkan dia untuk mengucapkan banyak banyak terimakasih kepada Tuhan karena sudah menitipkan kembali malaikat-Nya kepada manusia seperti dirinya.
"I live you Eunsang. Like and love you."
≿————- ❈ ————-≾
Heloo-!!
Aku kembali lagi dengan book baruuu yaay!!!!! Gimana gimana? Masih mau baca book kelanjutan dari Reito kan?? Kalau belum baca yang Reito, enggak masalah kok gak akan terlalu bingung baca book ini.Di book ini aku cuma mau ceritain tentang gimana keseharian pasangan Junsang dan Hwangmini hingga nanti mereka punya anak. Mungkin bakal diselingi sama Renkumi juga. Jadi jangan bosen ya!!
Ohya, ini juga gak akan banyak. Diusahakan gak sampe berpuluh puluh chapter.
Kalau memang antusias kalian besar, aku bakal buat sequel dari buku ini. (Wacana wkwkwkwkwk)
Tentang generasi mereka berikutnya, rentang masa remaja Reito dan teman tannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mi Familia┊Hwangmini Junsang (Sequel From Reito)
FanfictionTentang kehidupan empat orang sahabat setelah Reito kembali ke masa depan. ⚠️ Mpreg, bxb.