Gardia

11 2 0
                                    

Di suatu ruangan, terpampang delapan buah layar besar. Seorang wanita berambut pirang panjang terlihat mengetikkan sesuatu menggunakan keyboard di hadapannya. Tatapannya tak pernah lepas dari tulisan besar yang muncul di salah satu layarnya.

Detecting high level spells activities...

Tulisan itu muncul setidaknya selama 5 detik sebelum berganti.

Identifying...

Tak lama setelah itu, layar di hadapannya menampilkan sederetan tulisan.

Spell Type : Magus

Code Name: Time Manipulation

Limitation Level : 1

Sudut kanan bibir wanita itu tertarik sedikit. Ia kembali menggerakkan jemarinya di atas keyboard. Seorang pria mengenakan zirah keperakan dengan gagah berdiri di depan wanita itu.

"Anda memanggil saya, Dewi?" tanya pria itu.

"Iya. Aku punya tugas untukmu, Unit_001." Jemari itu berhenti bergerak. Wanita itu lalu menoleh ke belakang, menatap pria yang ia panggil Unit_001. "Sistemku baru saja mendeteksi adanya masalah. Bisa kau atasi?" Unit_001 hanya mengangguk dalam diam. "Bawa unit lain juga."

"Aku akan mengirimkan detilnya padamu nanti. Sekarang, pergilah!" Unit_001 membalikkan badan. Sepasang sayap putih kemudian terkembang di punggungnya. Sedetik kemudian, Unit_001 melesat. Bersama sekitar ratusan Unit lainnya, mereka terbang meninggalkan alam dewa.

Sementara itu, di suatu ruangan, seorang pemuda terbangun dari tidurnya. Netra itu mengamati sekitarnya dengan rasa cemas yang tampak jelas. Namun, saat telinganya menangkap sebuah suara yang familiar, kecemasan itu berubah menjadi kelegaan. Saat ia melangkah keluar dan membuka pintu, ia dapat melihat sosok wanita yang tiga bulan ini diam-diam ia sukai.

Wanita yang sedang memasak itu menghentikan kegiatannya saat mendengar suara pintu dibuka. "Ares. Kau sudah bangun?" Rambut hitamnya yang sepanjang punggung melambai saat wanita itu menoleh padanya.

Ares terdiam sejenak. Dengan setengah berlari, ia menuju wanita itu seolah ingin memastikan bahwa sosok di depannya ini bukanlah hasil imajinasinya. Lalu, ditempelkannya kedua tangan ke pipi wanita itu. "Luna. Ini benar-benar kamu, kan? Aku tidak sedang bermimpi, kan?" Ares bertanya sambil sedikit mencubit pipi itu dengan gemas. Sementara itu, korban atas perlakuannya berusaha menahan malu. Ia berusaha mengenyahkan tangan-tangan itu, namun ia merasa lemah jika dihadapkan dengan teman masa kecilnya ini.

"Bisa kau hentikan ini? Ini sangat menggelikan... dan membuatku malu. Bagaimana jika kakakku atau seseorang datang ke sini dan melihat ini?" ucap Luna yang masih berusaha mengenyahkan tangan Ares.

Luna dan Ares segera menghentikan kegiatan mereka begitu mereka merasakan keberadaan seorang yang lain di dapur itu. Saat mereka menatap ke arah belakang, di sana Rei berdiri dan mematung setelah melihat semuanya. "Syukurlah kau sudah bangun, Res." Rei lalu berjalan menghampiri konter di dapur itu dan mengambil sebuah apel dari kulkas yang berada di dekatnya. "Aku hanya mau mengambil apel ini." Ia menggigit apel itu sambil berlalu meninggalkan pasangan itu.

Rei terus berjalan hingga sampai di aula guild. Di sana, ia bertemu dengan Yuri yang sedang membersihkan ruang aula. Yuri lalu menatapnya heran. "Kau mau kemana?" tanya Yuri yang masih memegang sapu. "Aku mau keluar sebentar. Aku butuh udara segar. Kalau ada sesuatu, kabari aku segera. Oke?" Dengan apel yang masih digenggamnya, Rei melangkah menuju pintu keluar bangunan menyerupai kastil itu.

Sesampainya di luar kastil, Rei terheran-heran saat melihat makhluk dengan jumlah ratusan terbang cepat menuju tempatnya ia berada saat ini. Dengan cepat, ia langsung menghubungi Yuri. "Yuri! Sembunyikan kastil guild. Cepat!"

Yuri yang sekarang masih membersihkan debu-debu yang ada di lemari penyimpanan mereka terdiam sejenak, berusaha mencerna ucapan Rei yang tiba-tiba itu. Segera ia tinggalkan kemoceng itu dan berlari menuju kamarnya mengambil buku sihir miliknya. Setelah itu dia kembali ke aula guild. Luna yang saat itu masih di dapur bersama Ares mendengar langkah kaki Yuri yang seperti orang yang terburu-buru pun segera menyusul ke aula guild, tempat suara itu berakhir.

"Kak Yuri. Ada apa?" tanya Luna yang tampak kebingungan. "Serangan musuh. Rei menyuruhku untuk menyembunyikan kastil guild ini." Buku sihir milik Yuri, Ancient Grimoire, seketika terbuka. Yuri mengatur napasnya sejenak sebelum mengeksekusi skill miliknya.

"Magus spell...

Code Name: Material Dematerialization...

Object Type: Building...

Object Invisibility, Activate!"

Perlahan, dinding-dinding kastil guild perlahan memudar, berubah menjadi tembus pandang, setidaknya menurut penglihatan orang yang berada di luar kastil. Saat kastil itu telah menghilang sepenuhnya, sosok yang mereka kenal sebagai pimpinan guild itu mulai nampak. Di hadapannya, ratusan orang, mungkin bisa dibilang sepasukan makhluk bersayap dan berzirah perak berdiri menghadang.

"Gardia?" tanya Luna terheran-heran saat melihat pasukan itu. Mereka tahu betul Gardia. Penyeimbang sistem yang bekerja di bawah perintah Game Master. Gardia akan melakukan apapun untuk menjaga sistem tetap seimbang. Beberapa pemain yang mereka ketahui berurusan dengan Gardia berakhir dengan cara-cara yang tidak menyenangkan. Mulai dari rollback akun hingga yang paling parah, mereka tidak bisa bermain hingga 24 jam.

Unit_001 melangkah ke depan. "Cepat serahkan temanmu!" Pedangnya yang besar itu menancap ke tanah begitu ia selesai mengucapkannya.

"Siapa maksudmu? Teman yang mana?" Rei bertanya pada unit Gardia itu.

Unit Gardia itu kemudian membuka jendela perintah. Dengan menggunakan suara, ia menjalankan beberapa perintah.

"Executing commands...

Target player : Rei

Showing all friend lists...

Searching for targets...

Keyword : Yuri"

Begitu hasil pencariannya itu tampak, ia langsung menunjukkannya pada Rei.

Di hadapan Rei, kini muncul data-data berkaitan dengan Yuri.

Nickname : Yuri

Class : Mage

Pet Name : Timmie

Special Technique :

Time Reverse (Limitation : 1)

Memoria (Individual Skill)

Dan masih banyak data lainnya. "Lalu?"

"Cepat beritahu aku di mana dia!" perintah unit Gardia itu.

"Bagaimana jika tidak?" Rei bertanya balik, menantang unit Gardia itu.

Unit_001 lalu mengacungkan pedangnya ke arah Rei. "Jika tidak... kau akan menerima penghakiman dari para Gardia karena berusaha menghalangi kami."


Chapter 2 of ?

Words : 886


Fiuh... akhirnya selese bab 2 ini. Oh, ya. Aku mau beritahu kalo aku ga mau buru2 nyelesein ini. Kenapa? Takutnya kalo gw terlalu buru2, entar malah ga selese kaya cerita gw yg lain. Jadwal update ga tentu. Yang pasti, setelah gw pub satu chapter, gw istirahat nulis, terus baru besoknya lanjutin nulis lagi. Udah segitu aja. Terimakasih :)

Midgardr OnlineWhere stories live. Discover now