Pertarungan itu terjadi dengan cepat. Mereka saling beradu pedang di tanah, sedetik kemudian di udara, dan kembali ke tanah. Yuri, Ares, dan Luna yang menyaksikan mereka berdua bahkan terkadang tak mampu mengikuti alur pertarungan mereka.
"Ada apa ini? Kenapa berisik sekali di luar?" tanya Ryan yang berjalan ke arah Yuri. Bersamanya, Ellie juga menanyakan hal yang sama dalam benaknya. Sesekali mereka menguap, pertanda mereka baru saja terbangun.
"Pasukan Gardia." Jawaban singkat dari Yuri, namun mereka paham betul akan jawaban itu. "Rei sedang berusaha mengusir mereka."
"Sendirian? Aku akan membantunya kalau begitu." Ryan segera mengambil senjatanya di gudang persenjataan milik guild. Yuri dengan cepat mencegahnya tepat sebelum Ryan membuka pintu besar itu. Ia mencekal tangan Ryan, mencegahnya untuk membuka pintu itu.
"Jangan ke luar!" perintah Yuri. Tekad Ryan yang kuat membuat Yuri bekerja ekstra untuk mencekal tangan Ryan.
"Lepaskan!" Emosinya terkumpul saat ini. Ingin rasanya ia meledak, memarahi siapapun yang berani mencegahnya untuk membantu pemimpin mereka. "Lalu apa? Kau biarkan dia berjuang sendiri selagi kita berlindung di sini?" Emosinya semakin meledak-ledak dalam dirinya. "Lepaskan tanganku!"
Ryan menghentakkan tangannya dengan kencang hingga tangannya terlepas dari genggaman Yuri. "Dengar!" Amarah Yuri nampaknya juga tersulut. "Aku sedang berusaha melindungi semua yang ada di sini. Oke?" Tatapannya mengeras pada Ryan. "Jika salah satu dari kita keluar dari sini, Gardia akan mengetahui posisi kita dan tidak segan untuk menyerang kastil. Dan aku tidak bisa melindungi ataupun ikut bertarung dengan kalian saat itu terjadi. Kau mengerti?!"
Mata Ryan membola, terkejut karena sebelumnya Yuri belum pernah menunjukkan sisi ini padanya. Sementara itu, di luar terjadi pertarungan yang sengit. Rei masih bertarung dengan Unit_001.
"Kau membuatnya sulit, Rei." Unit_001 lalu menurunkan pedangnya. "Cukup serahkan Yuri dan kami akan pergi dari sini." Sementara itu, semua orang yang berada di dalam kastil mendengar percakapan dua orang itu.
"Aku harus keluar," ucap Yuri kemudian. Yuri melangkahkan kakinya menuju pintu guild dan membukanya sedikit. Tepat sebelum pintu ia keluar, tangan di bahunya mencegahnya melangkah lebih jauh.
"Tetaplah di sini," ucap orang itu. Yuri mengenali suara itu. Tanpa menoleh, Yuri menanggapi ucapan orang itu.
"Lalu, apa yang harus aku lakukan, Jack? Aku tidak bisa berdiam di sini selagi Rei mengorbankan dirinya karena diriku." Yuri lalu menoleh ke belakang dan bertatap muka dengan Jack.
"Kau tidak bersalah. Dan Rei akan membuktikan itu." Tangan kanan Jack lalu terulur untuk menahan pintu guild di depannya. "Lagipula, Rei yang menyuruhmu menggunakan sihir itu, kan? Dia hanya mau bertanggungjawab atas perbuatannya itu."
Sementara itu, di luar kastil guild. "Yuri tidak bersalah. Aku yang menyuruhnya menggunakan sihir itu. Jadi, akulah yang harusnya kalian cari."
"Tidak. GM telah memutuskan bahwa Yuri bersalah. Dan kami akan menghakiminya atas kesalahan itu." Salah satu dari pasukan Gardia itu mendekat ke arah Unit_001. Dia lalu membisikkan sesuatu ke telinga Unit_001. Unit_001 tampak senang dengan apapun yang dibisikkan itu. "Segera laksanakan," ucapnya pelan pada unit itu. Unit itu hanya mengangguk lalu kembali ke pasukan. Unit itu lalu mengangguk pada teman-temannya seolah memberi suatu kode perintah.
Sayap-sayap putih itu terkembang. Pasukan Gardia itu mengepakkan sayap mereka dan terbang ke atas. Mereka membentuk formasi lingkaran besar di atas Rei. Secara bersama-sama, pasukan Gardia itu mengucap suatu perintah.
YOU ARE READING
Midgardr Online
FantasyTahun 2066, teknologi Realitas Maya (Virtual Reality) telah berkembang pesat. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi tersebut, hadirlah sebuah game VRMMORPG berjudul Midgardr Online. Di dalam game tersebut, terdapat guild terkuat yang terus mendu...