“Dire, Dearest Little Girl”
📸Malam menyelimuti langit Desa Guryoung dengan kekelaman yang amat sangat pekat.
Bau selokan yang tersumbat bercampur dengan bau tumpukan sampah memenuhi rongga hidung hingga membuat sesak bagi orang yang tidak terbiasa.
Sementara sebagian besar orang-orang tampak sudah terbuai dalam mimpi atau sekedar menghangat diri di dalam rumah masing-masing, sesosok wanita muda berjalan terseok di tengah kegelapan malam.
Perutnya yang besar membuatnya sulit berjalan. Kedua kakinya yang membengkak, kalah dengan hawa beku di akhir musim dingin kali ini.
“Sebentar ya sayang, sebentar lagi kita sampai.” ia mengelus perut buncitnya lembut, tetap melangkah dengan sisa tenaganya.
Lima menit terlewat lambat, langkahnya pun terhenti saat maniknya mendapati neon box terang yang masih menyala dari kejauhan.
“Kita sampai, aegi-ya..” bisiknya pelan.
🎞
Dua jam waktu yang dihabiskan untuk membawa kehidupan baru ke dunia. Dua jam dihabiskan mempertaruhkan nyawa demi mendengar detak jantung sang buah hati yang berada di dalam kandungannya selama sembulan bulan lebih.
Dan dikala sang belahan jiwa sudah terbebas dari dalam kantung rahim dan dibawa melihat dunia,
Jantung dipaksa untuk kembali memompa.
Karena tidak ada tangis yang menggema, tidak ada suara indah sang malaikat yang menyapa dunia.
Sosok bidan yang membantu persalinan membuka surgical mask-nya dengan segera.
Raut wajahnya memucat saat sosok yang ia bantu keluar melihat dunia, tidak memberikan respon apa-apa sama sekali.
Dua, tiga kali tekanan di dada mungil.
Satu, dua kali sedotan pipet di mulut.
Dan diulang teratur serta cepat dan hati-hati.
Namun tangisan sang malaikat masih tidak terdengar.
Sang Ibu menangis terisak pilu, lemas hampir tak berdaya menatap sosok belahan jiwa tengah bertarung dengan nyawanya.
“Menangislah, aegi-ya... tidak apa menangis.. menangislah, Eomma mohon..”
Dua menit berselang,
Sang malaikat yang masih berbalut sisa kulit ari dan darah itu akhirnya membuka mata dan menagis sekuat tenaga.
Wajahnya semerah tomat matang, tangan kecilnya mengerat —mengepal serta menggapai-gapai.
Sorak syukur bergema. Bertaut dengan tangisan indah yang dinanti cukup lama.
“Gamsahamnida... gamsahamnida, aegi-ya...”
🎞
Sang malaikat kecil tidak tahu, kenapa ia meminum susu murah dari sebuah botol dot bekas dengan karet puting yang sudah tidak layak pakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dire, Dear Memories || MEMORIES SAGA SIDE STORIES
Fanfiction【COMPLETED】 【Two Main Stories of Memories Saga】 ❝ You've heard about our memories. Then now, welcome to our dire memories ❞