Saatnya Nesya sekolah, rasanya ia tak ingin berangkat karena takut menderita lagi. Namun, demi belajar ia rela menanggung semua yang akan terjadi sampai ia lulus.
Hari harinya sama saja membosankan. Namun selalu ada Hany disisinya. Walau banyak yang tak suka pada Nesya, Hany tetap ada.
Saat Hany tak masuk sekolah selalu saja ada anak lelaki mengganggu Nesya.
"Wahaha, anak anjing mau lewat" kata Hiksal.
Hiksal menarik kerudung Nesya hingga rambutnya nampak.
"Hiksal, jangan ganggu aku"
"wah, anjingnya bisa bicara"Hiksal tertawa.
Nesya lalu duduk ditempat duduknya dan berusaha menahan tangisannya. Tiba tiba, sebuah kayu ventilasi terjatuh tepat di kepala Nesya. Nesya mengerang kesakitan.
"Sorry Nes, aku tidak sengaja menedang bola ke ventilasi itu, makanya jatuh" Cris meminta maaf.
Nesya hanya diam dan menahan sakitnya. Hanya beberapa orang yang mempunyai sedikit rasa peduli.
"Nes, kamu gapapa?" tanya Vela dan Putri.
"Iya gapapa" Nesya memegang kepalanya.
Sebenarnya Nesya ingin marah, kepalanya sangat pusing terdapat benjolan. Sunggu nasib tidak ada yang perduli akan dirinya.
Nesya bergegas ke toilet, ia memandang dirinya di cermin. Terlihat sayup mata lelah. Nesya pun terduduk dan memeluk lututnya. Ia menangis, badannya gemetar. Entah sampai kapan ia mampu menahan semuanya. Ingin dirinya mengakhiri semuanya. Namun ia tau kalau itu menghasilkan dosa. Nesya berusaha tegar, Ia yakin Allah akan berpihak padanya.
Ketika di rumah Nesya berusaha mati matian belajar agar menjadi juara kelas. Nesya mengikuti les ditempat gurunya. Beruntung ibu Nesya mulai mengalami peningkatan ekonomi, sehingga mampu membayar les Nesya. Nesya paham ibunya terkadang kelelahan sehingga emosinya meningkat. Ia memaklumi semua itu.
Saat di les Nesya sangat cepat tangkap dengan materi yang disampaikan. Di sekolah pun ia selalu memiliki nilai sempurna. Banyak teman yang pura pura baik terhadap Nesya karena ingin memanfaatkan saja.
"Nes, kita main musically yuk"ajak jidah.
"Yuk"
Mereka selalu mengambil perhatian Nesya. Jidah dan temannya selalu meminta jawaban kepada Nesya. Nesya selalu baik dan mau memberikannya. Ia beranggapan bahwa jidah merupakan teman terbaik di les dan di sekolah.
Saat itu, Nesya dimasukkan ke grup chat di Whatsapp. Nesya menggunakan nomor hp baru. Hp ia yang lama hilang dicuri. Nesya sangat senang karena keberadaannya mulai diketahui.
"Setelah sekian lamanya, sebuah keberadaan dianggap ada, dulu seolah bayangan belaka, ada namun tak pernah dilirik, selalu diinjak, padahal selalu menyertai" batin Nesya.
GRUP CHAT WHATSAP
SEKOLAH DINDING HIJAU*Hai, semuanya
+628 153688****
Kamu siapa?*Aku Nesya kelas VI C
*Dijual kacang 1 milyar sekiloHaidar:
Mahal cuyJidah:
caper wkwk*aku ga caper, cuman pengen on di gc ini aja
KAMU SEDANG MEMBACA
The Memories
General FictionSimponi hidup berwarna, terisi isak kehidupan, suka duka teori pertemanan, tertera menjadi kenangan. Tercantum di sebuah rangkaian lembaran putih~