005

12 3 1
                                    

Sore ini langit sangat bersahabat dengan gradasi warna jingga kemerahan yang menghias hingga ujung cakrawala, membuat berjuta pasang mata tak bosan untuk memandang.

Tak terkecuali untuk seorang gadis yang kini berdiri di tengah-tengah sebuah jembatan penyeberangan menatap lurus kearah langit sore yang kini tengah menampakkan eloknya.

Raut datar namun sarat akan kerapuhan seolah memberitahukan seberapa berat beban yang kini ia pikul. Entah helaan nafas yang keberapa kali telah dilakukannya, bahu merosot, dengan langkah gontai mengantarkannya hingga ke seberang jalan yang ia tuju.

Entah apa yang kini ada dalam pikirannya. Jika dilihat dari segi penampilan dia terlihat seperti seorang pegawai di sebuah kantor, kemeja berwarna baby pink dipadukan dengan rok span selutut dan tatanan rambut yang tak serapi pagi tadi membuatnya seperti pegawai yang telah di PHK secara paksa, oh atau memang iya.

Tiba disebuah halte yang penuh dengan manusia yang juga ingin mengendarai bus kota, membuatnya urung mendekat, pikirnya pasti mereka akan berebutan jika busnya tiba nanti. Dengan tubuh mungil dan kurus sudah jelas dirinya akan mudah digeser. Dan benar saja ketika bus tiba para manusia yang sejak tadi menunggu angkutan umum tersebut berebutan untuk menaiki bus demi mendapat tempat ternyaman untuk sampai di rumah demi mengistirahatkan tubuh setelah seharian beraktivitas.

"Akhh.. aduh, pak maaf kalau jalan pelan-pelan dong" rutuknya yang tak sengaja tersenggol oleh seorang pekerja kantoran berbadan cukup besar yang terburu-buru memasuki bus yang tak lama lagi akan menutup pintunya hingga membuat tubuhnya terhempas di depan halte.

Sang pria tak melihat kejadian dramatis tersebut tetap memasuki bus dengan perasaan takut tak mendapat tempat duduk.

"Ck gak punya mata apa?! Duh.. jadi lecet gini lutut ama siku gue.. perih banget lagi.. minta maaf pun nggak!! Dasar!"

Insiden tadi membuatnya mendapat luka kecil berupa lecet pada lutut dan siku yang kini mengeluarkan cairan merah segar.

"Ssshh.. perih banget lagi, sial banget sih gue hari ini".

Bangun hati-hati dan mendudukkan diri di kursi halte yang kini telah kosong meninggalkan dirinya sendiri dengan perasaan yang campur aduk.

"Aw.. astaga perih banget, di kantor dikasi masa percobaan, dikhianati temen sendiri, jatuh dari bus, diliatin orang-orang bukannya nolongin malah di gibahin, mana malu banget lagi. Gue ini ada masalah apa sih? Oh masalah gue banyak" monolognya dengan suara lirih meratapi nasib.

"Hahh.. rasanya nggak mau pulang aja, eh tapi kalau nggak pulang adik-adik gue siapa yang jagain?"

Mengingat adik-adiknya di rumah membuat kesedihannya sedikit berkurang. Dalam hidupnya, yang ada hanya untuk memberikan kehidupan yang layak untuk adik-adiknya kelak.
Mengusap sudut mata yang sedikit berair dan menarik nafas dalam-dalam menata perasaannya.

"Gue harus kuat demi adik-adik gue, semangat Rim!" Soraknya pada diri sendiri dengan pengepalkan tangan di udara.

"Oh udah jam segini, harus cepet-cepet ke kafe kalau telat lagi Pak Bos bisa marah dan gue gak mau dipecat lagi cukup di kantor yang dikasi masa percobaan".

Melanjutkan langkahnya dengan luka yang belum mengering menuju kafe tempatnya bekerja paruh waktu tanpa menunggu bus berikutnya.

***

"Ada apasih Tae kok tiba-tiba ngajak ketemuan gini? Lu ada masalah ye? Sini cerita ke gue, kali aja gue bisa bantu". Ucap Jimin memecah lamunan Taehyung yang sedari tadi memandang keluar dari balik dinding transparan dari kafe yang cukup nyaman tersebut.

"Oh.. ya.. kenapa Jim? Lu tadi ngomong apa?"

"Ck lu dari tadi ngelamun ya? Dasar tau gini gue langsung cabut Tae" kesal Jimin yang ternyata di abaikan sedari tadi.

"Hehe sorry Jim, gue lagi ada masalah dan lu tau kan gue kalau gue ada masalah pasti kepikiran terus".

"Yayaya.. terus maksud lu ngajak gue kesini apa Tae?"

"Mau curhat hehe"

"Curhat apanya dari tadi lu ngelamun mulu" balas Jimin dengan raut jengkel yang jatuhnya malah menggemaskan.

"Sorry Jim.. sorry, hari ini gue traktir lu"

"Ya udah kamu mau curhat apa Kim Taehyung??" Ucap Jimin yang kini berubah 180 derajat setelah mendengar kata 'traktir' dari Taehyung.

"Dasar.. denger kata traktir aja langsung garcep"

"Ya emang harus gitu, kan lu yang mau curhat. Eh lu mau curhat apa btw?"

"Gini Jim, emak gue udah pengen gue... Nikah".

***

#luvnoona



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Are || KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang